Mohon tunggu...
miftahul ulum
miftahul ulum Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya merupakan Mahasiswa UPN "Veteran" Jawa Timur prodi pariwasata yang memiliki minat juga di bidang Pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis SWOT Potensi Besar dan Tantangan Pengembangan Ekowisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

24 Oktober 2024   22:30 Diperbarui: 24 Oktober 2024   23:23 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Miftahul Ulum Muhammad Fawz, Meisya Aulia Dzuhri, Alda Meisya Putri, Defrangga Tendra Arintoko, Garsione Agni Andrea

Surabaya, Oktober 2024 – Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) kembali menjadi sorotan setelah sebuah analisis SWOT terbaru mengungkapkan potensi besar serta tantangan dalam pengembangan kawasan ini sebagai destinasi ekowisata di Jawa Timur. TNBTS, yang dikenal dengan lanskap alamnya yang indah dan gejala vulkaniknya yang memukau, dinilai memiliki kekuatan yang sangat signifikan dalam menarik wisatawan dari berbagai belahan dunia.

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa kekuatan utama TNBTS terletak pada keindahan alamnya yang ikonik, seperti Gunung Bromo yang aktif dan Gunung Semeru, puncak tertinggi di Pulau Jawa. Selain itu, kawasan ini juga menjadi rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna unik, termasuk beberapa spesies endemik yang menjadikan TNBTS sebagai lokasi penting untuk konservasi keanekaragaman hayati. Pariwisata di kawasan ini telah memberikan kontribusi besar bagi perekonomian lokal, menciptakan banyak lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.

Namun, di balik potensi besar yang dimiliki, kawasan ini juga dihadapkan pada berbagai kelemahan. Dampak negatif dari meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan telah menimbulkan ancaman nyata terhadap kelestarian lingkungan. Erosi tanah, pencemaran, dan kerusakan habitat menjadi tantangan serius yang harus segera diatasi. Selain itu, informasi yang terbatas bagi wisatawan, terutama yang baru pertama kali berkunjung, dapat mengurangi kualitas pengalaman wisata. Beberapa fasilitas umum di kawasan ini juga masih memerlukan perbaikan guna meningkatkan kenyamanan pengunjung.

Dari sisi peluang, analisis ini menggarisbawahi bahwa pengembangan ekowisata di TNBTS masih memiliki prospek yang sangat besar. Promosi yang lebih gencar dan penggunaan media digital diyakini dapat menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, swasta, hingga organisasi non-pemerintah, dapat membantu meningkatkan pengelolaan kawasan dan memperkuat upaya konservasi. Penggunaan teknologi modern, seperti aplikasi wisata dan sistem informasi geografis (GIS), juga berpeluang besar untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan kawasan, memantau kondisi lingkungan, dan memberikan informasi lebih lengkap kepada wisatawan.

Namun, ancaman terhadap TNBTS juga tidak bisa diabaikan. Kawasan ini terletak di zona yang rawan bencana alam, seperti letusan gunung berapi dan tanah longsor. Ancaman ini tidak hanya berisiko terhadap keselamatan wisatawan, tetapi juga dapat mempengaruhi keberlangsungan pariwisata di kawasan tersebut. Selain itu, perubahan iklim global menjadi faktor eksternal lain yang dapat mempengaruhi ekosistem alami TNBTS, mengancam kelangsungan hidup flora dan fauna yang hidup di sana.

Selain ancaman alam, pencemaran lingkungan yang berasal dari aktivitas wisatawan maupun sumber lainnya juga menjadi isu yang harus segera ditangani. Tanpa pengelolaan yang tepat, kawasan ini berisiko kehilangan daya tariknya sebagai destinasi wisata alam yang berkelanjutan. Konflik antara pengelola TNBTS dan masyarakat lokal juga berpotensi menjadi penghambat pengembangan kawasan jika tidak ditangani dengan baik.

Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, analisis ini memberikan beberapa rekomendasi strategis. Pertama, perlu adanya perbaikan infrastruktur dan fasilitas umum guna mendukung kenyamanan wisatawan serta menjaga kebersihan kawasan. Kerjasama erat antara pengelola kawasan dengan pemerintah, pihak swasta, dan organisasi non-pemerintah juga sangat dibutuhkan untuk memastikan pengelolaan yang lebih efektif dan berkelanjutan. Selain itu, penggunaan media sosial dan platform digital lainnya dianggap sebagai langkah penting dalam meningkatkan kesadaran publik terhadap pentingnya menjaga kelestarian TNBTS.

Langkah mitigasi bencana juga harus diprioritaskan, mengingat risiko yang dihadapi kawasan ini. Pengembangan rencana mitigasi yang komprehensif akan membantu mengantisipasi risiko yang dapat dialami wisatawan serta meminimalkan dampak negatif dari bencana alam. Dengan pendekatan yang berkelanjutan dan sinergi antara berbagai pihak, TNBTS diharapkan dapat terus berkembang menjadi destinasi ekowisata yang mendunia, tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan dan budaya lokal yang menjadi kekuatannya.

Matriks SWOT Taman Nasional Bromo Tengger Semeru:

Kekuatan (Strengths)
1. Keindahan alam yang memukau, termasuk lanskap Gunung Bromo yang aktif dan Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa.  
2. Habitat yang menjadi rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna unik, termasuk beberapa spesies endemik yang penting untuk konservasi keanekaragaman hayati.  
3. Pariwisata di kawasan ini memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.  
4. Infrastruktur wisata, seperti jalan, penginapan, dan fasilitas umum, sudah cukup memadai untuk mendukung kegiatan wisata.

Kelemahan (Weaknesses)
1. Peningkatan jumlah wisatawan berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan, termasuk erosi, pencemaran, dan degradasi habitat.  
2. Informasi yang kurang memadai bagi wisatawan, terutama bagi mereka yang baru pertama kali berkunjung, dapat mengurangi pengalaman wisata. 
3. Meskipun infrastruktur sudah ada, beberapa area masih memerlukan perbaikan, terutama dalam hal fasilitas umum dan kesehatan.  
4. Pengelolaan kawasan TNBTS masih perlu ditingkatkan agar lebih efektif dan terintegrasi.

Peluang (Opportunities)
1. Pengembangan ekowisata yang berkelanjutan dapat meningkatkan pendapatan lokal sambil melindungi lingkungan.  
2. Promosi yang lebih baik, baik melalui media sosial maupun teknologi digital, dapat menarik lebih banyak wisatawan domestik dan mancanegara.  
3. Kolaborasi dengan pemerintah, pihak swasta, dan organisasi non-pemerintah dapat membantu meningkatkan pengelolaan dan konservasi kawasan.  
4. Pemanfaatan teknologi seperti aplikasi wisata dan sistem informasi geografis (GIS) dapat meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan dan promosi kawasan.

Ancaman (Threats)
1. Kawasan ini rentan terhadap bencana alam, seperti letusan gunung berapi dan tanah longsor, yang dapat mengancam keselamatan wisatawan dan merusak pariwisata.  
2. Perubahan iklim berpotensi mengganggu ekosistem dan keberlangsungan flora serta fauna di kawasan ini.  
3. Pencemaran lingkungan yang berasal dari aktivitas wisata maupun sumber lain dapat merusak keindahan alam dan mengancam ekosistem.  
4. Konflik antara pengelola kawasan dan masyarakat lokal bisa menghambat pengelolaan yang baik dan mempengaruhi kelangsungan pariwisata.

Kuadran SWOT Taman Nasional Bromo Tengger Semeru:

Strategi SO (Strengths-Opportunities)
Mengembangkan program ekowisata berbasis konservasi yang melibatkan wisatawan, seperti reboisasi dan pemantauan lingkungan. Ini akan memaksimalkan kekuatan alam dan peluang kolaborasi untuk promosi dan perlindungan kawasan.

Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)
Meningkatkan informasi dan fasilitas bagi wisatawan melalui kampanye edukasi dan penggunaan teknologi, seperti aplikasi wisata dan sistem digital, untuk mengatasi kelemahan dalam informasi dan infrastruktur.

Strategi ST (Strengths-Threats)
Memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan TNBTS guna mengantisipasi ancaman bencana alam dan pencemaran lingkungan.

Strategi WT (Weaknesses-Threats)
Menerapkan program edukasi yang intensif bagi wisatawan dan masyarakat lokal tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan untuk mengurangi dampak negatif terhadap kawasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun