Mohon tunggu...
MIFTAHUL MUNIRALKARIM
MIFTAHUL MUNIRALKARIM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UAD

Mahasiswa yang ingin berkarya dengan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membentuk Karakter Anak Sejak Usia Dini dengan Pendidikan Islami

13 Juli 2021   06:50 Diperbarui: 13 Juli 2021   08:29 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disusun Oleh :
Risky Bachtiar Ismiaji, Miftahul Munir Alkarim, Dhika Rizqi Febriyadi
(1800001224, 1800001206, 1800001233/BK/FKIP)
Universitas Ahmad Dahlan


                               Abstrak
Membentuk sebuah karakter anak sesuai dengan ajaran Islam merupakan sebuah cita-cita bagi umat Muslim. Zaman Modern atau bisa dikatan generasi Alpha seperti saat ini merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi pendidik maupun orang tua dalam memberikan sebuah penanaman karakter akhlak yang baik. Perkembangan zaman tentunya dapat memepengearuhi karakter anak-anak masa kini, dengan munculnya teknologi yang baru seperti internet maka semua kalangan akan sangat mudah mengakses situs dunia. 

Maka tidak dapat dipungkiri sebuah budaya asing akan masuk ke negeri ini dengan adanya era globalisasi. Pendidikan Islam ini sangat penting sekali untuk anak-anak dikarenakan dapat menangkal sebuah globalisasi yang negative. ketika anak, sejak kecil sudah diberikan sebuah pendidikan yang Islami tentunya yang dapat diharapakan anak tersebut mampu menyaring segala informasi di dunia ini dengan bijak, sehingga karekater anak tersebut tidak terpengaruhi oleh karakter akhlak budaya asing. 

Melihat keadaan anak generasi Alpha saat ini sangat memperhatinkan yang mana cukup banyak anak-anak yang kekurangan karakter yang baik. Masih adanya tawuran antar pelajar, begal, mencontek, berbohong, membantah guru maupun orang tua dan masih banyak lagi. Maka dari itu perlunya membentuk karakter anak sejak usia dini itu sangatlah penting karena sejak kecil sudah membisakan diri dan berlatih maka ketika dewasa penanaman karakter yang berbudi luhur itu akan selalu diterapkannya, karena sudah menajdi kebiasaan anak tersebut sehingga menjadi budayanya sendiri.
Kata Kunci : Karakter, Anak, Usia Dini Pendidikan, Islam

                      Pendahuluan

Perkembangan Globalisasi saat ini tentunya semakin pesat dan semakin canggih. Maka dengan mudahnya pintu akses internet yang tentunya skala dunia mudah sekali di cari oleh semua kalangan. Maka dari itu tidak kita pungkiri bahwa perkembangan teknologi ini mempengaruhi karakter anak, karena bisa saja budaya asing masuk ke negeri Indonesia ini sehingga dicontohlah oleh anak bangsa. Sehingga karakter Negara asing tidak menutup kemungkinan mempengaruhi anak Bangsa Indonesia. 

Bukannya hanya factor Globalisasi tetapi pendidikan akhlak seorang muslim kurang diperhatiakan secara mendalam dan terimplementasi kepada anak sejak usia dini. Jika saja karakter seorang muslim sudah melekat kepaada anak-anak tentunya mereka dapat menjalani kehidupan sesuai syariat Islam yang murni. Perlu untuk dikaji secara mendalam bahwa sebenarnya hubungan pendidikan dengan Islam itu saling berkaitan, karena di Agama Islam yang dinamakan menenuntut ilmu itu wajib. Tentunya untuk mendapatkan ilmu mengeni karakter yang baik perlu adanya system pendidikan untuk menuntut ilmu sesuai dengan ajaran Islam.

Pendidikan Islam, tidak dipungkiri lagi memang memiliki kontribusi yang sangat besar khususnya di Negara tercinta kita ini. Berkaitan dengan sejarah Islam dinusantara merupakan bukti nyata bahwa pendidikan Islam sudah ada sejak zaman sebelum merdeka yang mana dengan pendidikan Islam ini dapat membentuk karakter pejuang Indonesia dengan bijaksana, jujur dan pantang menyerah. Maka dari itu hubungan pendidikan dengan Islam memang sangat penting untuk anak-anak sejak dini. 

Seorang guru disekolah dan orang tua memiliki peran yang sangat penting untuk membentuk karakter  sesuai jiwa seorang mukmin yang taat. Sehingga dalam proses pencapaian pendidikan Islam tidak hanya menjadi beban seorang guru justru tanggung penjawab pertama ialah orang tua didalam rumah tangga untuk memulai membentuk kepribadian anaknya mulai dari kandungan, lahir bahkan sampai aaqil baligh. Peran orang tua juga dapat memberikan sebuah perasaan yang lebih nyaman, aman dan keamanan dalam menanamkan nilai-nilai moral dan agama sejak dini pada anak-anak mereka (Basri, 2017).

Namun dapat kita lihat dari sudut pengertian ternyata akhlak dan karakter tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Kedunaya didefinisikan sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa adanya dipikir terlebih dahulu bisa dikatakan spotanitas, bisa dikatakan sudah menjadi kebiasaan yang tertanam pada diri anak tersebut. Menurut Majid, pendidkan karakter yaitu sebuah upaya untuk membimbing perilaku manusia menuju standar yang lebih baku (Majid & Andayani, 2012). 

Karakter seorang anak dapat dilatih secara berkesinabungan yang artinya pendidkan Islam selalu diajarkan dan ditanamkan kepada anak sejak dini agar mereka dapat menerapkannya didalam kehidupan, pendidikan ini dilakukan tahap demi tahap yang terus meningkat tergantung dengan usianya. Jika pendidikan Islami setiap saat di ajarkan dan juga diberikan pelatihan atau bisa dikatakan anak tersebut ketika mendapatkan sebuah ilmu lalu mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga mereka tahu ilmu namun juga dapat mengamalkannya.

Berbicara mengenai bangsa Indonesia ini masih perlu adanya peningkatan pendidikan karakter sesuai dengan kaidah ajaran agama Islam dikarenakan agama Islam ini merupakan agama yang paling benar dan mayoritas penduduk Indonesia Agama Islam. Sebenarnya untuk mengatasi melemahnya karakter anak-anak ini perlu adanya pendidikan agama Islam yang mendalam kususnya dimulai dari keluarga terlebih dahulu. 

Orang tua disni juga harus memiliki ilmu agama Islam yang luas karena jika orang tua minim ilmu agama maka akan kesulitan untuk memberikan contoh kepada anak mengenai perilaku yang baik sesuai ajaran Islam. Zaman sekarang ini masih ada anak-anak yang rendah karakter pribadinya seperti mulai terkikisnya perilaku sopan santun, padahal orang Indonesia itu seharusnya memiliki sikap sopan terhadap siapapun. Budaya ini lama kelamaan akan menghilang jika budaya sendiri aja sudah tidak di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Masih banyak anak-anak zaman sekarang ini yang terlalu berlebihan menyukai  Negara lain, sehingga sungguh mirisnya budaya sendiri menjadi terlupakan. Maka perlu ditekankan pendidkan karakter anak sejak usia dini ini memang perlu adanya tindakan yang lebih serius lagi. Semoga menteri pendidikan Indonesia dapat memberikan sebuah terobosan untuk membenahi karakter bangsa ini dengan pendidikan agam Islam.


                          Pembahasan

Peran pendidikan Agama Islam memiliki arti yang sama dengan peran pendidikan kepribadian atau akhlak yaitu upaya untuk membentuk manusia berakhlak mulia adalah suatu keadaan yang melihat pada diri manusia tanpa melihat perhitungan, pemikiran dan penelitian yang menimbulkan hal yang baik yang disebut karakter jujur (Sada, 2015. Membentuk sebuah karakter yang mulia bagi anak bukan sebuah perkara yang mudah, karena berbagai faktor sangat mempengaruhi kualitas berfikir anak tersebut. 

Seperti faktor  keluarga, lingkungan, guru pendidik, teman sepergaulan, dalam semua lingkup faktor ini saja, jika salah satu ada yang memiliki kecondongan yang negative atau bisa dikatakan menyimpang sangat mempengaruhi sekali perkembangan karakter anak tersebut. Faktor keluarga disini sangat berpengaruh sekali dalam membentuk karakter anak paling awal, maka orang tua harus serius dalam mendidik anak seperti pemahaman beragama yang benar, perilaku keseharian dirumah, tutur kata, semua ini harus diterapkan secara benar sesuai dengan ajaran pendidkan Islam sehingga anak nantinya dapat meniru sebuah kebiasaan karakter orang tua, karena anak usia dini itu suka meniru perilaku keluarga terdekatnya apalagi orang tua. Jika orang tua memberikan ajaran yang baik maka anak tidak menutup kemungkinan juga mengikuti orang tuanya.

Lingkungan sekitar rumah juga perlu diperhatikan untuk perkembangan seorang anak, agar mereka dapat memiliki sebuah karakter yang baik. Disini orang tua berkewajiban mengontrol anaknya ketika keluar rumah karena jangan sampai anak terkontaminasi oleh pemikiran lingkungan sekitar yang belum terfilter, maka disini perlunya memilih tetangga atau tempat tinggal yang memiliki hal-hal yang positif. Apabila lingkungan sekitar banyak kerugiannya seperti lingkungan yang tidak kondusif sebaiknya pindah tempat tinggal yang lebih baik, karena lingkungan tempat tinggal juga sangat mempengaruhi karakter pribadi anak kedepannya. Guru pendidik juga memiliki peran penting kususnya guru agama pribadi, dalam memilih guru disini juga harus dipertimbangkan secara mendalam dan menelusuri riwayat guru tersebut karena pemahaman guru dapat mempengaruhi pemikiran anak tersebut, jangan sampai orang tua salah memilih guru pendidik agar tidak terjerumus ke pemahaman radikal. 

Teman sepergaulan di desa maupun di sekolah juga perlu pilih-pilih ini juga tugas orang tua untuk mencari tahu kepribadian teman anaknya agar dapat menjauhi hal yang dapat merugikan anaknya sendiri. Ibarat penjual minyak wangi dan pandai besi, jika berteman dengan penjual minyak wangi paling tidak mencium bau harumnya artinya hal baiknya minimal dapat kita peroleh. Jika berteman dengan pandai besi maka jangan salahkan jika sewaktu-waktu terkena percikan api dan asapnya tentunya ini hal yang menyakitkan yang artinya hal buruknya minimal akan didapatkan oleh diri kita.

Konsep pendidikan karakter sebenarnya telah ada sejak zaman Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Terbukti dari perintah Allah Ta'ala bahwa tugas pertama dan utama Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sebagai penyempurna akhlak bagi umatnya. Pembahsan subtansi dari makna karakter sama dengan konsep akhlak dalam Islam, keduanya membahas mengenai perilaku manusia itu sendiri. 

Al-Ghazali menejelaskan jika akhlak adalah suatu sikap mengakar pada jiwa manusia yang lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa perlu adanya pemikaran dan pertimbangan. Suwito menyebutkan bahwa akhlak  (karakter) sering juga disebut ilmu tingkah laku karena dengan ilmu tersebut akhirnya diperoleh sebuah pengetahuan tentang keutamaaan jiwa, bagaimana agar dapat memperoleh  dan bagaimana membersihkan jiwa yang telah kotor (Ainiyah, 2013: Suwito, 2004). 

Menurut Sutarjo Adisusilo (2014) karakter merupakan seperangkat nilai yang sudah menjadi sebuah kebiasaan hidup, sehingga karakter menjadi sifat tetap di dalam diri seseorang. Contohnya seperti sifat pantang menyerah, kerja keras, sederhana, dan jujur. Kemudian, karakter juga bisa digunakan untuk mengukur kualitas pribadi seseorang. Dari beberapa pendapat diatas, dapat dimaknai bahwa karakter merupakan watak dan juga perilaku atau kepribadian seseorang yang terlihat dalam kehidupannya sehari-hari.

Pendidikan islam menurut H.M Arifin (2014) adalah sebuah sistem pendidikan yang memberikan kemampuan kepada seseorang yang digunakan untuk memimpin kehidupannya sehari-hari sesuai cita-cita, serta nilai-nilai islam yang sudah mewarnai dan juga menjiwai corak kepribadian seseorang. Seseorang yang sudah memperoleh pendidikan Islami harus bisa hidup didalam kesejahteraan dan kedamaian, sebagaimana diharapkan dalam cita-cita agama islam. Sedangkan, menurut Haidar Putra Daulay (2014) pendidikan islam adalah usaha untuk mengubah tingkah laku seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan, kehidupan pribadi dan kehidupan dalam alam sekitarnya dengan proses pendidikan. 

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat dimaknai bahwa pendidikan islam merupakan sebuah usaha untuk mengarahkan manusia agar beradab, bermanfaat, bermartabat dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari sesuai ajaran Islam, serta dapat menghasilkan output yang memiliki karakter baik. Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia dengan segala dimensi kemanuusiaannya, serta islam juga merupakan agama yang paling sempurna. Kitab suci Al-qur'an sebagai kitab yang memuat ajaran-ajaran Islam untuk mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik kehidupan didunia maupun diakherat agar manusia bisa mencapai kesejahteraan dan kebahagiannya. Jadi, agama Islam merupakan ajaran utama yang dijadikan sebagai pedoman manusia dalam segala aspek kehidupannya.

Kedudukan pendidikan Islami bukan hanya untuk menyampaikan ilmu pengetahuan agama Islam yang harus dihayati dan dipahami, tetapi harus juga diamalkan atau dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, kemampuan seseorang untuk melaksanakan ibadah atau kewajibannya untuk selalu menjalankan perintah-perintah Allah Ta'ala  dan juga kemampuan dalam melaksanakan hubungan antar sesama manusia. Peran pendidikan Islam adalah membentuk seseorang agar bertakwa dan beriman kepada Allah Ta'ala , serta berkarakter atau berakhlak yang mulia. Seseorang yang berkarakter atau berakhlak mulia terbentuk melalui proses pendidikan agama dan kehidupan beragamanya, proses-proses tersebut terjadi dan berlangsung seumur hidup manusia. Pendidikan Islam sangat penting diajarkan kepada anak sejak usia dini, supaya anak dapat memahami ilmu pengetahuan agama Islam dan dapat mengamalkannya sejak mereka masih kecil. 

Selain itu, pendidikan Islam yang diajarkan kepada anak dapat membentuk karakter atau akhlak yang baik dan mulia sesuai dengan ajaran-ajaran Islam. Pengajaran agama Islam pada anak sejak usia dini dengan pembahasan atas nilai-nilai Islam akan mengekfektifkan pembentukan karakter atau akhlak pada anak, dimana karakter atau akhlak yang terbentuk ini akan membentengi mereka dari tingkah laku yang dilarang (amoral).

Pendidikan Islami pada anak sangat diperlukan untuk membentuk karakter anak sejak usia dini, karena pendidikan Islami pada anak usia dini akan memberikan pengetahuan nilai-nilai agama Islam yang mendorong anak untuk mengamalkannya dalam tingkah laku sejak mereka kecil dan akhirnya terjadi pengulangan tingkah laku yang sama. Kemudian, dari pengulangan tingkah laku yang sama tersebut yang akan membentuk karakter anak sejak usia dini

                          Kesimpulan

Karakter merupakan watak dan juga perilaku atau kepribadian seseorang yang terlihat dalam kehidupannya sehari-hari, kemudian dari karakter juga kualitas kepribadian seseorang bisa atau dapat diukur. Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia dengan segala dimensi kemanuusiaannya, serta islam juga merupakan agama yang paling sempurna. Kitab suci Al-qur'an sebagai kitab yang memuat ajaran-ajaran Islam untuk mengatur semua aspek kehidupan manusia, baik kehidupan didunia maupun diakherat agar manusia bisa mencapai kesejahteraan dan kebahagiannya. Dimana agama Islam merupakan ajaran utama yang dijadikan sebagai pedoman manusia dalam segala aspek kehidupannya.

Pendidikan islam merupakan sebuah usaha untuk mengarahkan manusia agar beradab, bermanfaat, bermartabat dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari sesuai ajaran Islam, serta dapat menghasilkan output yang memiliki karakter baik. Kedudukan pendidikan Islam bukan hanya untuk menyampaikan ilmu pengetahuan agama Islam yang harus dihayati dan dipahami, tetapi harus juga diamalkan atau dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. 

Peran pendidikan islam adalah membentuk seseorang agar bertakwa dan beriman kepada Allah Ta'ala l, serta berkarakter atau berakhlak yang mulia. Pendidikan Islami pada anak usia dini sangat diperlukan untuk membentuk karakter anak, karena pendidikan islam pada anak usia dini akan memberikan pengetahuan nilai-nilai agama islam yang mendorong anak untuk mengamalkannya dalam tingkah laku sejak mereka kecil dan akhirnya terjadi pengulangan tingkah laku yang sama. Kemudian, dari pengulangan tingkah laku yang sama tersebut yang akan membentuk karakter anak sejak usia dini


                         Daftar Pustaka


          Anwar, S. (2018). Pendidikan Islam dalam Membangun Karakter Bangsa di Era Milenial. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 9(2), 233-247.
Adisusilo, J.R, Sutarjo, 2014, Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
          Jai, A. J., Rochman, C., & Nurmila, N. (2019). Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Jujur Pada Siswa. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 10(2), 257-264.
Putra Daulay H., 2014, Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat. Jakarta : Kencana
Tim Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Lampung, 2016, Pendidikan Agama Islam Berbasis Karakter Di Perguruan Tinggi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun