Mohon tunggu...
MiftaRhm
MiftaRhm Mohon Tunggu... Mahasiswa - prose sebagai mahasiswa di Universitas Islam Nahdlatul Ulama

saya Miftakhurohmah atau biasa dipanggil Mifta hobi saya menggambar dan juga traveling profesi saya sebagai mahasiwa dan buruh pabrik konten yang saya suka adalah cerita horor

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ramadhan Datang Kekerasan Massa 2024 Meningkat

7 April 2024   08:59 Diperbarui: 7 April 2024   09:26 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan ramadhan sering kali ditunggu akan kedatangannya. Bulan ini adalah bulan yang dirindukan umat muslim di seluruh dunia karena terdapat keberkahan dan terbukannya pintu amal kebaikan. Namun mengapa banyak isu kekerasan di tahun 2024?, apa bedanya tahun 20224 dengan tahun sebelum-sebelumnya? mengapa ramadhan tahun ini berbeda? apa permasalahannya? dan bagaimana caranya mengembalikan rasa aman dan nyaman di bulan ramadhan?

Seperti yang diketahui dalam berita akhir-akhir ini bahwa kekerasan melunjak dibulan ramadhan 2024. Kekerasan tersebut meliputi keributan warga menegur sekelompok pemuda saat keliling untuk bangunin sahur (Sawangan-Depok, Jawa Barat), seorang emak-emak mengamuk karena terganggu dengan suara tadarus al-quran (Kampung Baru, Subussalam, Aceh pada selasa (26/3/2024)), tawuran antar kelompok berbagi takjil (Kramat Raya, Senen, Jakpus), kekerasan dibalik fenomena perang sahur (lampung, 18/3/2024), dan peristiwa klitih di Jogja dan Semarang. Kekerasan memang sudah ada sejak zaman dahulu hingga sekarang, namun kenapa kekerasan tersebut terjadi dibulan yang penuh dengan keberkahan ini. Anehnya lagi saat kebiasaan yang sudah jadi tradisi dibulan ramadhan seperti tadarus al-quran, pembagian takjil, dan aksi keliling bangunin sahur sekarang jadi bahan kekerasan massa di tahun 2024.

Dikutip dari laman sebelumnya, tindakan kekerasan selama bulan ramadhan meningkat dua kali lipat dari hari biasanya. hal ini dikarenakan permasalahan ekonomi, dimana nafsu yang menguasai diri mengakibatkan pemberontakan emosi yang meningkat. Rasa lelah dan capek dituntut untuk bekerja dari pagi buta sampai malam, sehingga waktu tidur jadi berkurang dan mengakibatkan ketidakstabilan dalam mengontrol emosi. Dibilang wajar emang iya, tetapi perlu adanya batasan. Sebagai seorang muslim kita tidak dianjurkan untuk melakukan kekerasan terhadap sesama saudara seagama maupun beda agama. Islam mengajarkan toleransi dan hidup rukun kepada sesama. Setiap permasalahan bisa diselesaikan dengan musyawarah dan mufakat bukan dengan cara kekerasan. Indonesia adalah negara hukum, maka alangkah baiknya jangan main hakim sendiri. Uang bisa dicari namun nyawa hanya satu dalam raga. Marilah bersama-sama rayakan hari yang penuh fitri ini dengan ucap minal aizin walfaizin mohon maaf lahir dan batin. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun