Mohon tunggu...
Miftahul rizka
Miftahul rizka Mohon Tunggu... Bankir - Mika

Mahasiswa perbankan syariah uin maulana malik ibrahim malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Semasa Semester 2

31 Mei 2022   00:22 Diperbarui: 31 Mei 2022   00:25 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah tugas kedua yang bertema tentang sosok ibu, kemudian untuk tugas ketiga kami dimintai untuk menceritakan tentang sosok ayah. Siapa pun yang hari ini mendapatkan doa ibu, itu pasti mendapatkan hal hebat, tapia da sosok yang tidak pernah menunjukkan, tidak ekspresif, kadang kadang tidak bisa bicara, kadang kadang untuk meneteskan air mata pun dia tahan, dan sosok itu Namanya ayah. Dia yang paling banyak menahan air mata. Dia paling banyak menahan rasa sakit. Kalau di depan anaknya, dia selalu menunjukkan dia tidak apa apa. Kalau doa ibu adalah hal hebat, maka pengurbanan ayah itu sesuatu yang dahsyat.

Kemudian tugas ke empat dan lima  kami dimintai untuk berkunjung ke tempat ibadah non muslim, akan tetapi karena kondisi di tempat saya tinggal tidak terdapat gereja, oleh karena itu saya memutuskan untuk menulis tentang mesum Aceh. Kebetulan pada bulan itu saya berada di Banda Aceh dan saya berkunjung ke mesum Aceh dan melihat peninggalan sejarah yang ada di sana.

Tugas enam saya menulis tentang tradisi Ketika menyambut bulan Ramadhan di Aceh. Dalam menyambut hadirnya bulan Ramadhan masyarakat Aceh memiliki caranya tersendiri yang unik dan sarat akan makna yang disebut memegang. Memegang merupakan tradisi di mana masyarakat di Aceh akan berame ramai membeli daging sapi lalu memasaknya, kemudian disantap Bersama keluarga.

Untuk tugas tujuh yang temanya tentang berkunjung ke Bawaslu atau KPU di tempat kami tinggal, dan untuk tugas delapan saya menceritakan tentang sosok teman yang sudah menjadi tulang punggung keluarga di saat usianya  masih harus merasakan masa masa Indah Ketika beranjak remaja dan meraih cita cita dan cintanya. 

Akan tetapi ia sudah di paksa menjadi dewasa oleh keadaan. Sudah menjadi makanannya setiap hari hari. Mungkin kita sering berfikir bahwa orang lain punya hidup yang lebih baik dari kita, lebih Bahagia, lebih sempurna. 

Sampai pada akhirnya kita lupa untuk bersyukur. Kita lupa untuk mencintai diri kita sendiri, hidup ini adalah tentang berjuang dalam perjuangan. Orang lain mungkin tampak menjalani kehidupan tanpa rasa khawatir, tapi mereka hanya mencoba yang terbaik untuk hidup, untuk tetap bertahan. 

Cobalah lihat dunia ini lebih luas dan kau akan sadar bahwa orang yang berjuang sama sepertimu atau bahkan hidupnya lebih terpuruk darimu. Ingatlah bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan hambanya, ingatlah sebenarnya kamu tak sendiri cobalah berbicara pada Tuhan, cobalah berbicara dengan orang there dekat mu, carilah bahu untuk bersandar, mintalah pertolongan.

Tugas Sembilan saya menceritakan tentang guru yang mengajarkan saya membaca Alqur'an. Guru adalah factor yang sangat berpengaruh dalam dunia Pendidikan. Semoga guru guru kita diberikan umur yang berkah dan rezeki yang berlimpah. Semoga ilmu yang kita dapatkan menjadi berkah dan berguna bagi orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun