Kata orang, buku adalah jendela dunia, jendela untuk melihat apapun yang ingin kau lihat tapi kenapa tidak ada yang mengatakan buku adalah pintunya dunia?.... mungkin cuma doraemon yang punya pintu ajaib, bisa pergi kemana yang kau inginkan…
Kata orang, buku adalah guru yang tidak pernah marah. Buku akan mencintai siapa pun yang membukanya, memberi perlindungan dan persahabatan serta tak menuntut apa pun sebagai balasan. Dia (buku) dengan pasrah merelakan siapa saja menjamahnya bebas tanpa pernah protes. Tetap diam walaupun berdebu dan kotor di pojok rak, tak pernah protes. Pendengar yang sabar saat pembaca memprotes marah ketika tak menerima apapun yang ditemui didalam buku tersebut  ataupun saat air mata membasahi tiap sudutnya.
Kata orang, buku adalah teman sejati. Â Buku tak pernah meninggalkan kita, meskipun kita memperlakukannya dengan buruk.
Kata orang, kata-kata akan abadi, walaupun kata-kata itu musnah terbakar…
Apakah ada sesuatu di dunia ini yang bisa lebih indah daripada huruf-huruf di atas kertas? Lambang keajaiban, suara mereka yang bungkam, dunia yang tak terbayangkan, dan lebih hebat lagi dari itu, merekalah (buku) pengusir kesedihan, teman dalam kesepian. Pelindung rahasia, pengungkap kebenaran (inkheart). Sebagai bukti, banyak buku-buku bestseller berkisah perjalanan hidup seseorang yang penuh dengan kesedihan dalam mencari makna kehidupan.
Buku, kata orang bisa mengubah hati pembacanya menjadi lembut dan memaafkan tetapi tidak jarang juga menjadi senjata yang mematikan. Buku bisa menjadi pedang, pedang yang akan menghunus langsung ke ulu hati siapa saja yang menjadi musuhnya. Tidakkah pernah kita lihat bagaimana dua kubu saling beradu argument tentang sapa yang benar lewat sebuah buku?. Masing-masing berlomba-lomba menciptakan sebuah buku sabagai jawaban atas buku yang lain. Tapi pernahkah buku memprotes karena dilibatkan disituasi yang tidak mengenakkan itu?
Masihkah tetap mengatakan pencinta buku itu sebagai kutu buku? Jika dari sebuah buku dapat mengubah dunia, damai ataupun perang? Kutu adalah binatang berukuran kecil hingga sangat kecil, sering diidentikkan dengan serangga perusak.
Masih wajarkah di panggil kutu buku? Jika tiap jengkalnya, tiap sudutnya tangan-tangan halus membelai dan merawatnya?
Kata apakah yang pantas untuk sebagai penggantinya?
Gajah buku?
Tak terbayangkan seorang pecinta buku punya belalai (hehehe lucu juga)
Hmmmm….dinosaurus buku?
Seperti telah di jelaskan kata-kata akan abadi walaupun kata-kata itu telah musnah, seperti seekor dinosaurus yang telah punah. Tapi tetap saja bukan julukan yang bagus untuk seorang pecinta buku.
Buku tetaplah buku, sebagaimana adanya….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H