Mohon tunggu...
Miftahul CamilaAlhusna
Miftahul CamilaAlhusna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sangat menyukai menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemikiran Pendidikan Melalui Lensa Ki Hajar Dewantara

13 November 2023   17:06 Diperbarui: 13 November 2023   17:17 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan hal yang amat penting dalam memajukan suatu bangsa. Sejak zaman penjajahan, para pejuang kemerdekaan telah menyadari bahwa pendidikan merupakan kunci penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa serta mencapai suatu kemerdekaan yang diperjuangkan. Pendidikan dijadikan media untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak yang bertanggung jawab serta bermartabat. Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis. Dalam mencapai fungsi tersebut, pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Kemajuan Pendidikan di Indonesia ini tak luput dari perjuangan tokoh-tokoh yang mengemban dan berusaha dalam mencapai Pendidikan. Para tokoh-tokoh Pendidikan telah mengambil peran penting pada kemajuan dunia Pendidikan di Indonesia hingga saat ini.

Tokoh yang memiliki sumbangsih besar untuk kemajuan pendidikan di Indonesia dan mendapat gelar sebagai Bapak Pendidikan Nasional yaitu Ki. Hajar Dewantara, Ia adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, dan pelopor pendidikan bagi bangsa Indonesia. Sepanjang perjalanan hidupnya sarat dengan perjuangan dan pengabdian demi kepentingan bangsa. Peran dan jasanya begitu besar dalam mengawal impian bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang merdeka dari segala macam bentuk penjajahan.

Ki Hajar Dewantara lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889. Beliau memiliki nama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Lahir dan besar di lingkungan keluarga keraton. Beliau memiliki pribadi yang keras tapi lembut dengan sosok yang sederhana serta menjadi tokoh peletak dasar Pendidikan.

Pendidikan bagi Ki Hajar Dewantara bukanlah tujuan, melainkan media untuk mencapai tujuan perjuangan yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang merdeka lahir dan batin. Merdeka lahiriah berarti tidak dijajah secara fisik, ekonomi, politik dan lain-lain. Sedangkan merdeka batiniah berarti mampu mengendalikan diri dan mandiri dangan tanpa melanggar kemerdekaan orang atau golongan lain.

Pendidikan adalah proses membawa manusia dari apa adanya kepada bagaimana seharusnya. Apa adanya adalah kondisi objektif anak, keadaan anak dengan segala potensi, kemampuan, sifat, dan kebiasaan. Sedangkan bagaimana seharusnya adalah suatu kondisi yang diharapkan terjadi pada diri anak, berupa perubahan perilaku, dalam aspek cipta, rasa, karsa, dan karya yang berlandaskan dan bermuatan nilai-nilai yang dianut. Kemampuan manusia untuk bisa dididik adalah salh satu pembeda antara manusia dengan makhluk Tuhan yang lainnya (Ceppi Safruddin,2016:1). Melalui Pendidikan, seseorang akan belajar untuk berinetraksi dengan lingkungan yang berarti mengambil peluang dan membuat peluang, sehingga dapat diartikan sebagai sebuah perubahan (Bobbi De Porter,2006:82). Lebih lanjut lagi, dalam pendidikan juga terdapat sebuah proses belajar. Belajar adalah tempat yang mengalir dinamis, penuh resiko dan menggairahkan (Bobbi De Porter,2006:29).

Dalam proses Pendidikan terjadi proses perkembangan. Pendidikan adalah proses membantu anak berkembang secara optimal, yaitu berkembang sesuai dengan potensi dan system nilai yang dianut anak. Pendidikan bukanlah sebuah proses memaksakan kehendak orang dewasa kepada anak melainkan upaya menciptakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan anak, yaitu memberikan kemudahan bagi anak untuk mengembangkan dirinya. Ini berarti bahwa dalam pendidikan, anak aktif mengembangkan diri dan guru membantu menciptakan kemudahan untuk itu. Dengan demikian, pendidikan adalah proses aktif dilakukan sendiri oleh individu Karena ada suasana yang mendorong dan memberikan kemudahan bagi perkembangan dirinya. Hakikat pendidikan adalah proses aktif mengembangkan diri sebagai anggota pribadi, anggota masyarakat, dan sebagai makhluk Tuhan.

Konsep Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara memiliki beberapa gagasan yang penting. Ki Hajar Dewantara menjelaskan tentang dasar jiwa anak dan kekuasaan pendidikan. Dalam hal ini, dasar jiwa yaitu keadaan jiwa yang asli menurut kodratnya sendiri, sebelum ada pengaruh dari luar. Disini, dikemukakan tiga teori. Yakni.

  • Aliran lama yang mengngkapkan bahwa anak yang lahir bagaikan sehelai kertas kosong, yang belum ditulis, sehingga pendidik boleh mengisi kertas yang kosong itu menurut kehendaknya.
  • Aliran yang kedua adalah aliran negative. Berpendapat bahwa anak itu lahir sebagai sehelai kertas yang ditulis penuh, sehingga pendidikan tidak dapat mengubah watak-watak anak. Jadi, pendidikan menurut aliran negative dianggap dapat menolak pengaruh-pengaruh jahat dari luar, akan tetapi mewujudkan budi pekerti didalam jiwa anak.
  • Aliran yang ketiga adalah aliran yang terkenal dengan "convergentie-theorie" seperti aliran yang tadi. Seorang anak dilahirkan bagaikan selembar kertas putih yang sudah tertulis penuh, tatpi dalam aliran ini, dijelaskan bahwa tulisan-tulisan tadi merupakan tulisan yang suram. Menurut aliran ini ditetapkan bahwa Pendidikan itu berkewajiban dan berkuasa menebalkan segala tulisan yang suram berisi baik. Agar kelak Nampak sebagai budi pekerti yang baik. Segala tulisan jahat hendaknya dibiarkan jangan sampai menebal.

Citra manusia di Indonesia berdasarkan konsep pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara:

  • Manusia Indonesia yang berbudi pekerti adalah yang memiliki kekuatan batin dan berkarakter.
  • Manusia Indonesia yang maju pikirannya adalah yang cerdas kognisi (tahu banyak dan banyak tau).
  • Manusia yang maju dalam aspek tubuh adalah manusia yang mampu mengendalikan tubuhnya.

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan yang mengena kepada Bangsa Timur adalah Pendidikan yang humanis, kerakyatan dan kebangsaan. Tiga hal inilah dasar pemikiran beliau untuk bangsa dan mengarahkannya kepada politik pembebasan atau kemerdekaan. Pengalaman yang diperoleh dalam mendalami pendidikan yang dinamis ini dengan menggabungkan model sekolah Maria Montessori (Itallia) dan Rabindranath Tagore (India). Menurut Ki Hajar Dewantara dua sistem pendidikan yang dilakukan dua tokoh pendidikan ini yang dilakukan tokoh pendidik ini sangat cocok untuk sistem pendidikan Bumiputra. Lalu dari mengadopsi dua sistem pendidikan itu beliau menemukan istilah yang harus dipatuhi dan menjadi karakter, yaitu Patrap Guru, atau tingkah laku guru yang menjadi panutan murid-murid dan Masyarakat (Ki Hadjar Dewantara, 1952: 107-115).

Dalam proses pendidikan, siswa dipandang sebagai individu yang memiliki potensi moral, mental, fisik, sosial, dan emosional dengan keunikannya. Mereka sebagai cosubject-object yang memiliki kebebasan memilih. Karena itu, kurikulum pendidikan tidak hanya berupaya kurikulum yang bereientasi pada siswa, masyarakat, atau pengetahuan dan teknologi, tetapi merupakan kurikulum eklektik dan komprehensif yang mencakup keempat ranah tersebut (student, society, technology, and spiritual oriented curriculum).

Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara adalah Pendidikan yang memerdekakan yang  tujuannya adalah kemerdekaan. Konsep ini termaktub dalam tiga semboyan dalam bahasa Jawa. Ing ngarsa ung tulada, ing madya mangun karya, tut wuri handayani, artinya di depan memberi contoh, di Tengah memberikan semangat, dan dibelakang memberikan dorongan. Semboyan tut wuri handayani diabadikan dalam logo Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Konsep Ki Hajar Dewantara mengenai Pendidikan sebagai usaha kebudayaan ini selaras juga dengan filsafat progresivisme, maka beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan kemajuan merupakan bagian-bagian utama dari kebudayaan.

Ki Hajar Dewantara melihat peserta didik sebagai subjek yang paling utama dalam pendidikan. Menurut pandangan beliau, peserta didik merupakan kunci utama dalam pendidikan. Peserta didik juga memiliki peranan aktif dalam proses pendidikan yaitu mengembangkan bakat, potensi, kemampuan, dan kepribadian peserta didik itu sendiri.  Dalam proses pendidikan ini menekankan pada pembentukan karakter, moralitas, dan kepribadian peserta didik sebagai subjek. Sedangkan objek dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah hal-hal yang mencakup segala sesuatu yang dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi dalam diri mereka. Keterampilan, kearifan lokal dan pemahaman tentang kebudayaan memberikan peranan khusus dalam sebagai objek pendidikan.

Tujuan pendidikan merupakan masalah sentral dalam pendidikan, sebab tanpa perumusan yang jelas tentang tujuan pendidikan, maka kegiatan pendidikan menjadi tanpa arah dan bahkan dapat salah Langkah. Oleh karena itu perumusan tujuan pendidikan dengan jelas dan tegas sejak awal menjadi bagian yang sangat penting untuk dilakukan.

Manusia merdeka merupakan tujuan pendidikan Ki Hadjar Dewantara, merdeka baik secara fisik, mental, dan kerohanian. Kemerdekaan pribadi dibatasi oleh tertib damai kehidupan bersama, dan ini mendukung sikap-sikap seperti keselarasan, kekeluargaan, musyawarah, toleransi, kebersamaan, demokrasi, tanggungjawab, dan disiplin. Manusia merdeka adalah seseorang yang mampu berkembang secara utuh dan selaras dari segala aspek kemanusiaanya dan yang mampu menghargai dan menghormati kemanusiaan setiap orang.

Salah satu gagasan Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pendidikan adalah  upaya untuk memasyarakatkan tumbuh kembang budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak. Seperti halnya gagasan yang telah diwariskan oleh Ki Hajar Dewantara mengenai konsepsi pendidikan berbasis budaya dan pendidikan kebangsaan. Apabila dilaksanakan dengan baik, maka hasil pendidikan juga menjadi pendewasaan jiwa yang akan mampu mewujudkan kehidupan yang tertib, sakral, dan bermanfaat untuk sesama.

 Ki Hajar Dewantara memiliki peranan penting sebagai tokoh Pendidikan yang ada di Indonesia. Perjuangan-perjuangannya dalam mendirikan pendidikan di Indonesia merupakan contoh nyata tentang suatu usaha dalam memajukan peradaban manusia. Gagasan-gagasannya tentang konsep Pendidikan yang salah satunya adalah Tut Wuri Handayani. Ia menjelaskan peranan penting seorang pendidik yang menjadi contoh bagi peserta didik. Tujuan Pendidikan dalam pandangan beliau adalah manusia Merdeka, adalah seseorang yang mampu berkembang secara utuh dan selaras dari segala aspek kemanusiaanya dan yang mampu menghargai dan menghormati kemanusiaan setiap orang serta memiliki kepribadian yang baik serta berkarakter.

Daftar Pustaka:

Dewantara, N. B. P. K. H. Pendidikan di indonesia dalam budaya bangsa nasional berdasarkan pemikiran ki hajar dewantara.

Haryaningsih, W., & Fardani, D. N. (2023). Studi Komparasi Pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Rahmah El Yunusiyah Tentang Konsep Pendidikan Islam (Doctoral dissertation, UIN Raden Mas Said Surakarta).

Salsabila, S.   (2017).    Pemikiran pendidikan dan pengajaran oleh ki hajar dewantara sebagai landasan kebijakan pendidikan nasional yang sesuai dengan jati diri bangsa.

Wiryopranoto, S., Herlina, N., Marihandono, D., Tangkilisan, Y. B., & Nasional, T. P. K. (2017). Perjuangan ki hajar dewantara: Dari politik ke pendidikan. Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Yanuarti, E. (2017). Pemikiran pendidikan ki. Hajar dewantara dan relevansinya dengan kurikulum 13. Jurnal penelitian, 11(2), 237-265.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun