Pernahkah kita sadar, bahwa media informasi dapat mempengaruhi kehidupan kita ?
Tak hanya lewat berita semata. Informasi dan propaganda pada jaman milenium seperti ini dapat menjelma dalam bentuk apa saja.
Bila kita hanya melihat sisi informasi dari berita saja, itu tidak keliru. Tapi sadarkah, semacam kartun pun bisa menjadi media Informasi ? Hmm, mungkin lebih tepatnya, sebut saja media propaganda.
Propaganda ?
Benarkah sebuah lirik lagu ataupun kartun, bisa menjadi sebuah media untuk menyampaikan suatu maksud ?
Jawabannya, Ya.
Baiklah, bila anda tidak percaya. tapi, saya ingin menanyakan satu hal, apa yang terlintas dalam benak anda apabila saya mengucapkan kata "Jepang" ? yang pasti terlintas dalam benak kita semua, pasti : negara yang maju, makmur, elit, tertib, dan sebagainya. Bahkan, kalau dibandingkan dengan (maaf) Indonesia, pasti Jepang-lah yang kita anggap segala-galanya. Betulkah ?
Lalu, pertanyaannya, kenapa kita mendapatkan "mindset" bahwa Jepang seperti itu ? Apakah memang negara Jepang seperti itu secara umum ? Dan, istilahnya, "Kok bisa ya, dalam pikiran saya, saya mengagumi bangsa Jepang dalam artian hampir sempurna ?" , padahal kita sendiri belum pernah ke Jepang, belum tahu masalah dalam negerinya, tidak tahu bahwa kini Jepang mengalami krisis dan resesi, juga di Jepang dilanda sindrom "piramida terbalik" karena sedikit anak yang lahir di negara itu, sedangkan kini, generasi tua-lah yang memimpin Jepang. Namun, diluar itu semua, Pernahkah kita tanyakan "apa sebabnya" kita berpikir seperti itu tentang Jepang ?
Tidak lain dan tidak bukan, media-lah yang berperan penting untuk membangun mindset orang luar Jepang untuk melihat seperti apa Jepang itu. Bila kita membaca buku sejarah, mungkin kita pernah tahu, sebelum kemerdekaan Indonesia, Jepang mengeluarkan propaganda mutakhirnya, yaitu NIPPON 3A : NIPPON CAHAYA ASIA, NIPPON PELINDUNG ASIA, NIPPON PEMIMPIN ASIA. Betapa tidak, ketika bangsa Indonesia sedang berdarah-darah melawan Belanda si penjajah, sedikit banyak pengaruh propaganda inilah yang membangun mindset kita bahwa Jepang adalah salah satu negara superpower, pemberani, sekaligus pemberi harapan pada bangsa Indonesia pada saat itu.
Hanya karena kalimat dalam propagandanya, "Kami, bangsa Jepang, adalah saudara tua bangsa Indonesia" , rakyat Indonesia begitu cepat bersimpati pada Jepang. hanya karena sebuah kalimat propaganda !
Kembali lagi pada poin utama. Di masa kini, adakah propaganda semacam itu ? Ya, itu ada, bahkan dalam serial kartun anak-anak !
Baiklah. Saya yakin, anda tahu serial kartun ternama Jepang, Detective Conan. Inilah seorang detektif kecil luar biasa, dengan kisah-kisahnya yang mungkin membuat kita berdecak kagum. Bahkan, tak sedikit orang yang "gandrung" pada serial ini, di seluruh dunia. Mungkin termasuk kita adalah salah satunya.
Lalu, apakah hubungan Detective Conan dengan propaganda ? Mungkin, korelasi langsungnya tampak kabur. tapi, bila kita jeli melihat maksudnya, sungguh, betapa kartun ini menyumbang banyak pengaruh pembentuk mindset kita terhadap Jepang.
- Bila kita menonton Conan, tak sedikit scene-nya yang mempertontonkan Beika City, Osaka, atau Tokyo dengan gedung-gedung elitnya, lalu lintas yang padat namun tertib, dan kondisi alam yang terjaga baik dengan tetap adanya hutan-hutan kota. Betapa tidak, kita yang mungkin belum pernah menginjakkan kaki di Jepang, pasti langsung menyatakan dan membenarkan bahwa "Jepang memang seperti itu" atau "Hidup di Jepang, kayaknya enak ya"
- Kehidupan sehari-hari Conan dan gengnya, selalu tidak jauh dari berjalan kaki ! Ya, berjalan kaki ! bahkan, tak sedikit scene yang menunjukkan seorang polisi yang menggunakan sepeda. Masih soal transportasi, sering sekali kita melihat scene yang menunjukkan mereka menggunakan Kereta Shinkansen-nya untuk bepergian kemanapun, lengkap dengan visualisasi yang sungguh modern sekaligus kompleks. Dan, mindset kita pun terbentuk menjadi "Jepang betul-betul negara modern ! Lihat saja, transportasi umumnya saja baik.."