Cara ini ampuh sekali memikat hati rakyat, terbukti hasil dari Lembaga Survei Indo Barometer menunjukkan Jokowi menempati urutan ke-2 presiden yang paling banyak disukai rakyat.
Sedangkan di posisi puncak dihuni oleh, Presiden Soeharto.
"Presiden paling banyak disukai adalah Soeharto 23,8 persen, disusul Joko Widodo 23,4 persen," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari.
Bedanya, Soeharto dulu dicintai karena rakyat merasa, seluruh fasilitas untuk rakyat sangat lengkap. Mulai dari sekolah, rumah sakit, dan pelayanan publik.
Sedangkan Jokowi? Tentu, terciptanya kembali hubungan antara pemimpin dan rakyat yang sempat hilang dalam periode-periode sebelumnya.
Cara Jokowi memenangkan hati rakyat pun diplagiat oleh sejumlah pejabat publik. Satu contoh, momen Bupati Luwu dan Satgas PEN bagikan makanan gratis.
Meski dengan pernyataan-pernyataan 'Ini untuk membantu rakyat dan bla, bla, bla' tetap saja ini plagiat cara Jokowi.
Bahkan, saya pun menyoroti statement dari salah satu pejabat yang mengatakan, "Saya bersama Bapak Bupati dan rekan-rekan yang lain membagi-bagikan makanan secara gratis kepada masyarakat kurang mampu atau yang berpenghasilan rendah, seperti tukang becak, tukang ojek, dan penjual buah. Kegiatan Ini akan kita laksanakan setiap Jum'at selama penerapan PPKM"
Mungkin baiknya, tak usah menyebut status, dan profesi seseorang ya. Akan tetapi lebih baik lagi kalau bagi-bagi makanan gratisnya tanpa menggunakan seragam dinasnya.
Dan tak perlu disorot media, menurut saya, jika ingin menaikkan pamor pejabat di panggung politik, maka bukan hanya pintar blusukan, bagi-bagi sembako, dan lain-lain.
Tapi, jawab dengan prestasi politik, misal pendapatan per kapita rakyat dinaikkan. Jumlah pengangguran di Indonesia diatasi.