Mohon tunggu...
Miftahul Jannah
Miftahul Jannah Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntansi UI

Travelling, Cooking, Writing

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bahaya Kurang Gerak "di Rumah Aja", Mulai dari Nyeri Otot hingga Depresi

6 September 2020   01:36 Diperbarui: 6 September 2020   01:31 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tak terasa sudah hampir tujuh bulan pandemi terjadi di Indonesia, dengan angka kurva kenaikan pasien yang terjangkit virus Covid19 masih terbilang tinggi. Walaupun saat ini sudah dalam era "new normal" namun tentu saja kita belum dapat beraktivitas seperti sedia kala.

Untuk anak - anak yang bersekolah misalnya, kegiatan belajar masih dilakukan secara daring. Begitu juga untuk karyawan kantoran, mayoritas masih dilakukan dari rumah. Hal ini membuat aktivitas kita lebih banyak duduk dan kurang gerak. Bayangkan, untuk anak sekolah SD saja umumnya mereka mengbiskan waktu di depan laptop antara pukul 07.30 hingga 11.30, artinya selama 4 jam mereka hanya duduk dan tidak ada aktivitas lain.  

Untuk anak sekolah SMP,SMA, serta mahasiswa, bisa jadi durasi belajar di depan laptop akan lebih lama. Apalagi untuk karyawan kantoran, bisa dari pagi sampai sore, atau sekitar delapan hingga sembilan jam mereka habiskan hanya untuk duduk di depan laptop.

Aktivitas ini jika terjadi secara terus-menerus dan tidak diimbangi dengan pola makan dan olahraga yang cukup tentunya akan memberikan dampak negatif, seperti:

1. Nyeri otot

Kurangnya aktivitas dan terlalu banyak duduk dengan posisi yang sama dapat menghambat distribusi oksigen, yang sangat berdampak pada otot. Hal ini akan membuat rasa pegal-pegal di seluruh tubuh. 

Lain halnya ketika tubuh berolahraga dan bergerak, denyut jantung akan meningkat sehingga darah beserta oksigen yang dibawanya akan terdistribusi dengan baik.

2. Penyakit kronis (Penyakit Jantung Koroner, Diabetes Mielitus, dan Stroke)

Salah satu penelitian dalam The Indonesian Journal menemukan bahwa tingkat kurang gerak minimal enam jam per hari menyebabkan sindrom metabolik (kumpulan faktor risiko berbagai penyakit metabolik, seperti penyakit jantung koroner, diabetes melitus, dan stroke pada usia. produktif maupun pada usia yang sudah tidak produktif. 

Pada usia produktif disebabkan karena beban kerja yang tinggi, kurangnya aktivitas fisik, dan pola makan yang cenderung tinggi lemak dan karbohidrat.

3. Emosi dan Depresi

Perilaku kurang gerak selain  berdampak negatif pada fisik juga berdampak negatif pada psikis. Pada anak-anak misalnya, jika lebih banyak waktu dihabiskan dengan bermain sendiri, tanpa bergaul dan berteman dengan anak-anak seusianya, akan membuat pengeluaran energi dari tubuh menjadi berkurang. 

Salah satu penelitian dari Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan mengungkapkan bahwa anak yang kurang gerak akan cenderung emosional, kurang kreatif, dan menjadi minder.

 Salah satu penelitian dari Universitas Diponegoro (2019) menemukan bahwa terdapat hubungan antara gerak tubuh seseorang dengan kebahagiaannya. Orang yang lebih banyak gerak dengan berolahraga akan lebih bahagia, memiliki tingkat stres yang rendah, dan selalu berpikiran positif.

Nah beberapa hal diatas merupakan dampak negatif akibat kurang gerak, ada baiknya kita tetap dapat menjaga kesehatan walaupun hanya "di rumah aja" dengan:

1. Membiasakan olahraga kecil selama 10-15 menit sebelum memulai pelajaran daring atau bekerja dari rumah.

Pada awalnya mungkin akan teraaa berat jika kita tidak terbiasa untuk berolahraga terlebih dahulu sebelum beraktivitas. Perlu tekad yang kuat agar kesehatan kita selalu terjaga. Bangunlah lebih pagi dari biasanya, lakukan lah olahraga ringan yang disukai. Untuk di rumah aja supaya tidak bosan mungkin dapat dicari pada youtube misalnya, banyak sekali tersapat gerakan olahraga seperti senam yang dapat diikuti.

2. Membiasakan pola makan sehat.

Selalulah membiasakan pola makan sehat, 4 sehat 5 sempurna. Dan jangan lupa perbanyak minum air putih. Anda dapat menyiapkannya dengan membawa tumbler ketika anda sedang belajar atau bekerja.

3. Lakukan relaksasi setiap setengah jam selama 2 menit.

Anda dapat melakukan hal ini dengan berdiri sejenak, memutar kepala, memejamkan mata, dan berjalan beberapa langkah sejenak. Hal ini akan membuat tubuh menjadi lebih rileks, mata menjadi tidak mudah lelah, dan sapat menyegarkan pikiran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun