Mohon tunggu...
Inimanusiaaa__
Inimanusiaaa__ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Catjnhh__

Hanya barisan kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengenangmu Lagi

12 Januari 2022   21:56 Diperbarui: 12 Januari 2022   22:03 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengenai rumah saya sudah terbiasa menghadapi sunyi di sana, hanya teriakan ibu yang memecah keheningan, atau denting arloji tua sebagai pengingat. 

Rumah mendadak  ramai malam ini, tepatnya di kepalaku sendiri. Di sana sedang sibuk berdialektika, memaki, memohon, memaafkan, tapi tidak juga sampai mengikhlaskan. 

Sambil berbisik, amigdala ;  Bagaimana? Kamu tidak mungkin melewatkan perayaan ini kan? Hanya sebentar saja, kemarilah Perayaan selalu menyenangkan bukan? Sekalipun itu merayakan kehilangan. Selorohnya

Sial batin ku mengamini permintaanya, rangkaian repetisi mulai erputar di kepala, memoar menyelinap di tengah rumpang. Seperti tersesat di belantara isi kepala sendiri, tapi tidak ingin menemukan jalan, stagnan di sana

Lagi, saya terlalu suka terjebak mengenangmu, terlalu sukar untuk kulerai datangnya. Sungguh membuatku makin meringkih, tidak bisa apa-apa

Tak apa ; Melegakan jika titik akhirnya adalah air mata, mengusahakan rela

_M

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun