Mohon tunggu...
Miftahul Zovia
Miftahul Zovia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi, Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Nature

Atasi Penurunan Populasi Ikan Selais, Sang Species Kebanggaan Riau

8 Oktober 2022   23:59 Diperbarui: 9 Oktober 2022   00:02 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Ikan selais Tiga Sepadan

Provinsi Riau mempunyai empat sungai besar yaitu Sungai Kampar, Sungai Indragiri, Sungai Rokan dan Sungai Siak. Sungai-sungai ini menjadi habitat utama tumbuh kembangnya organisme perairan terutama ikan air tawar. Salah satu ikan air tawar yang terkenal di daerah Riau dan merupakan plasma nutfah sekaligus ikon Provinsi Riau adalah ikan selais (Ompok hypophthalmus). Ikan ini hidup di daerah Sungai Tapung yang masih merupakan aliran dari Sungai Siak.

Ikan Selais merupakan mascot Provinsi Riau. Hal ini dapat terlihat jelas dengan keberadaan tugu Ikan Selais yang terletak di depan Eks Kantor Walikota Pekanbaru, Jalan Jendral Sudirman, yang diberi nama Tugu Selais Tiga Sepadan dan berbentuk seperti tiga ekor ikan selais berpelukan. Tugu ini dibangun di era Kepemimpinan Walikota Pekanbaru, Drs H. Herman Abdullah, MM dan diresmikan pada Juli tahun 2011.

Tugu Ikan selais Tiga Sepadan
Tugu Ikan selais Tiga Sepadan

Ikan ini dijadikan ikon Provinsi Riau karena merupakan fauna khas Riau dan menjadikan Sungai di Riau menjadi habitatnya. Data Fishbase menyebutkan, Indonesia berada di urutan ketiga sebagai negara yang memiliki spesies ikan air tawar terbanyak di dunia, setelah Brazil dan China. Dari data tersebut diketahui bahwa total spesies ikan air tawar di perairan Indonesia adalah 1.155 spesies, dan 440 diantaranya adalah spesies endemik ikan air tawar.

Ikan selais ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, terutama di bidang kuliner. Ikan selais sering disajikan sebagai olahan makanan asap. Penikmat olahan ikan ini sangat tinggi karena rasanya yang unik dan lezat ditambah bumbu dan rempah yang khas. Tidak sedikit pula wisatawan yang menjadikan olahan ikan ini menjadi oleh-oleh, bahkan ikan ini juga diekspor keluar negeri seperti Malaysia. Selain karena rasanya yang lezat, ikan ini banyak diburu wisatawan juga karena gizi yang terkandung cukup tinggi (kadar air 75,01%, protein 17,0%, lemak 0,44% dan abu 1,43%). Sehingga tidak heran lagi, jika ikan ini memang memiliki peminat yang tinggi.

Peminat yang tinggi dan produksi ikan selais tidak seimbang, dan tidak dapat terus menerus memenuhi permintaan konsumen terhadap ikan ini. Penangkapan dalam skala besar oleh nelayan untuk pemenuhan kebutuhan serta limbah yang mengalir ke perairan sungai menjadi faktor utama penurunan angka populasi ikan selais ini.

Perlu dilakukan observasi lebih lanjut untuk menentukan upaya konservasi ataupun domestikasi dan budidaya  dalam rangka mengatasi penurunan jumlah populasi ikan ini. Salah satu upaya yang sudah mulai diraba masyarakat ialah pelestarian swadaya dalam bentuk budidaya. Budidaya ikan selais ini tidak semudah membudidayakan ikan air tawar lainnya, diperlukan fasilitas khusus, waktu yang lebih lama dan pemilihan benih.

 Budidaya ini banyak dilakukan pertama dengan membuat tambak atau kolam sendiri. Berbeda dengan ikan air tawar lainnya, ikan selais ini adalah ikan perairan dalam, sehingga membutuhkan kolam yang dalam karena sifat ikan ini yang menyukai kegelapan. Selain kolam, pemilihan benih yang baik juga menjadi langkah besar dalam proses budidaya. Pemilihan benih dari induk ini tidak lepas dari pemijahan. Langkah terakhir yang perlu diperhatikan ialah pemilihan pakan yang tepat. Diperlukan pakan yang mengandung protein dan hormon pertumbuhan yang baik. Sebuah penelitian (Ridwan, 2011) membuktikan bahwa teknologi budidaya/pembesaran  ikan  selais    yang  terbaik    adalah  pemeliharaan  dengan    padat  tebar  30  ekor/keramba  ukuran  1x1x1  m  dengan  penambahan  6  mg  triroksin/kg  pakan,  menunjukkan pertumbuhan rata-rata bobot mutlak  24,331  g dan pertumbuhan  rata-rata  panjang  mutlak  12,901  cm.   Laju  pertumbuhan rata-rata bobot harian  4,9% dan kelulushidupan sebesar 100 %.

Dengan adanya penelitian dan observasi lebih lanjut, diharapkan budidaya ikan selais (Ompok hypophthalmus) ini dapat menjadi suatu upaya konservasi untuk mengatasi angka penurunan populasi ikan selais sebagai salah satu plasma nutfah sekaligus species kebanggaan provinsi Riau dan ikon Provinsi Riau tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun