Justru berlomba menutup mata,
Demi rasa nyaman pribadi semata,
Malas hati menguasai jiwa.
Mengaku tidur, menyumpal telinga,
Padahal ia sadar sepenuhnya,
Ada seseorang yang urgensinya utama,
Seperti mendapatkan empuknya kursi bis kota.
Lalu, minimnya beberapa patah diksi,
Seperti ungkapan "terima kasih' yang sederhana sekali,
"Maaf" dan juga "permisi",
Mengapa jadi begini?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!