yang lebih mulia itu adalah yang lebih berilmu dalam hal keagamaannya, jika memang si habib itu paling banyak ilmunya bisa jadi dialah yang lebih utama atau mungkin orang yang lebih berilmu serta yang lebih bertaqwa maka orang itulah yang lebih mulia disisi allah. telah banyak tertulis di dalam kitab kitab kuning tentang kemuliaan orang orang yang berilmu, dan fadhilah keutamaan ilmu atas alam, seperti kitab "tanqihul qoul", ta'lim muta'alim dan sebagainya. Mungkin bias dicek sendiri bila blom pernah membacanya.
Masalah nasab itu hanyalah ke sekian karena pengaruh keturunan tergantung dari didikan serta ilmu yang ia kuasai. menurut nabi SAW sendiri kalau seandainya siti fatimah mencuri, maka tangannya harus dipotong juga seperti orang orang yang lainnya. tapi keberadaan orang berilmu itu lebih mulia di sisi Allah SWT meskipun dia fasik (contoh: suka nongkrong di warung), ketimbang orang yang suka beribadah dan suka berdzikir, tapi dia bodoh dalam masalah agama. demikian penjelasnya bisa diperpanjang sesuai analisa masing-masing.
عن حذيفة بن اليمان رضي الله عنهما أنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إن فضل العلم خير من فضل العبادة، وخير دينكم الورع » ، وعنه صلى الله عليه وسلم « أنه دعا لابن عباس رضي الله عنهما، فقال: اللهم فقّهُّ في الدين وعلمه التأويل » وصحَّ عنه صلى الله عليه وسلم أنه قال: « من سلك طريقاً يطلب فيه علماً، سلك الله له به طريقاً إلى الجنة، وإن الملائكة لتضع أجنحتها رضاء لطالب العلم، وإن العالم يستغفر له من في السماوات ومن في الأرض، حتى الحيتان في البحر، وفضل العالم على العابد كفضل القمر على سائر الكواكب، وإن العلماء ورثة الأنبياء، وإن الأنبياء لم يورّثوا ديناراً ولا درهماً، إنما ورّثوا العلم، فمن أخذه أخذ بحظ وافر