Mohon tunggu...
Mika
Mika Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Halo, saya mika, seorang murid di Sekolah Dian Harapan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jadilah Pemersatu Bangsa, bukan Pemecah Bangsa

9 September 2024   20:54 Diperbarui: 9 September 2024   21:01 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mari kita mengambil salah satu peristiwa tersebut sebagai contoh, yaitu pemberontakan PRRI/PERMESTA. Pemberontakan PRRI/PERMESTA terjadi karena adanya masalah ekonomi, mereka merasa bahwa dana pembangunan yang diterima dari pemerintah pusat tidak memuaskan, sehingga mereka tidak percaya akan pemerintah. Juga, mereka merasa bahwa mereka tidak bisa menyampaikan opini mereka ke pemerintah, karena itulah dibuat dewan daerah untuk menyalurkan opini mereka.  

Pemberontakan PERMESTA (Perjuangan Rakyat Semesta) dan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) mulai pada waktu yang berbeda, tetapi keduanya di latar belakangi oleh hal yang sama. PERMESTA mulai pada 2 Maret 1957 yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Ventje Sumual. Sedangkan PRRI mulai pada 15 Februari 1958 yang dipimpin oleh Ahmad Husain.

UPAYA MENGHADAPI ANCAMAN

Sebagai masyarakat Indonesia dan masa depan Indonesia, kita harus mempunyai kemampuan untuk melihat ancaman-ancaman di sekitar kita yang dapat merusak integrasi bangsa. Sering kali tanpa kita ketahui, ancaman tersebut dapat muncul di lingkungan sekitar kita. Contohnya, bagi kita yang tinggal di Jawa mungkin tidak merasakan bahwa pembangunan di Jawa terkadang lebih bagus dibandingkan di pulau lain. Hal tersebut dapat menyebabkan disintegrasi.

Untuk menghadapi ancaman-ancaman yang ada, kita harus berusaha untuk mencegah dengan melakukan beberapa hal.  

Yang pertama, kita harus mempunyai rasa patriotisme. Rasa patriotisme ini berarti rasa cinta terhadap tanah air, terhadap bangsa kita. Dengan rasa patriotisme, masyarakat akan menyadari bahwa kepentingan negara itu lebih penting dibandingkan kepentingan kelompok ataupun kepentingan diri sendiri. Jika ada pun keputusan pemerintah yang menimbulkan perbincangan, hal tersebut dapat diselesaikan dengan berdiskusi.

Yang kedua, kita harus menghilangkan sikap primordialisme. Sikap primordialisme ini adalah sikap atau pandangan yang masih memegang kuat hal-hal tertentu yang dibawa sejak mereka kecil. Contohnya adalah kepercayaan, adat-istiadat. Sikap primordialisme ini dapat memengaruhi bagaimana orang berpikir.

Yang ketiga, kita harus hati-hati ketika membaca informasi di sosial media. Karena informasi di sosial media tidak selalu benar dan bisa saja kata-katanya di putar sehingga maknanya sudah berbeda dari yang sebenarnya.

Sebagai pemerintah, mereka harus meningkatkan kepercayaan masyarakat. Karena jika masyarakat percaya dengan pemerintahnya, maka akan terjadi lebih sedikit pemberontakan. Sering kali perpecahan dapat disebabkan oleh perbedaan opini yang didasari oleh keputusan pemerintah. Dengan masyarakat yang memercayai pemerintah, maka rasa tidak setuju akan berkurang.

Sebagai masyarakat, tentunya kita harus menjaga ketertiban kita dan kita harus berusaha menjaga kesatuan Indonesia. Sebagai masyarakat kita harus berusaha untuk tidak menimbulkan masalah dengan toleransi, menghargai sesama, dan ketika ada masalah, solusi pertama adalah untuk berdiskusi, tidak menyerang.

Terakhir, sebagai pelajar, kita adalah masa depan bangsa. Karena itu, dari sekarang kita harus mempelajari mengenai integrasi dan pentingnya integrasi. Kita sebagai pelajar harus menyadari dari sekarang bahwa untuk kebaikan bersama, kita harus bersatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun