Mohon tunggu...
Mikaila Ramadhany
Mikaila Ramadhany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Prodi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Social phenomenon is my to go interest

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Artificial Intelligence: Menghilangkan atau Mempermudah Pekerjaan?

9 Juli 2023   05:40 Diperbarui: 9 Juli 2023   10:09 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Headway on Unsplash   

Tangerang Selatan -- Sejak 2020, manusia mulai lebih bergantung pada teknologi untuk melakukan aktivitas karena adanya lockdown ketika pandemi COVID-19 terjadi. Kegiatan dan rutinitas manusia terganggu karena tidak bisa keluar rumah sehingga diharuskan untuk beradaptasi. Sebagai contoh, karena adanya keterbatasan ruang, manusia beradaptasi untuk tetap melakukan pertemuan yang biasanya dilakukan secara tatap muka, melalui media digital seperti Zoom Meeting dan Google Meet. 

 Hal ini memicu ketergantungan masyarakat dan masih berkelanjutan hingga pada masa new normal, terutama di bidang sosial dan bisnis. Tingkat penggunaan teknologi yang tinggi pun akhirnya melahirkan beragam jenis teknologi baru, salah satunya adalah AI atau Artificial Intelligence. AI adalah teknologi baru yang digunakan untuk meniru perilaku manusia atau, dan sama seperti namanya, teknologi ini disebut sebagai kecerdasan buatan.

Seiring dengan kemajuan teknologi, saat ini masyarakat hampir di seluruh dunia sudah pernah atau bahkan telah bergantung sepenuhnya dengan AI, termasuk di Indonesia. Salah satu jenis AI seperti Siri dan Alexa, merupakan technology assistance yang dibuat untuk membantu manusia di kehidupan sehari-hari ketika menggunakan smartgadget. 

Begitupun dengan jenis E-Money atau uang elektronik berupa kartu yang kini aktif digunakan pada berbagai fasilitas umum di Indonesia, khususnya di kota besar seperti Jakarta. Beberapa jenis AI tersebut telah cukup populer di Indonesia dan sudah mulai banyak digunakan dalam keseharian. Kepopuleran AI di Indonesia ini didukung oleh beberapa hal yang menjadi faktor utama maraknya penyebaran AI di Indonesia, antara lain aksesibilitas dan tingkat penggunaan internet pada masyarakat yang tinggi (Alyoshina, 2019).

Kegiatan masyarakat yang telah menggunakan teknologi AI beberapa diantaranya adalah smartphones, keamanan dan pengawasan, social media, navigasi, smarthome, dan e-commerce. E-commerce atau perdagangan elektronik kini sudah semakin familiar di masyarakat karena dampaknya yang telah mempermudah konsumen dalam berbelanja. Berbelanja online sudah menjadi pilihan utama mayoritas masyarakat saat ini dikarenakan konsumen tidak perlu lagi untuk pergi ke pusat perbelanjaan, atau setidaknya lebih meminimalisir effort mereka dalam berbelanja. 

Bahkan, sekarang kita bisa memesan hal-hal sepele yang tersedia di convenience store terdekat hanya dengan menggunakan jasa layanan ojek online yang sudah tidak asing lagi. Adapun kita pergi ke pusat perbelanjaan, sudah banyak dari tempat perbelanjaan yang menggunakan metode pembayaran cashless, atau tidak menggunakan uang tunai. Sebagai gantinya, kita dapat membayar menggunakan QRIS serta platform-platform media pembayaran lainnya.

Selain dalam bidang e-commerce, teknologi AI ini juga tersedia dalam bidang keamanan dan pengawasan, yaitu dengan diberlakukannya E-Tilang sejak 22 September 2022 lalu. Dimana polisi lalu lintas tidak perlu memberhentikan pengendara yang melanggar peraturan lalu lintas, melainkan berganti dengan kamera yang memiliki teknologi pintar sebagai sensor anomali yang kemudian mencatat nomor kendaraan secara otomatis dari pelanggaran tersebut. Tentunya dengan adanya E-Tilang ini, penegakkan peraturan lalu lintas menjadi lebih efisien karena pelanggar tidak dapat bersembunyi dari kamera, sekaligus menertibkan dan meminimalisir terjadinya aktivitas suap terhadap petugas.

Dengan adanya teknologi AI, kita juga dapat dengan mudah untuk bersosialisasi di dunia digital, seperti pada media sosial. Teknologi AI berguna sebagai pengatur dalam proses synchronize data pengguna media sosial hingga terciptalah sebuah algoritma, yang nantinya algoritma tersebut bekerja sesuai dengan interest pengguna. Contohnya pada pertama kali pembuatan akun Twitter, aplikasi akan bertanya kepada pengguna mengenai topik-topik yang disukai/diminati. Setelah pengguna mengisi data tersebut, pada aplikasi akan bermunculan unggahan-unggahan dengan topik yang sesuai pilihan.

Melihat beberapa kasus diatas, hal ini telah memunculkan asumsi atas ancaman hilangnya pekerjaan yang dapat tergantikan oleh canggihnya teknologi AI. Namun, apabila dianalisis kembali, pekerjaan-pekerjaan yang berpotensi tergantikan hanya jenis pekerjaan yang memiliki suatu rutinitas dan polanya dapat terbaca oleh teknologi serta tidak memerlukan adanya spesialisasi (Tiwari, 2023). 

Situasi tersebut menandakan bahwa dengan adanya pengalihan pekerjaan yang diambil oleh teknologi, pekerja harus lebih meningkatkan atau mempelajari keterampilan baru agar tetap memiliki pekerjaan, yang tentunya secara terselubung merupakan dampak positif karena sudah sebaiknya kita peduli dan berupaya untuk terus melakukan self-development atau pengembangan diri.

Menurut Word Development Report 2019 (Group, 2019), terdapat empat hal terkait peran teknologi dalam penciptaan lapangan kerja dan perkembangan ekonomi suatu negara. Pertama, perusahaan-perusahaan dapat tumbuh lebih cepat sebagai dampak dari transformasi digital. Kedua, perusahaan berbasis platform digital akan meningkat dan akan mengakibatkan meluasnya jangkauan manusia. Ketiga, teknologi mengubah kemampuan atau skills yang diperlukan perusahaan. Keempat, teknologi akan mengubah cara bagaimana manusia bekerja.

 Berdasarkan empat hal ini, dapat disimpulkan bahwa perubahan dalam ketenagakerjaan tidak dapat dihindari. Pekerja dapat meningkatkan keterampilan mereka atas permintaan perusahaan dan akan melibatkan individu yang berkemampuan kognitif tinggi, memiliki problem solver skills, dan apik dalam bekerja. Keberadaan teknologi AI hanya akan menjadi pelengkap untuk aktivitas manusia, bukan menggantikannya (Adha et al., 2020). 

Dengan begitu, kecanggihan teknologi akan mendukung efisiensi kerja serta menjaga keseimbangan antara hidup dengan pekerjaan. Analisis tersebut menunjukan bahwa keberadaan AI bukanlah suatu hal yang buruk, melainkan membuat pekerjaan menjadi lebih efisien dan low-cost, menjadi peluang untuk masyarakat dalam meningkatkan self-skill, serta mensejahterakan kehidupan masa depan.

Photo by Andy Kelly on Unsplash   
Photo by Andy Kelly on Unsplash   

Dalam upaya mempersiapkan diri untuk mengimbangi teknologi, menjadi sebuah catatan bagi para stakeholder dan  berbagai lembaga pendidikan di Indonesia guna menyesuaikan kurikulum serta mengawasi pendidikan yang sesuai untuk kesiapan masa depan bangsa. Generasi di masa depan akan membutuhkan persiapan dan pendidikan yang berkualitas tinggi untuk dapat terus meningkatkan kemampuan dan siap menghadapi berbagai situasi lapangan kerja mendatang.

References

Adha, L. H., Asyhadie, Z., & Kusuma, R. (2020). DIGITALISASI INDUSTRI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KETENAGAKERJAAN DAN HUBUNGAN KERJA DI INDONESIA. Jurnal Kompilasi Hukum, 5(2), 267--298. https://doi.org/https://doi.org/10.29303/jkh.v5i2.49

Alyoshina, I. (2019). Artificial Intelligence as a Challenge for Industries, Economy and Society. International Conference Technology & Entrepreneurship in Digital Society, April, 132--134. https://doi.org/10.17747/teds-2018-132-134

Group, W. B. (2019). The Changing Nature of Work. In World Development Report 2019. https://doi.org/10.1596/978-1-4648-1328-3

Tiwari, R. (2023). The Impact of AI and Machine Learning on Job Displacement and Employment Opportunities. Interantional Journal of Scientific Research in Engineering and Management, 07(01), 1--8. https://doi.org/10.55041/ijsrem17506

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun