Penerapan kebijakan hijau ini dapat mempengaruhi ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan, termasuk potensi dampak pada inflasi (greenflation) jika terdapat biaya tambahan yang diterapkan pada sektor-sektor tertentu.
Lebih lanjut, contoh konkrit dari efek greenflation ini adalah kendaraan listrik yang menggunakan lebih dari enam kali lebih banyak mineral daripada mobil dan/atau kendaraan konvensional lainnya. Sementara itu, pembangkit listrik tenaga angin di lepas pantai yang digadang-gadang sebagai sumber energi bersih ternyata membutuhkan lebih dari tujuh kali jumlah tembaga dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar gas
Hal tersebut tentu saja membuktikan bahwa pada dasarnya, teknologi hijau membutuhkan logam dan mineral jauh lebih besar ketimbang teknologi konvensional terutama pada masa transisi.
Pergeseran teknologi konvensional menuju teknologi hijau ini menciptakan paradoks penting dalam gagasan pertempuran melawan perubahan iklim, bahwa semakin cepat pergeseran menuju ekonomi yang lebih hijau, maka semakin mahal pula harganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H