Mohon tunggu...
Miftahul Roifa
Miftahul Roifa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Sudahkah Kita Menjadi Kholifah Penjaga Alam Pilihan-Nya ?

14 September 2016   20:51 Diperbarui: 14 September 2016   21:19 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.anneahira.com/peranan-manusia-sebagai-khalifah.htm

Sebelum kita mengulas pemanfaatan sumber daya alam, perlu kita ketahui bahwa sumber daya alam adalah segala sesuatu yang muncul atau ada secara alami yang dapat dikelola atau digunakan dan dimanfaatkan untuk memenuhi segala kebutuhan manusia pada umumnya. Dimana SDA yang tersedia tidak hanya dari segi biotik akan tetapi abiotik pula. Sedangkan lingkungan hidup ialah segala apa yang ada disekitar kita yang berupa makhluk hidup, tumbuhan, hayawan, dan lain sebagainya. Adakalanya Allah menciptakan segalanya, semua itu mengandung manfaat manusia dan bertujuan untuk menjadikan kesejahteraan dan kemaslahatan bagi semua insan. Dalam surat Al-Baqarah: 29

هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

“ Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit. Lalu dijadikan-Nya tujuh langit.”

Memang Allah menciptakan langit dan bumi serta seisi alam hanya untuk manusia karena Allah menciptakan manusia sebabgai kholifah dimuka bumi. QS. Al-Baqarah: 30

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“ Ingatlah ketika Tuhan-mu befirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau? “ Tuhan berfirman,” Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Alam yang sangat luas dengan kekayaan dan manfaat yang melimpah semua harus digunakan dan dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya demi kesejahteraan masyarakat. Secara ekologis pun manusia dapat dikatakan sebagian dari lingkungan hidup. Dari lingkungan hidup inilah yang pada dasarnya menyediakan berbagai sumber daya alam yang menjadi daya dukung bagi kehidupan manusia. Dan Allah SWT berfirman dalam (QS. Al-Ma’arij: 19-25):

  19 إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعً ا

20 إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا

21 وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا

22 إِلَّا الْمُصَلِّينَ

23 الَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ

24 وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ

25 لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

“ 19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. 20. apalagi ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, 21. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, 22. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, 23. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, 24. Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, 25. Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta). “

Dalam firman tersebut Allah mengisyaratkan bagi manusia agar berpotensi positif dan negatif, dan pada dasarnya potensi manusia tersebut lebih  kuat potensi positif dari pada negatifnya. Hanya saja daya tarik keburukan yang mendorong potensi tersebut dalam diri manusia, yang pada akhirnya daya tarik keburukan lebih kuat. Dan perlu kita pahami bahwa sesungguhnya manusia tercipta atas sifat kikir dan rakus, rakus dikala manusia itu berlimang harta dia akan kikir. Gelisah dikala tertimpa masalah atau musibah dia mudah untuk mengeluh dan mengadu kepada-Nya.

Dan sesungguhnya, kikir itu sama halnya dengan asysukha (al-bakhil) akan tetapi terdapat perbedaan antara keduanya, kikir lebih parah dari asysukha, kenapa? karena asysukha sendiri bukan hanya kikir akan tetapi juga kikir atas harta atau kekayaan yang orang lain miliki, dan yang pada intinya menginginkan harta tersebut dimiliki pula dan diberikan kepadanya, sifat yang seperti itu tidaklah layak kita kerjakan, karena semua yang kita miliki hakikatnya adalah milik Allah semata. Maka jadilah manusia yang baik, yang mengetahui sifat dan potensinya, baik positif maupun negatif, terhadap sifat dan potensinya yang positif hendaknya di pupuk dan di kembangkan hingga ke tingkat yang lebih baik, sedang terhadap sifat dan potensi yang buruk hendaknya segaera menguranginya . dan adapun sikap kita terhadap harta ialah :

1. Harta adalah anugerah, kenapa di sebut anugerah ? karena apa yang kita miliki harus kita syukuri, dan tidak semua insan dapat memilikinya dan dapat memikul tanggung jawab atas harta yang telah di anugerahkan kepadanya.

2. Harta adalah amanah, karna harta merupakan tanggung jawab atas pemiliknya dalam memanfaatkan harta tersebut.

3. Dan yang terakhir harta adalah ujian, tidak hanya kemiskinan yang menjadi ujian akan tetapi harta (kekayaan) pun menjadi ujian, karna semua itu tidak di pandang dari kaya atau miskinnya, akan tetapi di lihat dari segi persoalan menghadapinya.

Dalam hal mengentaskan kemiskinan, Allah juga menganjurkan banyak cara yang harus di tempuh, yang secara garis besar terdapat 3 hal pokok, yakni kewajiban individu, kewajiban masyarakat, dan kewajiban pemerintah.

Setelah kita memahami bahwa sumber daya alam Allah ciptakan hanya untuk kesejahteraan bersama, kita juga harus menerapkan cara pemanfaatannya dengan baik, diantaranya:

1. Memanfaatakan kekayaan alam untuk kepentingan dan kemaslahatan bersama (masyarakat) tanpa merugikan orang lain.

2. Pemanfaatan harta benda hasil kekayaan alam yang berfaidzah, jadi Islam sangat menentang jika sampai mengganggu keseimbangan dan mengancam kelestarian sumber daya alam.

3. Pemanfaatan sesuai dengan hak dan memiliki harta benda dengan sah, di manfaatkan dalam hal atau prioritas yang tepat agar tidak merusak sumber daya alam sekitar.

4.dan kepentingan kehidupan, Islam telah membuat norma bahwa SDA di pergunakan dan di manfaatakan untuk kesejahteraan.

Allah menciptakan berbagai jenis-jenis ciptaan yang ada di permukaan bumi, sejalan dengan hadist yang di riwayatkan oleh Abu Ubaid Al-Qasim Ibnu Salam Al-Baghdady (w.224 H) dalam kitabnya Al-Awwal :

"أَسْمَعُهُ يَقُولُ: " الْمُسْلِمُونَ شُرَكَاءُ فِي ثَلَاثٍ: فِي الْكَلَإِ، وَالْمَاءِ، وَالنَّار

“ Saya mendengar Rosulullah SAW bersabda “masyarakat berserikat dalam 3 hal, yaitu air, padang rumput (lahan), dan api (energi). “ (H.R. Abu Daud).

Dalam kandungan hadist tersebut, bahwa 3 hal yang telah di sebutkan semua itu adalah milik umum dan tidak boleh dimiliki secara individu. Meski dalam realita di era sekarang banyak kerusakan yang terjadi seperti kebakaran hutan, hilangnya mata air, tertimbunnya danau-danau penyimpanan air, kerusakan di laut yang menjadi dangkal dan lain sebagainya. Uraian tersebut sejalan dengan QS. Al-Baqoroh: 11

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ

“ Dan apabila di katakan kepada mereka, “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.

Dan di dalam QS. Al- Baqoroh: 204-205 Allah juga berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّهَ عَلَىٰ مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ

وَإِذَا تَوَلَّىٰ سَعَىٰ فِي الْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ

“ 204. Dan diantara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan di persaksikannya pada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. 205. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.

Dari kandungan ayat tersebut dapat kita simpulkan bahwa tanah-tanah dan hutan, menjadi rusak, lingkungan di cemari, buah-buahan dan biatang ternak di binasakan, apalagi kalau mereka sedang berkuasa dimana-mana berbuat sesuka hatinya. Kita lihat negara kita Indonesia yang kaya dengan sumber daya alamnya, kita dapat  menjaga dan memanfaatkan semuanya sesuai dengan jalan yang di ridhoi Allah SWT. Manusia sebagai kholifah yang memikul tanggung jawab di atas alam semesta, bukan menjadi raja di atas muka bumi yang melakukan kerusakan atas alam semesta.

Ditulis oleh: Miftahul Roifa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun