Mohon tunggu...
Mikail Haykal
Mikail Haykal Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta kuliner nusantara dan kopi

Eat, pastry, and repeat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna di Balik Nasi Tumpeng 17 Agustus Saat Malam Tirakat

6 Agustus 2020   19:23 Diperbarui: 8 Agustus 2020   17:03 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tisabilaganusantara.com

Pada umumnya saat malam tirakatan perayaan hari Kemerdekaan Indonesia, juga akan diselingi dengan acara memotong nasi tumpeng 17 Agustus. Biasanya para tetua atau para perangkat desa akan ditunjuk untuk melakukan tradisi potong tumpeng ini. Tapi pernahkah Anda bertanya, mengapa hampir selalu ada acara memotong nasi tumpeng di setiap malam tirakatan 17 Agustus?

Seperti yang dilansir dari nasikotakindonesia.com, dalam kehidupan masyarakat Indonesia, terutama para masyarakat suku Jawa, nasi tumpeng memiliki makna yang mendalam. Di mana pada masa nenek moyang Bangsa Indonesia yang notabene masih menganut sistem kepercayaan, percaya jika roh-roh leluhur dan para dewa bersemayam di puncak-puncak gunung. 

Oleh sebab itu sebagai bentuk persembahan kepada roh leluhur dan para dewa, mereka membuat nasi yang dibentuk mengerucut seperti puncak gunung atau yang kini lebih dikenal dengan sebutan nasi tumpeng. Namun setelah sistem kepercayaan mulai ditinggalkan, masyarakat Indonesia menjadikan tradisi membuat dan memotong nasi tumpeng sebagai tanda ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam kepercayaan masyarakat Jawa sendiri, tumpeng memiliki kalimat akronim yang penuh makna yaitu 'yen metu kudu sing mempeng'. Maksud dari akronim tersebut adalah mengingatkan manusia jika setiap pekerjaan harus dilakukan dengan serius dan sungguh-sungguh sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal. 

Selain itu bentuk nasi tumpeng yang mengerucut dan menjulang juga memiliki interpretasi mengenai konsep ketuhanan yang mempunyai derajat tinggi dan esa. Selain itu, konsep menjulang tinggi ini juga menggambarkan harapan agar tingkat kehidupan manusia semakin tinggi atau sejahtera.

Nasi tumpeng 17 Agustus yang kita tahu, dibuat dari nasi yang diberi tambahan perasan air kunyit sehingga menghasilkan nasi berwarna kuning. Warna kuning dari nasi tumpeng 17 Agustus juga memiliki makna tersendiri. Di mana warna nasi melambangkan emas yang bermakna kekayaan. 

Bukan itu saja, berbagai lauk yang menjadi pelengkap nasi tumpeng 17 Agustus pun sarat akan makna. Biasanya penyajian nasi tumpeng juga dilengkapi dengan 7 jenis lauk. Angka 7 dalam bahasa Jawa sendiri disebut pitu, yang oleh masyarakat Jawa kerap diartikan juga sebagai lambang pitulungan atau pertolongan. Jadi, 7 lauk yang dijadikan pelengkap nasi tumpeng dilambangkan sebagai permohonan untuk mendapatkan pertolongan dari Yang Maha Kuasa.

Beberapa jenis lauk yang biasa dapat ditemukan sebagai menu pelengkap nasi tumpeng 17 Agustus adalah ayam ingkung. Ayam ingkung adalah olahan ayam jantan utuh yang dimasak dengan bumbu opor. Masakan ayam ingkung ini pun dalam filosofi Jawa dilambangkan sebagai belenggu yang mengikat, sehingga ayam ingkung dimaknai sebagai sikap pasrah atas kekuasaan Tuhan. 

Sedangkan pemilihan ayam jago pada ingkung diartikan agar manusia menghindari sifat sombong dan ingin menang sendiri seperti yang dimiliki oleh ayam jantan.

Kemudian juga ada urap sayur. Sayuran segar yang biasanya dibuat dari beberapa jenis sayur dan diberi bumbu kelapa ini dilambangkan sebagai harapan agar manusia selalu membuat pertimbangan yang baik dalam memilih segala sesuatu, serta saling melindungi satu sama lain. Dan ada pula lauk berupa sambal ikan teri yang menjadi simbol kekayaan laut Indonesia. Ikan teri biasanya hidup bergerombol di perairan, hal ini pun dijadikan lambang sebagai contoh agar masyarakat Indonesia dapat hidup rukun dan menjunjung tinggi persatuan walau memiliki banyak perbedaan.

Dari penjelasan mengenai makna tirakatan dan juga nasi tumpeng, bisa ditarik kesimpulan jika hadirnya nasi tumpeng dalam acara malam tirakatan perayaan Hari Kemerdekaan merupakan simbol atau lambang syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kemerdekaan yang berhasil diraih oleh Rakyat Indonesia, sekaligus menjadi simbol pengharapan agar Indonesia senantiasa dalam perlindungan-Nya, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun