Mohon tunggu...
Mikael Alden Lokan
Mikael Alden Lokan Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

saya berkegiatan di sekolah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prabowo dan Trump bagi Ekonomi Indonesia, Peluang atau Ancaman?

20 November 2024   22:00 Diperbarui: 20 November 2024   23:29 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemenangan Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia dan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat menciptakan peluang kerja sama strategis yang dapat membawa manfaat signifikan bagi ekonomi Indonesia. 

Dalam konteks geopolitik dan ekonomi global yang dinamis, hubungan kedua pemimpin ini memiliki potensi memperkuat posisi Indonesia di tingkat internasional. Namun, ada tantangan besar yang harus diantisipasi untuk memaksimalkan keuntungan dari hubungan ini.

Peluang Ekonomi dari Kolaborasi Bilateral

  1. Investasi Infrastruktur yang Lebih Besar
    Trump dikenal dengan pendekatan pro-infrastruktur selama masa kepemimpinannya sebelumnya, mendorong pembangunan besar-besaran untuk meningkatkan daya saing ekonomi domestik. Pendekatan serupa dapat diadaptasi oleh pemerintahan Prabowo. Investasi dalam jalan tol, pelabuhan, bandara, dan jalur kereta api tidak hanya meningkatkan efisiensi logistik nasional tetapi juga membuka peluang besar untuk sektor pariwisata dan perdagangan internasional.

    Dengan dukungan AS, Indonesia juga dapat menarik investasi dalam teknologi konstruksi canggih dan pembiayaan proyek infrastruktur. Hal ini penting untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah dan akses ke pasar internasional.

  2. Pemberdayaan UKM Melalui Teknologi
    Salah satu dampak positif dari proteksionisme Trump adalah dorongan untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia agar memperkuat sektor domestik. Pemerintahan Prabowo dapat memanfaatkan momentum ini untuk mengembangkan UKM melalui pelatihan digital, e-commerce, dan pengembangan produk berbasis inovasi. Dengan akses pasar global yang lebih luas, UKM dapat berkontribusi lebih besar pada pertumbuhan ekonomi nasional.

  3. Diversifikasi Mitra Dagang dan Pasar Baru
    Kebijakan "America First" Trump mungkin memaksa Indonesia untuk lebih aktif dalam diversifikasi perdagangan. ASEAN, Asia Timur, dan kawasan Pasifik menawarkan peluang besar untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada pasar AS. Perjanjian perdagangan regional seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dapat menjadi platform untuk memperluas jaringan pasar dan transfer teknologi.

  4. Peningkatan Keberlanjutan dan Energi Hijau
    Meskipun Trump tidak memprioritaskan isu lingkungan, Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menjadi pemimpin global dalam energi hijau. Dengan mempromosikan produk ramah lingkungan dan memperluas investasi di sektor energi terbarukan, Indonesia dapat menarik perhatian investor internasional yang fokus pada keberlanjutan7.

Tantangan yang Harus Diantisipasi

  1. Tekanan Nilai Tukar Rupiah
    Dengan kebijakan fiskal AS yang cenderung memperkuat dolar, nilai tukar rupiah berisiko melemah. Hal ini dapat meningkatkan biaya impor dan membatasi investasi asing di Indonesia. Bank Indonesia perlu terus menjaga stabilitas moneter dengan kebijakan suku bunga yang fleksibel.

  2. Ketegangan Geopolitik dan Perdagangan
    Di bawah Trump, ketegangan antara AS dan Tiongkok dapat memengaruhi rantai pasok global. Indonesia harus memperkuat kerja sama regional dan berinovasi untuk mengatasi hambatan perdagangan yang muncul dari ketegangan ini.

  3. Kesenjangan dalam Agenda Kebijakan
    Meskipun ada peluang kerja sama, perbedaan dalam prioritas kebijakan seperti isu keberlanjutan dan pendekatan perdagangan internasional dapat menjadi hambatan. Pemerintah Indonesia harus memanfaatkan diplomasi untuk menjembatani perbedaan ini demi kepentingan nasional.

Strategi Memaksimalkan Peluang

Untuk memastikan kolaborasi Prabowo dan Trump berdampak positif pada ekonomi Indonesia, beberapa langkah strategis perlu diambil:

  • Memperkuat Diplomasi Ekonomi: Fokus pada dialog bilateral untuk mendapatkan kesepakatan perdagangan yang adil, investasi teknologi, dan dukungan infrastruktur.
  • Memprioritaskan UKM dan Teknologi Digital: Memberikan akses pelatihan, pendanaan, dan jaringan pasar internasional untuk mendorong daya saing UKM.
  • Diversifikasi Mitra Dagang: Aktif mengeksplorasi pasar baru di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan.
  • Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Domestik: Investasi dalam sektor energi, pertanian, dan manufaktur yang berkelanjutan.

Kesimpulan

Kolaborasi antara Presiden Prabowo dan Presiden Trump membawa peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat posisi ekonominya di kancah global. Namun, keberhasilan strategi ini bergantung pada kemampuan pemerintah Indonesia untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan setiap peluang dengan bijak. Dengan visi yang jelas, kolaborasi ini dapat menjadi pendorong utama dalam perjalanan Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun