Prabowo adalah satu-satunya calon yang paling realistis didorong untuk menjadi Capres, menimbang hanya popularitas dan elektabilitasnyalah yang mampu mengimbangi kekuatan Jokowi di Pilpres 2019. Maka, dengan asumsi koalisi Gerindra, PAN dan tentunya ditambah Demokrat yang solid jadi mestinya taka da lagi kekhawatiran untuk kalah.
Untuk itu, Gerindra bersama partai koalisinya harus menghilangkan kekhawatiran akan kalah jika terjadi rematch Prabowo vs Joko Widodo.
Ujang pun mencontohkan, berdasarkan hasil survei nasional yang dirilis oleh Median pada Senin (23/7) lalu, PDIP dan Gerindra masih menjadi dua partai dengan elektabilitas tertinggi. PDIP di posisi puncak dengan elektabilitas 26,0 persen. Disusul Partai Gerindra sebesar 16,5 persen.
Tingginya elektabilitas kedua partai itu diperkirakan karena adanya figur Jokowi dan Prabowo yang terafiliasi ke masing-masing partai. Sehingga, menyumbang kenaikan elektabilitas kedua partai.
Dari survei tersebut, lawan yang sepadan unutk Jokowi adalah prabowo. Maka, keragu-raguan dan banyaknya opsi figur lain selain Prabowo akan membuka ruang konflik dan Tarik menarik kepentingan di internal koalisi di luar kubu Jokowi.
Kombinasi figur dan berjalannya mesin partai koalisi adalah kunci. Dibutuhkan soliditas sejak dini agar perjalanan memperebutkan kursi RI1-RI2 berjalan mulus.
Dengan bergabungnya Demokrat dalam koalisi Gerindra menambah kekuatan yang tidak perlu lagi dikhawatirkan. Karena, faktor SBY yang pernah berkuasa selama 10 tahun cukup besar untuk menambah kekuatan koalisi.
SBY itu pernah memimpin negeri ini 10 tahun, sedikit banyak beliau tahu dan menguasai peta pemenangan untuk Piplres 2019 nanti.
Melihat formasi itu, bisa disimpulkan bahwa yang akan bertarung di Pilpres 2019 adalah Prabowo-AHY Vs Jokowi-Mahfud.
Anies Sebaiknya Fokus di Jakarta Saja
Nama Anies Baswedan memang sering disebut-sebut sebagai capres potensial. Hal itu dianggap Ujang sebagai sesuatu yang wajar karena posisinya sekarang sebagai Gubernur DKI Jakarta. Gubernur DKI itu bisa dikatakan sebagai RI-3.
Namun demikian, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu belum memiliki kinerja yang luar biasa untuk pencitraan yang membuat rakyat terkesima. Lagipula elektabilitas Anies untuk Capres masih sangat rendah.
Berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) akhir bulan lalu, elektabilitas Anies tidak cukup tinggi untuk maju dalam Pilpres 2019. Elektabilitas Anies dalam survei tersebut tak sampai 1 persen.
Elektabilitas Anies masih di bawah Jokowi dan Prabowo. Elektabilitas Anies berada pada kisaran 0,5 persen. Angka tersebut masih kalah jauh di bawah Jokowi dengan 38,9 persen serta Prabowo dengan 10,5 persen.
Dengan demikian, sebaiknya Anies fokus menuntaskan amanat rakyat di DKI Jakarta sebagai gubernur, sembari menyiapkan diri untuk pilpres 2024 mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H