Mohon tunggu...
Miftahussururi
Miftahussururi Mohon Tunggu... Konsultan - Praktisi Pendidikan

Show, Don't Tell

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Konten Kreator dan Butterfly Effect

2 September 2023   03:54 Diperbarui: 2 September 2023   03:56 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumentasi pribadi

Hari Rabu dan Kamis kemarin, saya sangat bersyukur mendapatkan sebuah kehormatan karena bisa bertemu dan memfasilitasi 29 Guru Konten Kreator Pendidikan untuk melakukan refleksi, memantik diskusi, saling belajar dan berbagi, serta mengajak para guru memberikan apresiasi diri.

Ibu Bapak Guru ini adalah pendidik yang bukan hanya menjalankan rutinitas pekerjaan mengajar dan membersamai anak-anak, namun mereka juga membuat dan membagikan praktik nyata pengalaman mengajarnya melalui berbagai platform media sosial. Konten yang dibuat oleh para guru ini sangat beragam, mulai dari berbagai materi/bahan/media/perangkat ajar, tips pengelolaan kelas, pemanfaatan teknologi, sampai konten ringan bersama anak-anak namun syarat makna.

Karya-karya mereka yang mudah diakses dan dapat menggerakkan hati guru lain untuk belajar serta menciptakan kebahagian proses belajar bagi murid-murid di berbagai penjuru negeri. Kita bisa lihat gambar pada slide tiga dimana konten yang dibuat oleh guru mendapatkan atensi dan komentar dari guru lain yang ingin mempelajari dan menerapkannya di kelas guru tersebut.

Saat sesi refleksi dan berbagi kemarin, banyak sekali hidden gem tentang mengapa mereka menjadi guru dan bagaimana cerita awal mula mereka menjadi guru konten kreator. Tak sedikit dari mereka yang menyampaikan bahwa alasan mereka membuat dan membagikan konten pendidikan adalah terinspirasi dari guru lain berbagi pengalaman proses belajar mengajar yang menyenangkan di media sosial.

Bahkan diantara para guru ini yang tidak menyangka bahwa konten yang awalnya dibuat hanya untuk dokumentasi pribadi ternyata dapat membantu rekan-rekan guru yang lain. Sebuah energi atau "virus" kebaikan yang punya peluang besar untuk menular ke rekan sejawatnya yang lain.

Apa yang dilakukan oleh Ibu Bapak Guru tersebut mengingatkan saya pada salah satu scene dan momen di film The Lord of The Rings.

**

Film ini menceritakan bahwa cincin kekuasaan ditemukan kembali setelah ribuan tahun menghilang sehingga bayang-bayang dari kekuatan gelap mulai merebak dan ingin menancapkan kekuasaannya ke segala penjuru dunia. Pada sebuah pos penjagaan perbatasan bangsa elf di Dunia Tengah (Rivendell) terjadi perdebatan hebat dari perwakilan manusia, peri, kurcaci, penyihir, hingga para hobbit yang mendiskusikan bagaimana memusnahkan cincin tersebut.

Semua merasa ketakutan, tidak ada harapan, dan tidak ada yang berani membawa cincin tersebut untuk dimusnahkan ke Gunung Api Mordor yang dipenuhi musuh yang menginginkan cincin tersebut. Cincin itu tidak bisa dihancurkan dengan cara biasa ataupun dengan kekuatan sihir, hanya tempat ia di tempa yang dapat memusnahkan kekuatan gelap tersebut.

Karena cincin itu sangat berbahaya, siapa saja yang memandangnya dapat memiliki hasrat untuk memilikinya. Cincin tersebut memiliki kekuatan untuk berkuasa di atas segala sesuatu di bawah bayang kaki kekuasaannya. Kecuali bagi orang yang di hatinya terdapat kemurnian dan tidak punya hasrat untuk berkuasa.

Setelah berdebat cukup lama, dan tidak ada perwakilan manusia, peri, kurcaci, penyihir yang berani membawa cincin tersebut, akhirnya Frodo Baggins, si Hobbit Kecil yang memberanikan diri membawa cincin tersebut ke Gunung Mordor untuk dihancurkan. Walaupun Frodo merupakan perwakilan yang memiliki tubuh paling kecil dan tidak punya kemampuan bertarung, namun Ketulusan dan keberanian Frodo akhirnya membuat semua persekutuan ---peri, kurcaci, elf, penyihir--- ingin ikut berjuang bersama Frodo menuju Gunung Mordor dan memusnahkan cincin tersebut.

Setelah persekutuan sembilan pembawa cincin tersebut memiliki tujuan yang sama, salah satu perwakilan dari peri Lady Galadriel berkata "even the smallest person can change the course of the future", bahkan orang terkecilpun dapat mengubah jalan masa depan.

**

Saya yakin dengan jika hati Ibu Bapak Guru ini penuh rasa cinta pada anak-anak, ketulusan, dan konsistensi untuk berbagi karya praktik pengalaman mengajarnya, maka apa yang dilakukan Ibu Bapak Guru Konten Kreator Pendidikan ini dapat menumbuhkan semangat belajar dan berbagi guru-guru lain sehingga kompetensi guru-guru tersebut dapat bertumbuh sehingga hal tersebut dapat mengubah proses belajar mengajar di ruang-ruang kelas di sekolah menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.

Seperti penemuan peneliti meteorologi Edward Norton Lorenz tentang "butterfly effect" yang menunjukkan bahwa kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brasil secara teori dapat menghasilkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian. Sama dengan hal tersebut, tidak mustahil bahwa satu konten pendidikan positif dan inspiratif yang dibuat oleh Ibu Bapak Guru ini akan dapat memajukan pendidikan di Indonesia.

Terus Tumbuh, Terus Menginspirasi! Ibu Bapak Guru hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun