Mohon tunggu...
MIFTAHUL HADI
MIFTAHUL HADI Mohon Tunggu... Guru - MIFTAHUL HADI

Bekerja, berkarya, berdedikasi, menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wayang Jerami Toni

8 Desember 2020   22:14 Diperbarui: 8 Desember 2020   22:22 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Teman-teman Toni juga memilih meninggalkan pertunjukan wayang jerami, mereka putus asa karena tidak ada penonton yang melihat. Sekarang tinggal Toni sendiri, ia tidak tahu apa yang harus diperbuat. Ia mencoba membujuk teman-temannya agar menyelesaikan jadwal yang diberikan kepala desa. Tapi usaha Toni sia-sia, mereka tetap tidak mau melanjutkan pertunjukan. 

Akhirnya, Toni menemui dengan Friska. Ya, Friska yang sudah selesai mengikuti perlombaan tari tingkat Propinsi. Toni menyampaikan masalah yang dialaminya. 

Tidak disangka, Friska ingin membantu Toni agar pertunjukan wayang jerami dimulai lagi. "Bagaimana kalau pertunjukan wayang jerami juga dikolaborasikan dengan pertunjukan tarian?" usul Friska. 

"Aku juga akan meminta bantuan teman-teman di sanggar untuk menabuh gamelan dan nembang" tambah Friska. "Wah, ide yang bagus" sahut Toni. Mereka kemudian memulai latihan lagi.

Gabungan pertunjukan wayang jerami dan tari-tarian yang diciptakan Toni dan Friska ternyata sangat bagus. Teman-teman Toni yang kemarin meninggalkan, akhirnya datang dan menemui Toni. "Ton, maafkan kami  yang telah meninggalkanmu. Kami siap bergabung kembali dengan kalian" kata Riski mewakili lainnya. 

"Tidak apa-apa Ris, saya juga minta maaf pada kalian" jawab Toni. Pertunjukan pun dimulai lagi, warga desa Sukadamai berbondong-bondong memadati balai desa untuk menyaksikan pertunjukan wayang jerami dan tari. 

Mereka tampak menikmati pertunjukan sendratari yang ditampilkan Toni dan teman-temannya. Pak kepala desa dan istrinya pun ikut menjadi pemain dalam pertunjukan tersebut. 

Sejak saat itu, warga desa Sukadamai mulai sadar bahwa kesenian wayang harus dilestarikan. Toni dan teman-temannya bangga, berkat wayang jeraminya kesadaran warga desa untuk mencintai dan melestarikan budaya tanah air mulai tumbuh kembali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun