Guru adalah seseorang yang biasanya mengajar, mendidik, mengayomi, dan melatih peserta didiknya ketika berada di naungan suatu lembaga pendidikan.Â
Menjadi seorang guru yang profesional tentu bukanlah perkara yang mudah. Menjadi guru profesional minimal kita harus menguasai 3 kompetensi dasar guru, diantara lain sebagai berikut :
1. Kompetensi Pedagogik.
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang guru untuk mengenal serta memahami masing-masing dari karakteristik peserta didiknya. Seorang pendidik harus memiliki strategi dalam kegiatan belajar mengajar.Â
Pendidik dalam menentukan strategi pembelajaran harus melihat kondisi dari peserta didiknya maupun lingkungan sekitar harus memadai fasilitas-fasilitas dalam menentukan strategi pembelajaran.
2. Kompetensi kepribadian
Kemampuan kepribadian adalah kemampuan personal yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, diantaranya seorang pendidik harus memiliki kepribadian yang baik, sehingga mampu menjadi tauladan yang baik pula bagi peserta didiknya.Â
Adapan Kepribadian seorang pendidik yang baik adalah mencerminkan kepribadian yang dewasa, bijaksana, tegas, lemah lembut, penyayang, penyabar, dan memiliki akhlak yang mulia.
3. Kompetensi Profesional
Kemampuan profesional adalah seorang pendidik yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan memahami materi-materi yang akan ditransferkan kepada peserta didiknya sesuai dengan tanggung jawabnya.Â
Seorang pendidik yang dikatakan profesional adalah apabila seorang pendidik tersebut menjalankan tugasnya sesuai bidang yang dikuasi dan telah memiliki sertifikat atau ijazah yang berada di dalam naungan lembaga pendidikan.
Faktanya kita banyak menjumpai seorang guru yang menjalankan perannya tidak hanya pada bidang yang ditempuh. Seorang guru tetap bisa dikatakan mengajar dengan baik, tetapi tidak bisa dikatakan sebagai guru profesional.
4. Kompetensi sosial
Kompetensi sosial yang harus dikuasi guru adalah seorang guru harus pandai dalam berkomunikasi, bergaul dengan peserta didik maupun dengan warga sekolah.Â
Hal ini bertujuan agar seorang pendidik mampu berinteraksi dengan peserta didik dengan baik sehingga pembelajaran akan sangat diterima oleh peserta didik dan memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang diberikan oleh pendidik.
Selain mampu menguasai ketiga kompetensi guru diatas, seorang guru harus memiliki ijazah Sarjana Pendidikan. Karena menjadi seorang guru yang profesional, wajib mempelajari perkara-perkara yang perlu diperhatikan.
Oleh sebab itu, sebelum mendidik anak bangsa dan penerus Bangsa Indonesia ini, seorang guru harus dididik terlebih dahulu untuk membentuk kematangan dalam menjalani tugas menjadi seorang guru yang profesional. Ijazah Sarjana Pendidikan disinilah yang menjadi bukti bahwa kita sudah berhasil melewati persyaratan-persyaratan menjadi guru yang profesional.
Pendidikan adalah suatu lembaga yang paling penting di seluruh dunia. Dunia akan maju karena keberhasilan dari pendidikan yang diraih oleh warga negara.Â
Keberhasilan dari  pendidikan adalah terciptanya seorang pendidik yang profesional sehingga mampu menciptakan penerus bangsa yang memiliki wawasan yang baik.
Namun, Akhir-akhir ini dunia dibuat heboh oleh virus yang berasal dari Negara China, Wuhan yang kita sebut dengan virus Corona ( Covid-19). Khususnya di Negara kita, Indonesia.Â
Melihat begitu banyak korban yang positif Covid -19 ini dan bahayanya wabah virus ini membuat negara ini seolah-olah tidak berdaya, segala akses kermaian di tutup karena penularan dari virus ini sangat mudah terinfeksi oleh orang lain.Â
Dengan demikian, pemerintah membuat peraturan-peraturan baru yang dibuat guna menjaga keselamatan Warga Negara Indonesia dari penularan  virus Covid-19 ini.Â
Kali ini yang akan penulis bahas dalam artikel ini  adalah ketetapan pemerintah dan Menteri Pendidikan (Mendikbud) yang memutuskan bahwa segala kegiatan yang ada di lembaga pendidikan, seperti sekolah-sekolah di Seluruh Indonesia, Universitas-universitas di seluruh Indonesia bahwasanya segala kegiatan belajar mengajar dialihkan dengan belajar di rumah masing-masing melalui online.Â
Peraturan ini dibuat oleh pemerintah guna mencegah perluasan penyebaran virus Covid-19 ini.
Pemerintah tidak membuat keputusan pendidikan ini diliburkan,kegiatan belajar mengajar tetap diberlakukan, hanya saja sistem pembelajarannya dan tempatnya berbeda.Â
Dimana seorang guru memberikan tugas melalui perintah online kepada peserta didiknya dan kemudian jawaban tersebut dishare kepada salah satu grup yang berisikan salah satu mata pelajaran yang diampu oleh guru tersebut.
Pertanyaannya adalah apakah sistem pembelajaran yang seperti ini akan berjalan secara efektif? Tentu saja tidak, karena seperti yang kita ketahui saja kegiatan belajar yang efektif adalah dimana ada seorang pendidik yang benar-benar memahami betul wawasan ilmunya yang kemudian ditransferkan kepada muridnya. Hal ini jelas bahwa dalam kegiatan pembelajaran harus ada seorang guru yang membimbingnya secara langsung.
Jika kegiatan pembelajaran di sekolah seorang guru yang mendidik anak didiknya dengan penuh kesabaran, ketelatenan, meskipun karakter setiap anak didiknya  itu sama.Â
Tetapi tugas dan tanggung jawab seorang guru tetaplah dilakukan dengan penuh ketulusan. Tidak pernah mengeluh apapun sekalipun itu menjadi bebabnya.Â
Seorang guru tidak akan pernah letih ataupun menyerah jika tujuan hidupnya untukk menjadikan anak didiknya memiliki pemahaman yang didapatkan, membentuk moral yang baik, serta bisa mengantarkan anak didiknya menuju masa depan yang cerah.Â
Dari sini sudah bisa kita simpulkan seberapa besarnya ketulusan hati seorang guru ini. Bahkan dia tidak pernah mengeluh jika apa yang ia dapatkan tidak lah sebanding dengan pengorbanannya.Â
Seorang guru hanya lah bukti abdi kepada Negara yang mewujudkan harapan bangsa melalui penerus-penurus yang memiliki wawasan luas, bermoral, ber etika, serta mampu menunjukkan kepada dunia bahwa penerus bangsa ini mampu mengalahkan dunia melalui hal yang positif.Â
Seorang guru adalah tempat lahirnya segala pekerjaan. Seorang presiden pun yang memiliki kedudukan tertinggi di Negara Indonesia tidak akan pernah duduk sebagai jabatannya jika tidak ada seorang guru yang menjadikannya seperti orang yang dihormati.
Sudah sangat jelas pengorbanan seorang guru yang begitu besar dan luar biasa. Apalagi seorang guru tidak hanya berhadapan dengan satu peserta didik saja, melainkan lebih dari 30, 50 bahkan ratusan peserta didik yang memiliki watak masing-masing dan sudah pasti seorang guru harus mampu mengenali watak masing-masing dari peserta didiknya.
Melihat situasi yang sedang dihadapi di Negara ini,seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwasanya pendidikan dialih tangankan menjadi sistem belajar online di rumah.Â
Tentu yang menjadi penanggung jawab dan menjadi peran aktif adalah orang tua yang berperan sebagai guru atau seorang pendidik. Pertanyaannya adalah apakah orang tua bisa menjalankan tugas sama halnya seperti seorang guru yang profesional?Â
Apakah dengan mendidik satu seorang anak saja orang tua bisa sabar mendidiknya sampai menuju titik kepahaman? Hal ini bukanlah perkara yang mudah bagi orang tua.Â
Menurut data yang saya peroleh, dua orang ibu yang anaknya duduk di Sekolah Dasar (SD) harus menjadi seorang guru dadakan bagi anaknya. Menurut mereka menjalankan tugas sebagai seorang guru bagi anak-anaknya bukanlah perkara yang mudah.Â
Mungkin hal ini wajar bagi seorang anak yang masih duduk di bangku SD tingkat kekanak-kanakannya masih sangat sensitive. Belum lagi pada saat dikasih tau oleh ibunya anaknya tidak memperhatikan, ada juga yang susah dikasih tau dan sebaginya.Â
Akibatnya seorang Ibu merasa capek, tidak sanggup, atau terkadang tidak memahami betul terkait materi pembelajaran dan tidak bisa menemukan strategi pembelajaran  yang sesuai untuk anaknya.Â
Bagi seorang ibu yang belum pernah mendapatkan pelajaran menjadi guru tentu akan sangat kesulitan menjalaninya. Akhirnya kegiatan belajar mengajar tidak berjalan dengan efetktif.Â
Itulah sebabnya kenapa sangat dibutuhkan mencari dan menjadi seorang guru yang profesional. Selain mempermudahkan seorang guru dalam menjalankan tugasnya, peserta didik pun tidak akan kesulitan memahami materi yang disampaikan oleh gurunya.
Pesan saya bagi seorang ibu jika ingin menjadi ibu sekaligus guru yang mampu mendidik anaknya baik itu dari segi pengetahuan, moral ataupun karakter.Â
Lebih baik kita belajar walau hanya sekedar memahami apa saja kompetensi guru profesional yang harus dimiliki dan diterapakan sesuai dengan yang saya jelaskan diatas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI