Mohon tunggu...
MIFTAHUL HADI
MIFTAHUL HADI Mohon Tunggu... Guru - MIFTAHUL HADI

Bekerja, berkarya, berdedikasi, menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wayang Jerami Toni

8 Desember 2020   22:14 Diperbarui: 8 Desember 2020   22:22 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Toni adalah seorang anak petani, ayahnya bernama Pak Tarjo. Mereka tinggal di desa Sukadamai. Toni gemar bermain wayang, karena sejak kecil selalu diajak ayahnya menyaksikan pertunjukan wayang dalam acara sedekah bumi di desanya. 

Toni menganggap wayang adalah kebudayaan yang harus dilestarikan, sebab di zaman sekarang  jarang anak-anak yang senang melihat pertunjukan wayang apalagi memiliki kegemaran memainkan wayang. Tokoh pewayangan yang dikagumi Toni adalah Arjuna, karena memiliki watak pandai, sopan, berani dan suka melindungi kaum yang lemah. 

Ayah Toni memang tidak bisa membelikan wayang kulit asli, tetapi Toni memiliki keahlian lain yaitu bisa membuat sendiri wayang dari jerami. Toni selalu merawat wayang-wayang yang telah dibuatnya. Ia berlatih memainkan wayang di teras rumahnya.

Di sela-sela kegemaran memainkan wayang, ia tetap belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah. Karena kegemarannya itulah, Toni pernah menunjukkan kebolehannya memainkan wayang ketika acara malam pentas seni persami di sekolahnya.

Hari Minggu yang cerah, Toni membantu ayahnya bekerja di sawah. Ia membantu menyiangi rumput dan memberi pupuk pada tanaman padi. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik dari kotoran kambing peliharaannya. Hebat bukan? 

Selain menghemat pengeluaran, pupuk organik juga ramah lingkungan lho. Ketika tanaman padi telah keluar bulir padinya, ia membuat orang-orangan sawah untuk mengusir burung dan hama pengganggu. Orang-orangan sawah itu dibuatnya dari jerami. Dipakaikannya baju milik ayahnya yang sudah tidak terpakai. 

Kemudian dengan menggunakan tongkat kayu, orang-orangan sawah itu ditancapkan di tengah sawah. Tidak lupa ia pasang beberapa kaleng di badan orang-orangan sawah. Ketika ditarik, orang-orangan sawah akan bergerak dan mengeluarkan bunyi nyaring "klonteng..klonteng.." dan burungpun takut.

Suatu hari, hama tikus menyerang sawah ayah Toni. Berbagai cara telah dilakukan untuk mengusir tikus. Mulai dari pemberian racun tikus hingga penyetruman.Namun usaha itu tidak membuahkan hasil, sehingga padi milik ayah Toni hampir rusak dan gagal panen. 

Toni membayangkan jika gagal panen, maka ayahnya tidak akan punya persediaan gabah, dan Toni tidak akan bisa membuat lagi wayang jerami. Toni kemudian menemukan ide untuk mengusir hama tikus yaitu dengan menggunakan burung hantu. Burung hantu merupakan predator alami pemangsa tikus. 

Toni membuat rumah-rumahan untuk burung hantu dan diletakkan di tengah sawah, lalu burung hantu diletakkan di dalamnya. Cara itu ternyata berhasil, tikus pengganggu lama-kelamaan habis karena dimangsa buurng hantu. 

Hasil panen pak Tarjo pun melimpah. Toni gembira karena telah membantu menyelamatkan sawah ayahnya. Ia pun dapat membuat wayang jerami lebih banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun