Menjadi seorang pemimpin di lembaga pendidikan bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan dedikasi dan kompetensi tinggi untuk membawa lembaga pendidikan ke arah yang lebih baik. Hal ini dibuktikan oleh Kepala Sekolah SMK Terpadu Takwa Belitang, Bapak Sri Handono, S.Pd. melalui kepemimpinannya yang visioner dan dinamis selama hampir satu dekade memimpin SMK bergengsi di Belitang ini.
Dalam sebuah kesempatan wawancara dengan mahasiswa Universitas Nurul Huda, Bapak Sri Handono menguraikan prinsip-prinsip kepemimpinan yang diterapkannya selama ini. Menurut beliau, kriteria pemimpin yang baik adalah mampu membangun komunikasi yang baik dengan bawahan, tidak bersikap diktator, dan mau mendengarkan aspirasi dari bawahan.
"Seorang pemimpin yang baik harus bisa membangun kedekatan dengan bawahan tanpa adanya gap. Seorang pemimpin juga harus bersedia mendengarkan keluhan dan masukan dari bawahan demi kemajuan organisasi," ujar Bapak Sri Handono.
Lebih lanjut, beliau menekankan perlunya seorang pemimpin menjadi teladan dan memiliki etika yang baik. Menurutnya, sikap atau attitude seorang pemimpin dalam berkomunikasi sangat menentukan keberhasilan membangun hubungan dan kepercayaan dari para bawahan.
Untuk membangun komunikasi yang baik, Bapak Sri Handono menerapkan sistem briefing pagi sebelum KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dimulai. Kegiatan ini sekaligus menjadi wadah untuk menampung keluhan dan aspirasi para guru dan staf SMK Takwa Belitang. Meskipun memiliki ruangan kerja khusus, beliau lebih sering terjun langsung ke lapangan. Baginya, semua ruangan di sekolah adalah ruang kerjanya sehingga komunikasi dapat terjalin secara langsung dengan seluruh warga sekolah kapan pun dan di mana pun.
"Saya ingin membangun komunikasi langsung dengan bawahan, jadi kantor saya ada dimana-mana, setiap ruangan adalah kantor saya," tutur Bapak Sri Handono.
Dalam pengambilan keputusan, Bapak Sri Handono senantiasa mengedepankan musyawarah dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan di SMK Takwa Belitang. Menurut beliau, keputusan terbaik adalah keputusan bersama, bukan keputusan pribadi semata.
Ketika terjadi miss komunikasi di internal sekolah, beliau ikut untuk menyelesaikannya dengan cara memanggil yang bersangkutan untuk bermusyawarah dengan staf humas dan di bantu bimbingan pengawas pendidikan. Di luar sekolah, Bapak Sri Handono juga aktif membangun jaringan dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan yaitu Dinas Pendidikan, Pemerintah Daerah, termasuk Yayasan Pendiri Sekolah terutama pada saat ada event atau kegiatan. Menurutnya, membangun komunikasi dan hubungan baik dengan berbagai pihak sangat penting demi kemajuan SMK Terpadu Takwa Belitang.
Dalam menjaga hubungan baik dengan atasan, Bapak Sri Handono selalu mengedepankan sikap sopan santun dan etika yang baik. Ia berupaya memperkenalkan diri apa adanya kepada atasan untuk menjalin komunikasi yang hangat, tidak kaku.
"Komunikasi efektif itu tetap kita jalin dengan pucuk pimpinan dengan mengedepankan etika dan atitude," ujar Bapak Sri Handono.
Menurut Bapak Sri Handono, kunci kepemimpinan yang baik adalah berada di hati para bawahan. Oleh karena itu, beliau berpesan kepada calon pemimpin di masa depan untuk tidak bersikap egois dan selalu melakukan perubahan untuk perbaikan organisasi.
"Perubahan wajib dilakukan dengan tujuan perbaikan. Kembangkan program yang sudah baik, perbaiki program yang kurang baik," imbuh Bapak Sri Handono.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang tepat, Bapak Sri Handono telah membawa SMK Terpadu Takwa Belitang menjadi sekolah unggulan yang diminati banyak kalangan. Sungguh teladan yang patut ditiru oleh para calon pemimpin masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H