Mohon tunggu...
Miftahul Janna
Miftahul Janna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Miftahul Janna

Hiduplah untuk ilmu, maka dengan begitu kamu akan dilimpahkan pengalaman baik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Sense Of Belonging dalam Organisasi Kemahasiswaan

26 April 2021   23:00 Diperbarui: 26 April 2021   23:38 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Anant (Anggraeni, 2017) sense of belonging memiliki penekanan pada dua aspek utama, yaitu :
1. Memiliki pengalaman akan penghargaan dari sebuah keterlibatan.
2. Merasakan kecocokan sebagai bagian atau anggota dari sebuah kelompok.
Sedangkan menurut Hagerty, Sauer dan Patusky (1992) mendefinisikan kembali aspek sense of belonging dan antecedent dari sense of belonging yaitu :
1. Aspek sense of belonging yaitu,
(a) Valued involvement merupakan pengalaman seseorang terkait perasaan dihargai, diperlukan/dibutuhkan, serta perasaan diterima;
(b) fit, yaitu persepsi bahwa karakteristik yang dimiliki seseorang telah sesuai dengan sistem atau lingkungan dimana dirinya berada.
2. Antecedent atau pelopor sense of belonging merupakan keseluruhan peristiwa yang terjadi sebelum munculnya sense of belonging. Adapun antecedent dari sense of belonging meliputi:
(a) Energy for involvement (Kekuatan untuk merasakan keterikatan);
(b) Potential and desire for mesaningful involvement (Potensi dan hasrat untuk memaknai keterikatan);
(c) Potential for shared or complementary characteristic (Potensi untuk berbagi dan melengkapi karakter).

Selain aspek aspek dari Sense of Belonging juga terdapat Faktor-Faktor yang akhirnya mempengaruhi Sense of Belonging itu sendiri dimana Zhao et al (2012) menjelaskan jika terdapat tiga hal yang mempengaruhi sense of belonging, yaitu:
A. Kepercayaan pada anggota lain
Kepercayaan yang tersemat pada anggota lain merupakan faktor unggul untuk mengukur kurva keberhasilan virtual communities, yang dapat di ukur dengan seberapa banyak partisipasi anggota maupun virtual communities sendiri. Artinya, ketika individu mempercayai seseorang virtual communities dan anggota lain, maka individu cenderung lebih terlibat dalam virtual communities serta dalam berinteraksi dengan anggota lain.
B. Familiaritas atau keakraban antar anggota
Familiaritas merupakan sejauh mana jarak masing-masing individu mengetahui peranan satu sama lain. Hal ini dapat di bangun melalui interaksi. Keakraban dapat membuat individu cenderung percaya begitu saja tanpa berpikir panjang dan memeriksa kebenaran atau keadaan yang sebenarnya terjadi. Keakraban juga dapat menghasilkan ketidakpastian yang lebih rendah dan kepercayaan yang lebih tinggi dalam hubungan jangka panjang.
C. Kesamaan persepsi pada organisasi
Dalam hal ini kesamaan yang dirasakan mengacu pada karakteristik umum,  seperti minat, nilai, dan tujuan yang dirasakan antara anggota organisasi. Pada dasarnya orang berkumpul atas kepentingan bersama atau tujuan bersama dan berbagi pengalaman.

Adapun manfaat sense of belonging menurut Jones (Muhaeminah, 2015) antara lain mencangkup:
A. Ketercapaian manfaat fisik
Manfaat fisik antara lain meningkatkan fungsi neurologis, meningkatkan resistensi terhadap penyakit, serta secara umum memiliki fungsi fisik yang lebih baik.
B. Manfaat psikologis
Fungsi psikologis antara lain ketercapaian seluruh kesehatan mental seperti self efficacy, self esteem, kurangnya level stress dan depresi, kurangnya kecemasan, coping yang baik, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan memiliki komunitas dan lingkungan yang lebih sehat, meningkatkan prestasi dan motivasi, intelektual dan kognisi yang lebih tinggi.

Sedangkan menurut Hagerty et al (1992) manfaat dari sense of belonging, yaitu:
A. Keterlibatan psikologis, sosial, spiritual atau fisik. Keterlibatan psikologis, sosial, spiritual atau fisik ini muncul karena manusia ingin memiliki perasaan diterima di perusahaan tempatnya bekerja.
B. Atribusi yang penuh bermakna bagi dirinya atas keterlibatan yang ada. Hal ini berkesinambungan dengan adanya keterlibatan psikologis, sosial, spiritual, atau fisik yang dilakukan.
C. Fortifikasi atau meletakkan dasar fundamental untuk respon emosional dan  perilaku. Dalam hal ini, sedikit lebih mengarah pada bagaimana perusahaan atau organisasi memiliki manajemen yang baik terhadap anggota memiliki respon emosi dan perilaku yang selalu positif terhadap perusahaan atau organisasi.

Cukup sampai disitu dampak-dampak maupun manfaat yang dapat kita lihat. Sedikit tambahan berdasarkan contoh pengaplikasian Sense of Belonging dalam organisasi yaitu pada Angkatan 2019 Farmasi Universitas Hassanuddin. Tentu saja untuk membangun organisasi yang lebih baik, di perlukan sense of belonging dalam diri individu yang berpaut erat pada sebuah organisasi aktif. Dapat kita kita lihat pada rekan-rekan mahasiswa yang berproses atau terlibat turun dalam organisasi seperti KEMAFAR-UH. Dimana mereka memiliki sense of belonging yang tinggi, sebelum itu perlu jumlah besar pemahaman dahulu bagi organisasi seperti apakah  KEMAFAR-UH terrsebut. KEMAFAR-UH merupakan sebuah organisasi untuk membentuk mahasiswa menjadi insan yang beriman, bertakwa, berwawasan, dan berjiwa sosial.

Dalam organisasi KEMAFAR-UH telah memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi, memberi pemahaman untuk memecahkan masalah-masalah terperinci, dan memiliki UKM sebagai wadah mengembangkan minat dan bakat seseorang sehingga dapat meningkatkan sense of belonging tepat dalam diri seseorang.

Rasa memiliki atau sense of belonging didapatkan dengan memulai mengenal siapa diri kita, empati atau rasa kepedulian, dan melibatkan diri dalam pengambilan suatu besar kecilnya keputusan, serta menciptakan prinsip. Sense of belonging memberikan dampak positif pada seseorang dalam berorganisasi.

Sekian kiranya upaya penjelasan tentang ilmu Sense of belonging dalam aspek keorganisasian mahasiswa. Saya berharap bahwa selain mahasiswa, siapapun manusia dapat mengait jaringan komunikasi secara tinggi. Komunikasi adalah tali silahturahmi paling mudah terjalin setiap durasi putaran bumi. Karena selain saling menghargai satu sama lain, kita butuh penyokong integritas dari jiwa-jiwa sekitar. Jangan sampai terlalu asyik mengerjakan proyektivitas mandiri melupa hakikat manusia. Manusia adalah bahu bagi manusia lain. Manusia tidak dapat disebut sebagai manusia apabila ia hanya mengedepankan egoisme dalam celah paradigmanya yang berantakan. Saling memberi feedback adalah cara mengaplikasikan sense of belonging paling cermat dan menghasilkan generasi hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun