Interaksi merupakan hubungan sosial yang tidak dapat dipisahkan dari hubungan antarmanusia. Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk menfalitasi komunikasi dan interaksi. Apabila bahasa yang digunakan dapat terstruktur dengan baik, saling pengertian, dan percakapan terbentuk dengan selaras, maka tujuan komunikasi dan interaksi dapat tercapai.
Kajian pragmatik merupakan salah satu kajian bahasa yang mempertimbangkan konteks. Dalam kajian pragmatik, konteks merupakan hal penting dan menjadi kunci utama. Melalui pragmatik, kita dapat mempelajari bahasa melalui komunikasi dan hal-hal lain yang berhubungan dengan bahasa.
Implikatur merupakan salah satu kajian dalam pragmatik yang mengkaji kebermaknaan suatu percakapan berdasarkan konteks. Implikatur adalah tuturan tidak langsung yang mengharuskan penuturnya menebak apa yang dimaksud tergantung konteks atau latar belakang percakapan. Melalui implikatur percakapannya kita dapat mengetahui makna tersirat dari penutur.Â
Implikatur juga sering digunakan ketika percakapan humor sehingga suana yang diciptakan menjadi menyenangkan dan menarik. "Humor adalah obat kehidupan", hal tersebut benar karena melalui humor kita memperoleh jeda untuk merasakan kesegaran atau kelegaan dalam menghadapi rutinitas yang jenuh dan monoton. Selain itu, humor memiliki kekuatan untuk meredakan stres sehingga tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga dapat membantu menyeimbangkan mental dan emosional dalam menjalani kehidupan.
Implikatur percakapan dalam humor dapat diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai guru, kita juga mempunyai kewajiban menjadikan kelas tidak selalu menegangkan. Kita bisa menggunakan humoris supaya siswa tidak merasa bosan terlebih lagi mengantuk dan tidak memperhatikan materi pelajaran. Selain itu, penggunaan humor dalam implikatur juga dapat merangsang siswa untuk berpikir secara kritis memahami informasi dan makna tersembul. Berikut contoh implikatur percakapan humor dalam kegiatan belajar mengajar:
Siswa: "Pak, saya tidak mengerti soal ini."
Guru: "Jangan khawatir, dulu saya juga tidak mengerti ketika pertama kali melihatnya."
Pernyataan guru dalam percakapan tersebut mengandung implikatur bahwa soal yang sulit dapat diatasi. Dalam humor tersebut mengandung pengertian guru memahami kesulitan yang dialami siswa dan berusaha menenangkan siswa sehingga siswa tidak cemas dengan kesulitan yang dialaminya.
Guru: "Anak-anak coba sebutkan macam-macam sendi!"
Siswa 1: "Sendi pelana."
Siswa 2: "Sendi engsel, Bu."
Siswa 3: "Sendi peluru, Bu."
Guru: "Ada lagi, sendiri-an."
Dalam percakapan tersebut guru mencoba melakukan implikatur percakapan humor dengan ungkapan sedih karena masih sendirian. Namun, hal tersebut bisa menjadi bahan tawa dan menjadikan kelas tidak menegangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H