Mohon tunggu...
Miftahul Alam
Miftahul Alam Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo Itu Jenderal, Tak Mungkin Menyerah Sebelum Perang

22 Juli 2018   18:30 Diperbarui: 22 Juli 2018   18:47 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu Prabowo Subianto akan menyerahkan mandat capres kepada tokoh lain mencuat saat sejumlah kader Gerindra mengatakan adanya sejumlah opsi capres-cawapres yang berpotensi menang di Pilpres 2019. Salah satu opsinya yaitu Prabowo menyerahkan mandat capres ke tokoh lain.

Namun, isu ini kemudian dibantah oleh Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria. Dia mengatakan, tidak ada yang menyarankan agar Prabowo jadi king maker. Meski demikian, Riza menilai wajar jika ada suara satu dua kader partai koalisi yang ingin Prabowo menyerahkan mandat capres ke tokoh lain.

Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing menilai, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto diyakini akan menjadi "play maker" dan bertarung dengan Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 mendatang, "bukan king" maker seperti ramai diperbincangkan belakangan ini.

Prabowo adalah seorang Jenderal yang tidak mungkin kalah sebelum berperang. Hal itu bisa juga dilihat dari rekam jejak Prabowo selama ini, karier militer dan politik, serta kesehariannya. Prabowo tokoh yang pantang mundur.

Prabowo telah berhasil mendirikan, memimpin serta mengelola Partai Gerindra hingga menjadi tiga besar parpol dengan perolehan terbanyak di DPR, mengalahkan partai besar dan berpengalaman, seperti PDI-P dan Golkar.

Bukan hanya itu, bahkan Partai Demokrat dengan ketokohan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang sudah dua periode menjadi Presiden, juga dikalahkan Gerindra.

Partai Gerindra mengumpulkan 14.760.371 (11,81 persen) suara atau 71 kursi (13 persen) kursi di parlemen.

Karena itulah, Prabowo tidak akan menjadi king maker yang berpotensi membuat Gerindra terpuruk di Pemilu Legislatif tahun depan.

Ketokohan Prabowo telah melekat dengan Gerindra, jadi kalau Prabowo tidak maju dan menyerahkan tiket calon presiden kepada orang lain, ini akan menurunkan elektabitas Geridra di Pileg.

Peluang Prabowo menang di Pilpres 2019 masih besar sebab elektabilitas Jokowi sebagai penantang masih kurang dari 50 persen. Tinggal bagaimana Prabowo dan koalisinya bisa memunculkan wakil yang bisa mendongkrak elektabilitas Prabowo. Sekaligus Prabowo dan wakilnya nanti bisa menghadirkan program-program masuk akal yang bisa diterima masyarakat.

Prabowo dan pasangannya serta tim sukses bisa membongkar kelemahan-kelemahan pembangunan Joko Widodo. Tentu dengan memberikan soliusi-solusi bila nanti mereka mempimpin. Karena tidak ada pemimpin yang sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun