Perkembangan zaman dan perubahan teknologi menjadi salah satu faktor tergesernya kebiasaan dan budaya masyarakat terutama di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa ideologi budaya atau adat leluhur di Indonesia sudah mulai luntur.
Ideologi menurut KBBI merupakan kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup serta cara berpikir seseorang atau suatu golongan serta paham, teori dan tujuan yang merupakan satu program sosial politik. Ideologi dapat disebarluaskan sehingga banyak hingga saat ini paham ideologi yang muncul melalui pemikiran manusia. Seiring berjalannya waktu peleburan ideologi pun terjadi.Â
Peleburan budaya memang sudah sering terjadi namun dikarenakan adanya kegelisahan masyarakat mengenai bahwa budaya tradisional akan ditinggalkan maka melalui film banyak sutradara yang mengangkat kembali budaya-budaya tradisional bahkan adat-adat Jawa dengan sudut pandang beragam.Â
Tak lama ini kita sudah bisa merasakan kembali bahwa banyak sutradara yang memasukkan nilai adat Jawa ke dalam filmnya. sutradara menjadi salah satu media untuk mengkomunikasikan bagaimana menyampaikan kegelisahan masyarakat tradisional mengenai adat mereka.Â
Adapun dua film yang sangat kental dengan adat Jawa yaitu Kucumbu Tubuh Indahku(2018) dan film Mantan Manten(2019).Â
Analisis film akan dilakukan menggunakan metodologi analisis teks yang artinya bahwa pembuktian hasil analisis akan merujuk pada teks yang ada dalam film.Â
Jika dalam film kucumbu tubuh indahku para pelaku atau aktor 90% menggunakan bahasa Jawa sedangkan di film mantan manten 90% aktor menggunakan bahasa Indonesia. Namun yang perlu menjadi sorotan adalah budaya Jawa yang diangkat dan disorot lebih mendalam oleh sutradara.
Dalam film kucumbu tubuh indahku tokoh utama yaitu Wahyu Juno merupakan anak yang berasal dari pelosok desa di Banyumas. Wahyu Juno beserta keluarga besarnya sangat memegang teguh budaya Banyumas, Jawa. Di dalam film banyak sekali gambar-gambar dan bantuan dengan teks berbahasa Jawa untuk membangun pemahaman bahasa oleh penonton.Â
Istilah-istilah dalam tokoh pun sesuai dengan panggilan dalam bahasa Jawa seperti adik perempuan dari orang tua disebut Bulik yang dibaca Bulk. Â
Kalimat lainnya adalah "iki gemblaku! sopo sing wani nyuwil kulit lan daginge, aku tandingi!", Tuturan ini memiliki maksud mengancam yaitu itu ada kata kata-kata "sopo o sing wani" yang artinya siapa saja yang berani. Yang menjadi fungsi subjek yakni sopo o dan fungsi predikat yaitu sing wani, jadi struktur kalimat dalam penanda ancaman tersebut adalah subjek-predikat (S-P).Â
Kalimat ini muncul saat scene para penari Lengger termasuk salah satunya Juno harus tampil di acara cara besar yang dihadiri oleh kepala Bupati. Lalu salah satu teman Juno memberitahu kalimat tersebut yang artinya bahwa Juno lebih baik kamu tersenyum saat menari agar bisa mendapat gaji atau uang dari Pak Bupati. Kalimat ini termasuk kalimat larangan karena Juno dilarang untuk mengekspresikan perasaannya sesungguhnya saat itu.Â
Dalam beberapa adegan juga ideologi budaya Jawa sangat kental ditunjukkan dengan salah satu petinju desa yang akan menikah dan memesan baju pernikahan di tempat Juno bekerja dan disitu model pakaian atau kostum pernikahan menggunakan adat Jawa.Â
Juru Paes juga awalnya menggunakan bahan semacam lilin bernama Pidih tetapi seiring berjalannya waktu banyak para penata rias memilih menggunakan cairan celak karena lebih aman untuk kulit. Jika mendengar kata PAES, maka banyak sekali makna yang dapat disiratkan dari setiap lekuk Paes.Â
Adapun istilahnya yaitu yang pertama Rerenggan yang artinya untuk mempercantik dan memiliki filosofi yaitu doa pada setiap lekukan Paes. yang kedua yaitu penunggul atau Gajahan merupakan bulatan berbentuk seperti ujung telur yang biasanya berada di atas tengah dahi pengantin perempuan. lalu setelahnya ada pengapit yaitu lekukan yang berada di samping kanan dan kiri penunggul.
Godheg yaitu lakukan yang memperindah bentuk cabang yang biasanya berada di dekat telinga. Yang terakhir ada Cithak yaitu hiasan berbentuk belah ketupat yang memiliki fungsi memperindah bentuk Paes.Â
Juru paes tidak hanya sekedar penata rias pengantin melainkan juga seorang ahli dalam memahami seluk beluk yang sudah pakem dalam pernikahan adat Jawa. Juru Paes tugasnya juga memberikan nasihat dan saran mengenai kehidupan berumah tangga kepada kedua mempelai terutama para mempelai perempuan.
Juru paes wajib dan biasanya dianggap menjadi tokoh adat dalam pernikahan adat Jawa karena juru paes orang yang paling paham makna simbolis dari setiap barang dan lekuk beluk proses pernikahan.Â
Melalui kedua film tersebut ideologi budaya Jawa atau adat Jawa ada dalam film walaupun memang tidak menjadi fokus utama penyampaian pesan, namun dengan penyajian dan proses membalut budaya tersebut menyiratkan para penonton untuk mengetahui dan menyadarkan atas kegelisahan atas isu tergesernya budaya Jawa.Â
SEMANGAT TERUS PER-FILM-AN INDONESIA!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H