Mohon tunggu...
ichsan mikail
ichsan mikail Mohon Tunggu... Novelis - Full time blogger

Pengarang novel Transition, novel Dimension of Dreams, dan kumpulan cerpen Province Memoir. Standby di official website : mikailearn.my.id

Selanjutnya

Tutup

Film

Metafisika Romantis The X-files

31 Maret 2021   16:21 Diperbarui: 11 Agustus 2021   08:12 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal kritis

Saya tahu asumsi Mulder dan Scully atau salah satu dari mereka ketika beraksi mampu mengatasi sosok antagonis. Aku tidak akan bilang dua agen tersebut tidak 'merasakan' genre mereka sambil berkaca dari pengalaman. Akan tetapi, bidang yang digeluti adalah kasus X-Files : supranatural dan jenis kejahatan di luar kemampuan manusia biasa. Maksudku FBI punya pasukan atau paling tidak panggillah bantuan yang diperlukan sebelum mendekati bahaya. Mereka bukan agen MIB bersenjata canggih melainkan hanya bermodal pistol standar dan skill bela diri pas-pasan.

Gaya amerika (Hollywood) tampaknya tidak terlepas dari karakter sok jagoan namun aku yakin seorang agen khusus penyelidik federal harus mengambil keputusan cepat melakukan ott monster pembunuh. Para penonton bisa mengatakan itulah film (fiksi), terkadang tidak realistis.

Selain itu, genre horror lebih eksplisit daripada genre mystery yang merupakan perbedaan mendasar. Apabila dua genre ini bercampur (misalnya : alien yang over exposed), akan merusak bagian-bagian terbaiknya (mysteries). Inilah kelemahan serial X-files. Meskipun demikian, tiap-tiap season mengandung pemisahan tersebut sehingga menjadi beberapa episode terbaik. Episode terburuk ada di S3 : E20 menjurus komedi.

Hingga S5, Dana Scully terlalu sering melakukan 'playing victim' bertema extra terestrial dan eksperimen rahasia berlarut-larut bergantian dengan Mulder di beberapa season. Tuntutan skenario tersebut agak menggerus daya tariknya, sementara Mulder relatif konsisten.

Seharusnya alur cerita tidak membiarkan Scully menyaksikan penampakan sebanyak perkara ghaib yang dialami rekannya, namun Scully terlibat terlalu dalam sehingga dua positioning berbeda bercampur-aduk. Sampai di sini agak berkebalikan dengan hipotesa Karlina Supelli. Scully mencapai puncak lebih dulu disusul Mulder. Bukankah ini mirip cara kerja Tuhan? Kelak mereka bersama-sama menyingkap puncak misteri dan saat itulah serial The X-files berakhir -atau tidak.

Tampaknya kreator The X-files mencoba beragam eksperimen misalnya membuat serial itu more entertaining, biar menjangkau lebih banyak penonton dll. Tentu tidak semua orang senang karena karakter film secara keseluruhan memudar. Mulder bercanda sesekali kurasa cukup.

Kesimpulan
The X-files bukan serial detektif atau teori konspirasi yang paling populer, bukan puIa pionir ; ia ada di pertengahan riwayat cerita science fiction. Meskipun demikian, setahuku kisah Mulder-Scully ialah salah satu leader dari segi teknik penceritaan : bagaimana skenario menahan informasi dan menjalin benang merah.

Teknologi perfilman semakin maju dan para sineas beserta kru terdorong memamerkan lebih banyak detil. Seperti komentarku di tulisan lain, menampilkan semua hal adalah tugas documentary. Film fiksi harus mengenakan 'scope'. Sutradara bekerja untuk mengundang imajinasi penonton. Ia tidak perlu mengumbar camera movement, menelisik terlalu dalam isi benda-benda, bak filsafat. Cukup bagaimana mata manusia biasa melihatnya. Di sinilah keunggulan film-film klasik abad 20.

Sumber :
- Serial The X-files tayang di aplikasi Disney+
- Youtube : Karlina Supelli

@mikailearns

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun