Setelah melewati waktu pendaftaran tanggal 23-30 Juni 2021, tercatat ada 34 orang penulis yang telah siap menyukseskan event menulis Novel Bareng (NoBar). Event NoBar ini diadakan oleh komunitas blog Secangkir Kopi Bersama (EsKaBer).
Untuk memudahkan komunikasi, dibentuklah sebuah grup WhatsApp bernama Novelbareng. Di tengah perjalanan, seorang penulis mengundurkan diri karena kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan. Bagian yang menjadi tanggungjawabnya kemudian diisi oleh Daeng KP; panggilan akrab Khrisna Pabichara (penulis sekaligus penyunting KAPV).
Aturan menulisnya cukup sederhana. Sebagai pemantik, Daeng KP akan menulis Bab 1. Setiap penulis sesuai urutan saat mendaftar, berkewajiban untuk melanjutkan Bab berikutnya. Penulis diberikan kebebasan untuk menuangkan kreativitas dan mengekspresikan imajinasinya. Tenggat waktu penulis adalah 5 hari untuk menyelesaikan tulisannya. Bab 35 sebagai bab terakhir akan ditulis Daeng KP.
Para penulis diwajibkan mengunggah tulisannya di website Eskaber, agar tulisan mereka dapat dibaca penulis lainnya. Bab 1 yang diunggah pada tanggal 01 Juli 2021 menjadi pemantik awal cerita NoBar yang fenomenal.
Agar ada keberlanjutan alur cerita, para penulis diharapkan dapat membaca dan mengikuti tulisan dari penulis pada bab-bab sebelumnya. Namun hal ini tidak sepenuhnya dilakukan oleh beberapa penulis. Sehingga terkesan hanya berkutat pada bab yang menjadi tanggung jawabnya semata.
Hal ini tentunya menimbulkan kesulitan dalam penyuntingan. Sehingga memerlukan waktu penyuntingan yang lebih panjang dan lama. Alhasil, sebagai penyunting Daeng KP dan Jia Effendie sangat berperan besar untuk menuntaskannya. Sehingga pada akhirnya, penerbit One Peach Media dapat mewujudkan novel KAPV dalam bentuk nyata.
Saya mendapat giliran untuk menulis Bab 22. Dua puluh satu bab sebelumnya dicermati dan dibuat ringkasannya. Agar tokoh yang akan diulas pada Bab 22 menyatu dan selaras dengan alur cerita yang telah ditulis oleh para penulis sebelumnya.
Bab 22 bertema "Perang Amarah dan Cinta". Bercerita tentang Segara yang setelah mendengar alunan lagu Ati Raja ciptaan Hoo Eng Djie (seniman peranakan Tionghoa Makassar) teringat akan kampung halamannya, Butta Turatea. Dimana Baba Rudi tetangganya, pernah menasehatinya untuk menghentikan dendamnya kepada Craen Mark.
Nasehat tersebut menyadarkan diri Segara untuk menghentikan balas dendam. Tidak ingin menambah korban lagi setelah kematian ayah dan pamannya, Segara kemudian bertekad mencari dan melindungi Flora, perempuan yang dicintainya.
Bab 22 yang mengangkat pentingnya mengalahkan kemarahan dengan cinta kasih ini, diunggah pada tanggal 21 September 2021.