Mohon tunggu...
Miftahur Rahman Hakim
Miftahur Rahman Hakim Mohon Tunggu... Dosen - Profil

Pengajar dan Pembelajar Ekonomi Islam IAIN Kendari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tantangan Menyatukan Agama dan Ekonomi

20 September 2023   17:49 Diperbarui: 21 September 2023   17:37 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggabungan agama dan ekonomi adalah isu yang telah diperdebatkan selama berabad-abad. Di satu sisi, agama seringkali memiliki peran yang signifikan dalam pandangan dan nilai-nilai masyarakat, sementara ekonomi adalah jantung dari aktivitas kehidupan sehari-hari. Meskipun terdapat upaya untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip agama dalam praktik ekonomi, sejarah menunjukkan bahwa seringkali sulit untuk menyatukan keduanya secara harmonis.

Pergeseran Nilai: Sejarah mencatat banyak kasus ketika perubahan ekonomi yang cepat dan tekanan global mengakibatkan pergantian nilai-nilai tradisional yang mendasari prinsip-prinsip agama. Misalnya, dalam masa Revolusi Industri di Inggris pada abad ke-18, kemajuan ekonomi menggantikan nilai-nilai yang lebih tradisional dengan nafsu untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, tanpa mempertimbangkan dampak sosialnya

Industrialisasi dan Urbanisasi: Perkembangan industri dan urbanisasi di berbagai negara seringkali mengabaikan prinsip-prinsip agama yang mendorong kehidupan komunitas, keberlanjutan, dan etika bisnis. Kondisi kerja yang buruk, eksploitasi anak-anak, dan kesenjangan sosial yang tumbuh pesat adalah beberapa contoh dampak negatifnya.

Kompetisi Global: Dalam dunia ekonomi yang semakin terhubung secara global, negara-negara seringkali bersaing dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Ini dapat mengarah pada tindakan yang melupakan prinsip-prinsip etika agama seperti keadilan dan keberlanjutan demi mencapai keuntungan ekonomi yang lebih besar.

Contoh Sejarah yang Menunjukkan Tidak Bisa Menyatukan Agama dan Ekonomi

Krisis Finansial 2008: Salah satu contoh nyata yang menunjukkan ketidakmampuan menyatukan agama dan ekonomi adalah krisis finansial global tahun 2008. Di tengah-sarana keuangan dunia yang berfokus pada keuntungan, prinsip-prinsip moral dan etika bisnis seringkali diabaikan. Praktik-praktik spekulatif dan penjualan produk keuangan yang meragukan menyebabkan krisis finansial yang merugikan jutaan orang 

Kapitalisme dan Eksploitasi: Sistem kapitalisme, yang seringkali berfokus pada keuntungan dan persaingan, telah dikritik karena mengabaikan nilai-nilai agama seperti keadilan dan kesejahteraan sosial. Pada abad ke-19, masa Revolusi Industri di Eropa mengakibatkan kondisi kerja yang sangat buruk bagi pekerja, meskipun agama-agama besar mengajarkan kepedulian terhadap sesama.

Pemanfaatan Sumber Daya Alam: Keserakahan dalam pemanfaatan sumber daya alam adalah contoh lain yang menunjukkan kesulitan menyatukan agama dan ekonomi. Pengambilan berlebihan dan eksploitasi sumber daya alam seringkali bertentangan dengan nilai-nilai agama yang mengajarkan keberlanjutan dan kebijaksanaan dalam pengelolaan alam.

Pertanyaannya 

Mungkinkah Agama disatukan dengan Ekonomi atau menjadi dasar ilmu pengetahuan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun