Pengalaman mengambil bagian dalam kepanitiaan itu kemudian dievaluasi dan direfleksikan. Melalui refleksi, kita dapat mengevaluasi tindakan kita, memahami kekuatan dan kelemahan kita, serta mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Nilai-nilai seperti cura personalis (perhatian terhadap individu), magis (berusaha untuk melakukan yang terbaik), dan men and women for others (menjadi pribadi yang peduli dan melayani orang lain) menjadi lebih nyata dan terinternalisasi dalam diri kita. Dengan demikian, pengalaman kepanitiaan tidak hanya menjadi sekadar tugas yang diselesaikan, tetapi juga menjadi proses pembelajaran yang mendalam dan bermakna.
Kolese Kanisius telah membuktikan bahwa pendidikan yang baik tidak hanya tentang prestasi akademik, tetapi juga tentang pengembangan karakter dan keterampilan. Melalui berbagai kegiatan pengembangan diri, Kolese Kanisius memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan. Pengalaman saya di Kolese Kanisius telah membentuk saya menjadi pribadi yang lebih baik, lebih percaya diri, dan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan. Dengan demikian, Kolese Kanisius tidak hanya mencetak siswa yang cerdas, tetapi juga pemimpin yang berkarakter dan peduli terhadap sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H