وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّهَ عَلَىٰ مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ
وَإِذَا تَوَلَّىٰ سَعَىٰ فِي الْأَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ
“ 204. Dan diantara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan di persaksikannya pada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. 205. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.
Dari kandungan ayat tersebut dapat kita simpulkan bahwa tanah-tanah dan hutan, menjadi rusak, lingkungan di cemari, buah-buahan dan biatang ternak di binasakan, apalagi kalau mereka sedang berkuasa dimana-mana berbuat sesuka hatinya. Kita lihat negara kita Indonesia yang kaya dengan sumber daya alamnya, kita dapat menjaga dan memanfaatkan semuanya sesuai dengan jalan yang di ridhoi Allah SWT. Manusia sebagai kholifah yang memikul tanggung jawab di atas alam semesta, bukan menjadi raja di atas muka bumi yang melakukan kerusakan atas alam semesta.
Ditulis oleh: Miftahul Roifa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H