Menatap awan dan menantikan mega duduk di pangkuannya. Yang sempat hilang, perlahan pergi, dan berganti.
Sementara hujan menciptakan cerita baru, bersama untaian kata dan frase. Dan semerbak angin dibiarkannya membawa cerita-cerita lalu.
Dalam dinding jasadku, biar kutanam rangkaian rindu-rinduku. Sampailah dalam pejamku, aku mengingatmu, di sini, di hati ini. Tiada tersisa.
Tidurlah, nak! Rembulan pun tak lagi bersinar. Biar esok kau temui saja mentari, bila perlu kau jemput saja ia!
............................
31 Januari 2014
Ummie S. Wahiuney
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!