1.Perkembangan Fisik
Selama masa anak-anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Pertubuhan fisik yang lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni kira-kira 2 tahun menjelang anak matang secara seksual dan pertumbuhan fisik kembali berkembang pesat. Meskipun selama masa anak-anak pertumbuhan fisik mengalami perlambatan, namun keterampilan-keterampilan motoric kasar dan motoric halus justru berkembang pesat.
2.Tinggidan Berat
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertambah 2.5 inci dan berat bertambah antara 2.5 hingga 3.5 kg setiap tahunnya. Pada usia tiga tahun, tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya sekitar 21,5 kg (Mussen, Conger & Kagan, 1969). Ketika anak usia prasekolah bertumbuh menjadi besar, persentase pertumbuhan dalam tinggi dan berat berkurang setiapahun. Selamamasaini, baiklaki-lakimaupunperempuanterlihatmakinlangsing, sementarabatangtubuhmerekamakinpanjang.[1]
3.Perkembangan Otak
Diantaraperkembanganfisik yang sangatpentingselamamasaanak-anakawaialahperkembanganotakdan system syaraf yang berkelanjutan . Meskipun otak terus bertumbuh pada awal anak-anak, namun pertumbuhannya tidak sepesat pada masa bayi. Pertumbuhan otak selama awal masa anak-anak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat saraf yang berujung di dalam di antara daerah-daerah otak. Ujung-ujung urat saraf itu terus bertumbuh setidak-tidaknya hingga masa remaja. Beberapa pertambahan ukuran otak juga disebabkan oleh pertambahan myelination, yaitu suatu proses di mana sel-sel urat saraf ditutup dan disekat dengan suatu lapisan sel-sel lemak. Proses ini berdampak terhadap peningkatan kecepatan informasi yang berjalan melalui system urat saraf. Beberapaahli psikologi perkembangan percaya bahwa myelination adalah penting dalam pematangan sejumlah kemampuan anak-anak.[2]
4.Perkembangan Motorik
Perkembanganfisikpadamasaanak-anakditandaidenganberkembangnyakemampuan motoric, baikkasarmaupunhalus. Sekitarusia 3 tahun, anaksudahdapatberjalandenganbaik, dansekitarusia 4 tahunanak hampir menguasaicaraberjalan orang dewasa. Usia 5 tahunanaksudahterampilmenggunakankakinyauntukberjalandenganberbagaicara, sepertimajudanmundur, jalancepatdanpelan-pelan, melompatdanberjingkrak, berlarikesanakemari, memanjatdansebagainya yang semuanyadilakukandenganlebihhalusdanbervariasai. Anak usia 5 tahun juga dapat melakukan tindakan-tindakan tertentu secara akurat, seperti menyeimbangkan badan di atas satu kaki, menangkap bola dengan baik, melukis, menggunting dan melipat kertas, dan sebagainya. Secara singkat mengenai perkembangan motorik pada masa anak-anak awal ini dapat digambarkan pada table berikut.
Usia/Tahun
Motoric Kasar
Motoric Halus
2.5 - 3.5
Berjalandenganbaik, berlariluruskedepan, melompat
Menirusebuahlingkungan, tulisancakarayam, dapatmakanmenggunakansendok, menyusunbebrapakotak.
3.5 – 4.5
Berjalandengan 80% langkah orang dewasa, berlari 1/3 kecepatan orang dewasa, melempardanmenangkap bola besartetapilenganmasihkaku.
Mengancingkanbaju, menirubentuksederhana, membuatgambarsederhana
4.5 – 5.5
Menyeimbangkanbadan di atassatu kaki, berlarijauhtanpajatuh, dapatberenangdalam air yang dangkal.
Menggunting, menggambar orang, maniru angkadanhurufsederhana, membuatsusunan yang kompleksdengankotak-kotak.
A.Perkebangan Fisik dan Psikomotorik[4]
1.Usia 1 Tahun
Seorang anak tidak memiliki rasa takut pada siapapun. Karena pada usia tahun pertama seorang anak memerlukan cinta kasih yang lebih, selalu taat aturan, dan selalu mengantungkan segalanya kepada orang lain dan selalu menangis ketika mendapat gangguan dan merespon ketika diajak bermain.
2.Usia 2 Tahun
Anak mulai mencari tahu apa yang ada di sekitarnya. Memiliki rasa ingin tahu tinggi. Mulai menirukan prilaku orang disekitarnya.
3.Masa Peralihan
Pada masa peralihan 2 ke 3 adalah masa sulit. Karena pada masa ini anak ingin mencoba kemampuannya serta mulai mengambil pelajaran dari percobaan dan kesalahan yang terjadi. Anak mulai merusak dengan sengaja atau tidak. Cenderung melawan perintah orang tua. Sering membangkang dan berkata “tidak”, dan sering marah bila diganggu. Tetapi kita tidak boleh menghalangi emosinya dan membiarkan anak melampiaskan gejolak emosinya. Pada tahun ke-3 anak lebih tenang dari masa sebelumnya. Anak dapat lebih memahami dan bekerja sama.
4.Usia 4 tahun
Anak semakin aktif dan berusaha mencari tahu tentang segala yang ada disekitarnya, juga tentang dirinya. Mulai bertanya tentang segala sesuatu. Pada masa ini anak menjadi lancang berbicara, terkadang mengejek orang lain bahkan keluarga dekat.
Menurut Nashari, anak usia 1-4 adalah masa-masa eksplorasi; dengan eksplorasi yang dilakukan anak dapat memperoleh pengetahuan yang bersifat indrawi (konkret) selanjutnya menyimpannya dalam pikiran. Oleh karena itu, kesan anak terhadap benda-benda konkret biasanya sangat kuat. Selain itu, pada masa ini anak juga sudah dapat dilatih mendisiplinkan diri dengan mengajarkan konsekuensi alami dan logis dari perbuatannya. Awal dua tahun pertama merupakan periode sensorimotor, pada tahap ini anak belajar untuk meningkatkan kemampuan pengindraan dan motoriknya untuk melatih kemampuan berpikir kelak.
B.Perkembangan Kepribadian dan Perkembangan Sosial
1.Perkembangan Sosial
Anak belajar melakukan hubungan sosial dan bergaul dengan individu di luar lingkungan rumah, terutama bergaul dengan teman sebaya. Mereka belajar menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam kegiatan bermain. Studi tentang kelompok anak melaporkan bahwa sikap dan perilaku sosial yang terbentuk pada usiadini ini umumnya menetap dan hanya mengalami perubahan sedikit.
2.Perkembangan Kepribadian[5]
Setiap anak masing-masing memiliki kepribadian yang unik yang berasal dari faktor genetik atau bisa juga dari faktor lingkungan. Faktor genetik misalnya dalam hal kecerdasan anak, sedangkan faktor lingkungan bisa dalam hal gaya belajar anak.
2.1.Pengertian Kepridadian
Menurut beberapa ahli kepribadian adalah:
a.M.A.W. Brower
Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.
b. Koentjaraningrat
Kepribadian adalah suatu susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seseorang.
c.Theodore R. Newcomb
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
d.Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Aspek lain dalam perkembangan kepribadian anak adalah pemahaman atau konsep diri. Pada masa kanak-kanak awal, anak biasanya memiliki pemahaman diri yang bersifat fisik ataupun aktivitas yang mereka lakukan. Ketika anak ditanya tentang siapa mereka, maka jawaban yang muncul biasanya berkisar pada ukuran tubuh atau aktivitas yang disenanginya. Konsep pemahaman diri ini menjadi lebih bersifat internal pada masa kanak-kanak menengah dan akhir. Anak-anak yang berada pada tingkat Sekolah Dasar telah mampu menyebutkan sifat-sifat psikologis dalam mendeskripsikan dirinya. Di samping itu, aspek sosial cukup memegang peranan besar dalam memahami konsep dirinya. Pada saat ini, anak mulai membandingkan keadaannya dengan keadaan orang-orang di sekelilingnya, terutama dengan teman sebayanya.
2.2.Unsur-unsur dan Struktur kepribadian
2.2.1.Unsur-Unsur dalam Kepribadian
a.Pengetahuan
b.Perasaan
c.Dorongan Naluri
2.2.2.Struktur Kepribadian
Dalam teori psikoanalitik, struktur kepribadian manusia itu terdiri dari id, ego dan superego.
a.Id
Id adalah komponen kepribadian yang berisi impuls agresif dan libinal, dimana sistem kerjanya dengan prinsip kesenangan “pleasure principle”.
b.Ego
Ego adalah bagian kepribadian yang bertugas sebagai pelaksana, dimana sistem kerjanya pada dunia luar untuk menilai realita dan berhubungan dengan dunia dalam untuk mengatur dorongan-dorongan id agar tidak melanggar nilai-nilai superego.
c.Superego
Superego adalah bagian moral dari kepribadian manusia, karena ia merupakan filter dari sensor baik- buruk, salah- benar, boleh- tidak sesuatu yang dilakukan oleh dorongan ego.
Gerald Corey menyatakan dalam perspektif aliran Freud ortodoks, manusia dilihat sebagai sistem energi, dimana dinamika kepribadian itu terdiri dari cara-cara untuk mendistribusikan energi psikis kepada id, ego dan super ego, tetapi energi tersebut terbatas, maka satu diantara tiga sistem itu memegang kontrol atas energi yang ada, dengan mengorbankan dua sistem lainnya, jadi kepribadian manusia itu sangat ditentukan oleh energi psikis yang menggerakkan.
2.3Faktor yang mempengaruhi kepribadian anak
a.Faktor Hereditas
b.Faktor Lingkungan
·Lingkungan keluarga
·Lingkungan sekolah
·Lingkungan kelompok teman sebaya
C.Perkembangan Psikososial (Teori Diferensiasi, Pararel, Egosentrisme)
1.Teori Diferensiasi
Pendapat Bowlby anak mencari kontak sosial serta kehangatan dan kasih sayang. Anak mempunyai pilihanterhadap: ibu, ayah, atau anggota keluarga lain. Ketergantungan menjadi kecenderungan umum untuk mencari kontak sosial lepas dari identitas orangnya.
Menurut Bowlby ibu dipandang sebagai figure sentral anak. Kasih sayang ibu adalah essensial untuk perkembangan psikis yang sehat.
Menurut Rutter ibu tidak selalu menjadi objek kelekatan. Diferensiasi anak dianggap relatif punya kelekatan dengan ibu sampai ±6 tahun, kemudian mengadakan ikatan dengan orang dewasa lain.
Bowlby mengemukakan sesudah 3 tahun anak merasa aman dalam situasi asing bersama objek lekat pengganti yang dikenal anak, saat dalam kondisi sehat, dan tahu posisi ibunya serta mudah mencari kontak dengannya.
2.Teori Paralel
Maccoby, Masters, dan Hartup berpendapat sesudah umur 1 tahun anak menunjukkan tingkah laku lekat terhadap orang dewasa maupun anak sebaya lain. Observasi keadaan Indonesia menunjukkan bayi mengalami pola asuh yang tergantung pada situasinya. Contoh hal ini dapat dikemukakan antara lain:
·Hubungan fungsional antara anak dalam permainan mempunyai sifat yang berbeda hubungannya dengan orang dewasa. Dalam bermain dengan teman terlihat tingkah laku koperatif berubah menjadi tingkah laku agresif. Perubahan emosional ini dapat diketemukan suatu keseimbangan yang baik, tidak terjadi dalam hubungannya dengan orang dewasa.
·Harlow meneliti kera Rhesus dalam isolasi. Usia 6 bulan ada pertengkaran dan tingkah laku agresif sementara yang menghilang dalam beberapa waktu dan nampak lagi. Umur 1,5 tahun, keagresifan menunjukkan keinginan menyakiti dan merugikan makhluk lain yang bersifat permanen. Keagresifan pada sejumlah kera dalam isolasi tidak nampak pada kera yang berkelompok.
Tingkah laku koperatif, altruistis dan agresif dipengaruhi oleh role taking dan egosentrisme. Makin berkembang ambil alih peran makin kecil egosentrisme dan sebaliknya. Hal itu tetap ada sepanjang hidup tetapi bersifat saling menghambat.
3.Egosentrisme
Pemusatan diri sendiri dan proses dasar tingkah laku anak; pengamatan anak ditentukan oleh pandangan sendiri;belum berorientasi mengenai pemisahan subjek-objek. Perasaan dan pandangan terpusat pada diri sendiri. Egoisme menunjukkan ketamakan. Berikut ini merupakan macam bentuk egosentrisme:
·Egosentrisme dalam stadium sensomotorik (0-18)
Ketidakmampuan berdiferensiasi antara diri sendiri dan dunia luar. Diferensiasi berkembang selama 18 bulan. Menurut Piaget dan Inhelder 18 bulan pertama perubahan kearah desentrasi umum, anak merupakan objek dalam hubungan dengan objek lain.
Egosentrisme dalam stadium pra-operasional (±18 bterhadap: ibu, ayah, atau anggota keluarga lain. Ketergantungan menjadi kecenderungan umum untuk mencari kontak sosial lepas dari identitas orangnya.
Menurut Bowlby ibu dipandang sebagai figure sentral anak. Kasih sayang ibu adalah essensial untuk perkembangan psikis yang sehat.
Menurut Rutter ibu tidak selalu menjadi objek kelekatan. Diferensiasi anak dianggap relatif punya kelekatan dengan ibu sampai ±6 tahun, kemudian mengadakan ikatan dengan orang dewasa lain.
Bowlby mengemukakan sesudah 3 tahun anak merasa aman dalam situasi asing bersama objek lekat pengganti yang dikenal anak, saat dalam kondisi sehat, dan tahu posisi ibunya serta mudah mencari kontak dengannya.
Sumber:
Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Rosdakarya
http://biduriwuland.wordpress.com/2012/12/13/kepribadian-anak-usia-dini/
http://fauzul-jadwal.blogspot.com/2013/11/pertumbuhan-dan-perkembangan-peserta.html
[1] Desmita. 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung hal 28
[2] Ibid
[3] Ibid hal 129
[4] http://fauzul-jadwal.blogspot.com/2013/11/pertumbuhan-dan-perkembangan-peserta.html
[5] http://biduriwuland.wordpress.com/2012/12/13/kepribadian-anak-usia-dini/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H