Mohon tunggu...
Humaniora

Tafsir Ilmiy terhadap Al-Qur’ān (Sebuah Jalan Terjal Menuju Keilmiahan Al-Qur’ān )

25 November 2015   07:16 Diperbarui: 25 November 2015   08:11 1612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

  1. Para tokoh penentang tafsir ilmiy

Dari beberapa kitab dan tulisan yang ada terdapat beberapa nama mufasir yang memposisikan diri sebagai oposan terhadap jenis tafsir ini diantara dari mereka adalah:

  • Abu Ishaq al-Syathibiy (790 H) dalam bukunya “al-Muwâfaqât” menolak tafsir ilmiah dan menyanggah argumen-argumen mereka yang mendukungnya[11].
  • Mahmud Syaltut (1893 – 1963 M). Dia termasuk ulama al-Azhar. Ia menyerang dengan keras terhadap jenis tafsir ini dalam tulisan-tulisannya yang dimuat dalam majalah “al-Risâlah” yang terbit tahun 1941 M.
  • al-Dzahabiy, termasuk salah satu guru besar dalam bidang Ulum al-Qur’ān wa al-Hadits di Universitar al-Azhar. Ia penulis buku “al-Tafsîr waal-Mufassir”. Ia mengikuti jejak al-Syathibiy dalam menolak tafsir ilmiah.
  • Amin al-Khûli (1954 M).
  • Mahmud al-Aqqâd (1964 M).
  • Muhammad Azzah Darûzah (1888 M).
  • Abd al-Adhim al-Zarqâniy, pengarang buku “Manâhil al-Irfân fi Ulûm al-Qur’ān.

Sebagian mufasir yang menolak keberadaan tafsir ilmiy ini adalah pengikut dari imam al-Syatibiy, namun para pengikut ini tidak memberikan banyak sumbangan dalam memberikan argumen penolakan tafsir ini, kebanyakan dari mereka mengulang kembali argumen al-Syathibiy dengan cara yang lain.

 

 

 

 

  1. Klasifikasi tafsir ilmiy

Ali Ridlai’i al-Asfahaniy memberikan klasifikasi dari aspek formal dan metodenya tentang tafsir ilmiy sebagai berikut:

 

  1. Menghasilkan semua sains dari al-Qur’ān

Sebagian para mufasir kuno menganut jenis klasifikasi yang ini seperti Abu Fadl al-Mursy, Abu Hamid Al-Ghazali dll. Mereka berusaha untuk menelorkan semua ilmu bersumber dari al-Qur’ān karena mereka berkeyakinan bahwa segala keilmuwan pasti terdapat dalam al-Qur’ān. Sebagai contoh mereka mengatakan bahwa ayat: “wa idzâ maridltu fahuwa yasyfîni” mengacu pada ilmu kedokteran. Huruf-huruf yang terpisah-pisah (dalam permulaan surat) pada al-Qur’ān dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan Aljabar dll.

 

  1. Menerapkan teori-teori ilmiah kepada al-Qur’ān

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun