Mohon tunggu...
Miftahul Muaziah
Miftahul Muaziah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya menyukai tulisan yang inspiratif, film inspiratif dan menghibur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Diseminasi Implementasi Budaya Positif di SMPN 16 Malang

27 Agustus 2024   04:15 Diperbarui: 27 Agustus 2024   04:22 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 6. Materi Diseminasi (dokumen pribadi)

ARTIKEL AKSI NYATA MODUL 1.4

DISEMINASI BUDAYA POSITIF DI SMP NEGERI 16 MALANG

MELALUI PENERAPAN SEGITIGA RESTITUSI

Oleh : Miftahul Muaziah, S.Pd.

Calon Guru Penggerak- Angkatan 11

SMP Negeri 16 Malang -- Jawa Timur

Pendahuluan

Menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan menyenangkan bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakasanakan. Namun juga bukan sesuatu yang mustahil jika seluruh warga sekolah memiliki tekad bersama untuk mencapai situasi yang diinginkan yang menjadi tujuan bersama. Seperti yang kita tahu, permasalahan di sekolah akan bertambah banyak seiringbertambahnya  jumlah warga sekolah yang juga datang pergi silih berganti.

Banyaknya permasalahan yang dialami siswa akan sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Permasalahan yang dibiarkan berlarut-larut akan membawa dampak yang buruk bagi sekolah, terutama bagi siswa lainnya. 

Latar Belakang

Guru memiliki peran yang sangat penting untuk menciptakan dan mendorong suasana sekolah dan suasana belajar yang nyaman. Guru juga memiliki posisi kontrol yang sangat berpengaruh terhadap komunikasi dia dengan siswa. Cara guru berkomunikasi dengan siswa akan membuka jalan sehingga siswa dapat memberikan kepercayaan untuk terbuka dan bercerita untuk menyelesaikan permasalahannya.

Guru yang mengambil posisi kontrol sebagai penghukum akan membuat siswa jera, namun sifatnya hanya sementara. Siswa patuh saat diancam dengan hukuman yang akan diberikan oleh guru jika dia melanggar. Akan tetapi di dalam hatinya ada unsur keterpaksaan dalam menjalani sebuah hukuman. Malah ada yang menyimpan dendam kepada gurunya. Hal seperti ini bukanlah sesuatu yang baik dan bisa dibiarkan begitu saja.

Sementara guru yang mengambil posisi kontrol sebagai pembuat rasa bersalah juga membuat siswa tidak nyaman. Siswa akan terus merasa bersalah dan menyesali kesalahan yang dilakukannya tanpa ada solusi bagaimana menghentikan rasa bersalah itu.

Guru yang mengambil posisi sebagai teman juga tidak memberikan dampak yang terlalu baik pada siswa, meskipun di kondisi tertentu, mengambil posisi sebagai teman sangat dibutuhkan, misalnya saat menggali informasi kepada siswa yang sangattertutup (introvert). 

Sementara posisi kontrol sebagai pemantau meskipun cukup efektif untuk menyadarkan siswa tentang konsekuensi atas perbuatannya, bukanlah yang menjadi prioritas utama. Karena pada guru yang mengambil posisi kontrol sebagai pemantau juga masih belum terlalu berdampak dalam menumbuhkan kesadaran siswa secara intrinsik dari dalam hati siswa sendiri. Dalam menghadapi guru yang mengambil posisi kontrol sebagai pemantau, siswa cenderung melakukan melakukan sesuatu karena masih mempertimbangkan konsekuensi yang akan ditanggungnya.

Dan yang sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan sekolah yang positif adalah guru yang mengambil peran sebagai manajer. Karena dalam peran ini guru akan mengajak siswa menentukan pilihan dan mencari sebagai bentuk tanggung atas permasalahan yang dihadapinya.

Memhami berbagai macam posisi kontrol ini masih belum dipahami oleh guru semuanya. Maka dari itulah, saya selaku Calon Guru Penggerak Angkatan 11 melakukan diseminasi tentang pemahaman saya terkait modul 1.4 yang meliputi perubahan paradigma belajar, disiplin positif, motivasi perilaku manusia, kebutuhan dasar, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas dan segitiga restitusi.

Tujuan

Tujuan saya melakukan diseminasi tentang budaya positif di sekolah adalah  sebagaia berikut :

  • Guru memahami lima posisi kontrol dan bisa menentukan mana posisi kontrol yang paling berpengaruh untuk menciptakan budaya positif di sekolah.
  • semua guru memahami pentingnya melakukan segitiga restitusi jika menghadapi siswa bermasalah agar tercipta budaya yang positif di sekolah.
  • Terciptanya budaya positif di sekolah secara berkesinambungan.

Aktivitas / kegiatan pra diseminasi.

Diseinasi yang saya lakukan adalah berbentuk daring, yakni melalui PMM menggunakan Komunitas Belajar yang ada di sekolah kami, yaitu komunitas belajar 'Growing with Sharing',

Adapun kegiatan yang kami lakukan pada Pra disemimasi adalah sebagai berikut:

  • Calon Guru Penggerak berkonsultasi kepada kepala sekolah dan tim kurikulum terkait webinar yang akan dibuat yakni tentang diseminasi tentang budaya positif sekolah.
  • Waka Kurikulum membentuk tim diseminasi dan menentukan jadwal diseminasi.
  • Kepala sekolah dan tim kurikulum memberikan arahan terkait pelaksanaan diseminasi yaitu menggunakan komunitas belajar yang dimiliki sekolah, yakni komunitas 'Growing with Sharing', yakni komunitas berabagi praktik baik tentang pembelajaran, metode atau media pembelajaran oleh dan untuk guru SMP Negeri 16 Malang.
  • Karena diseminasi menggunakan komunitas belajar yang ada di Platform Merdeka Mengajar (PMM), otomatis pelaksanaan diseminasi dilaksanakan secara daring.
  • Tim menyiapkan flyer diseminasi dan daftar hadir online kegiatan diseminasi.
  • Tim membuat pengumuman webinar di PMM
  • Tim menyiapkan perangkat yang dibutuhkan, misalnya laptop, gadget, ruangan yang kondusif dan koneksi internet yang memadahi.
  • Tim menyiapkan undangan cetak untuk guru SMP Negeri 16 Malang.
  • Guru melakukan kolaborasi kepada rekan sejawat untuk menjadi moderator dan notulen kegiatan.

Gambar 2. Flyer webinar (Dokumen pribadi)
Gambar 2. Flyer webinar (Dokumen pribadi)

Pelaksanaan kegiatan

  • Kegiatan dimulai jam 13.30 dengan agenda sebagai berikut :
  • Pembukaan
  • Menyanyikan lagu Indonesia Raya
  • Sambutan Kepala Sekolah
  • Paparan materi oleh Calon Guru Penggerak
  • Tanya jawab
  • Refleksi
  • Penutup.

Kegiatan berdurasi sekitar 60 menit diikuti oleh guru-guru dari SMP Negri 16 Malang, guru dari luar kota Malang, rekan sesama CGP dan juga Pengajar Praktik sejumlah 41 peserta.  

Gambar 3. Webinar yang diikuti oleh 40 peserta, baik dari sekolah asal CGP maupun luar sekolah. (Dokumentasi pribadi)
Gambar 3. Webinar yang diikuti oleh 40 peserta, baik dari sekolah asal CGP maupun luar sekolah. (Dokumentasi pribadi)

Meskipun di awal kegiatan ada kendala, akan tetapi kegiatan diseminasi berjalan lancar. Para peserta sangat antusias mengikuti materi dan menjawab kuis serta pertanyaan pemantik dan pertanyaan refleksi.

Gambar 4. Pertanyaan pemantik untuk peserta webinar (dokumen pribadi)
Gambar 4. Pertanyaan pemantik untuk peserta webinar (dokumen pribadi)

Gambar 5. Pertanyaan refleksi di akhir kegiatan webinar
Gambar 5. Pertanyaan refleksi di akhir kegiatan webinar

Pada sesi pemaparan materi, CGP menyampaikan konsep inti dari modul 1.4 tentang Budaya positif serta pengalaman CGP dalam menerapkannya.

Gambar 6. Materi Diseminasi (dokumen pribadi)
Gambar 6. Materi Diseminasi (dokumen pribadi)

Tolok Ukur

  • Tolok ukur atau bukti nyata bahwa kegiatan berjalan dengan baik adalah antusiasme para peserta dalam mengikuti webinar dari awal sampai selesai. Hal ini juga dibuktikan dengan tulisan refleksi pada jam board yang diberikan kepada peserta. Rata-rata peserta merespon bahwa materi sangat bermanfaat dan disampaikan dengan jelas.

  • Rencana Tindak Lanjut
  • Setelah diseminasi Disiplin Positif disampaikan kepada seluruh guru di sekolah, CGP sebagai penggerak di sekolah perlu membuat rancangan untuk mendorong seluruh warga sekolah mengimplementasikan hal baru yang sudah didapatkannya melalui webinar. Yakni bijak dalam menangani permasalahan siswa dengan mengambil posisi control yang tepat. Dan yang tak kalah pentingnya adalah menerapkan segitiga restitusi untuk mencapai tujuan Pendidikan sesuai filosofi Ki Hajar Dewantara, yakni menuntun murid untuk mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya.

Dukungan yang dibutuhkan

  • Untuk melaksanakan disiplin positif secara berkesinambungan tentu membutuhkan beberapa dukungan, di antaranya :
  • Dukungan kepala sekolah melalui kebijakan sekoalh atau implementasi dalam kurikulum.
  • Dukungan seluruh warga sekolah, yakni guru, karywan dan semua siswa untuk berkomitmen dan berkolaborasi mencapai tujuan Bersama, yakni sekolah yang aman, nyaman dan menyenangkan.
  • Sarana dan prasarana yang memadahi. Semakin terpenuhinya sarana yang dibutuhkan, semakin sedikit konflik yang akan muncul.
  • Dukungan orang tua. Sekolah dan orang tua harus bersinergi dalam membimbing para murid. Jika di sekolah, seorang murid sudah dididik sedemikian rupa, namun di rumah orang tua tidak mendukung, tentu hal itu akan mengaburkan keyakinan siswa tentang nilai Kebajikan yang diyakininya.

Demikian uraian saya tentang Diseminasi Disiplin Positif di SMP Negeri 16 Malang. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun