Mohon tunggu...
Yuni Rahmi
Yuni Rahmi Mohon Tunggu... -

Jika suara tidak lagi memberi makna, maka tulisan adalah solusinya...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sepenggal Kisah Momo (Michael Ende)

30 Januari 2011   12:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:03 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

****….kadang-kadang, jalanan membentang panjang di depan kita. Dan kita pikir jalanannya panjang sekali, takkan ada yang sanggup, begitu kita pikir.

Dan habis itu kita mulai buru-buru. Semakin lama kita semakin terburu-buru. Dan setiap kali kita menoleh, kita melihat bahwa jalanan yang belum dikerjakan tetap saja panjang. Dan kita semakin kalang-kabut, kita mulai ketakutan, akhirnya kita kehabisan napas dan tidak sanggup meneruskan pekerjaan. Dan jalanan tetap saja membentang. Itu cara yang keliru.

Kita jangan pikirkan seluruh jalanan sekaligus. Pikirkan langkah berikut saja, seperti menyapu halaman, tarikan napas berikut, ayunan sapu berikut. Lalu yang berikutnya lagi….

Dengan cara itu, pekerjaan kita akan menyenangkan. Itu penting, sebab kita jadi bekerja dengan baik. Dan begitulah seharusnya.

Tiba-tiba kita sadar bahwa seluruh jalanan sudah selesai dikerjakan, selangkah demi selangkah. Kita sendiri tidak ingat bagaimana caranya, dan kita juga tidak kehabisan napas…****

Begitu juga hidup yang q pahami, dunia itu luas, semakin jauh kita memandang ke depan semakin perasaan takut menghantui. Bagaimana kita nanti di masa depan? Masih tetapkah kita bertahan dengan tantangan yang ada?. Mampukah kita bertahan dengan semua beban yang kita pikul?.

Berpikir tentang sesuatu yang belum terjadi ataupun berpikir tentang hal belum tentu pasti adanya, berpikit tentang pekerjaan yang bertumpuk, yang belum selesai kita kerjakan, sungguh menyiksa…

Menikmati setiap apapun yang kita lakukan, menikmati setiap apapun yang telah dibebankan kepada kita, setiap tarikkan napas, setiap detiknya, tidakkah begitu menyenangkan…..

Apapun yang terjadi tentang masa lalu maupun masa depan, lakukanlah yang terbaik. Bukankah masa depan terjadi karena adanya pengaruh apa yang kita lakukan saat ini… ya berpikir tentang saat ini, detik ini juga….

Tetaplah bertahan kawan, jangan bersedih….

Hidup terlalu indah untuk dilewati setiap detiknya, karena tiada siaran tunda. Detik yang lalu telah berlalu dan menjadi masa lalu….

Tatap masa depan dengan senyuman, dan bersabarlah…

Niat yang baik akan berakhir dengan kebaikan juga, itu pasti…

Wallahu’alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun