Mohon tunggu...
miftahul nimah
miftahul nimah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Tempat dimana saya bisa mengekspresikan diri melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Simbolisasi Kerinduan Puisi "Malam Rindu" Karya Joko Pinurbo

13 Maret 2024   21:30 Diperbarui: 13 Maret 2024   21:33 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Catatan : puisi "Malam Rindu" Karya Joko Pinurbo menjadi puisi sakral penuh ironi nan syahdu. Bagaimana tidak, di makna dan bahasa dalam puisi banyak menggunakan kata-kata demokrasi dan nasionalisme. Entah bagaimana pola pikir sang penyair sehingga dapat membuat puisi yang memiliki makna mendalam.

ESAI PUISI “MALAM RINDU” KARYA JOKO PINURBO

Malam Minggu. Hatiku ketar-ketir.

Ku tak tahu apakah demokrasi dapat mengantarku

ke pelukanmu dengan cara seksama

dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Sebelum Ahad tiba, anarki bisa saja muncul

dari sebutir dengki atau sebongkah trauma,

mengusik undang-undang dasar cinta, merongrong

pencarindu di bibirku, dan aku gagal

mengobarkan Sumpah pemuda di bibirmu.

Ketika membaca Puisi “Malam Rindu” karya Joko Pinurbo, kita dapat merasakan bahwa penyair berhasil menggambarkan kompleksitas emosi yang sering muncul dalam hubungan antarmanusia melalui kata-kata yang sederhana dan daya tarik kuat namun bermakna mendalam.

Dalam puisi ini, Joko Pinurbo membawa kita ke dalam pengalaman kekerasan rindu yang mendalam. Dia menciptakan gambaran malam yang hening, tempat kerinduan mengalir begitu kental di udara. Kata-katanya yang sederhana namun sarat dengan makna menggambarkan perasaan yang tak terelakkan: rindu yang begitu kuat, hampir bisa kita rasakan secara fisik.

Salah satu hal yang menarik dari puisi ini adalah bagaimana Joko Pinurbo menggambarkan rindu sebagai sesuatu yang hidup, seperti "rumah tanpa api" yang "berderak di suara hujan." Ini adalah metafora yang sangat kuat, karena kita bisa membayangkan kekosongan dan kerinduan yang mendalam melalui gambaran tersebut. Bahkan, dalam kesunyian malam, rindu itu seolah-olah berbicara kepada kita dengan suara yang begitu nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun