Mohon tunggu...
Miftahul Mujahidin
Miftahul Mujahidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Raden mas said

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Hidup Manusia Sesudah Kematian

13 Oktober 2024   10:19 Diperbarui: 13 Oktober 2024   10:24 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Membicarakan isu tentang kematian, maka kita kerap menemui istilah topik tersebut sangatlah jauh dari kehidupan manusia, kematian adalah hal yang seharusnya menjadi perbincangan yang penting bagi manusia. Buku Hidup Sesudah Mati, karya nya Abu Fatiah Al-Adnani ini mengajak kita untuk membahas isu tentang kematian, yaitu fase perjalanan menuju kematian hingga fase menuju hari kebangkitan

Abu Fatiah Al-Adnani menulis buku Hidup Sesudah Mati ini dengan pernyataan yang menarik.Ia mengajak kita untuk membuka pikiran dengan mempertanyakan apa itu kematian dan bagaimana cara kita untuk menghadapinya? Setelah itu, Apa saja amal perbuatan yang bisa menyelamatkan kita dari kematian. Selama ini manusia sangatlah waspada akan datangnya yang nama nya kematian.  

Sebelum kita membahas tentang kematian, mari kita terlebih dahulu membahas tentang kehidupan dunia yang diibaratkan halte/tempat beristirahat sebelum menuju gerbang pertama menuju terminal, Kehidupan dunia ini hanyalah ladang untuk kita beramal dan beribadah kepada allah swt , demi meraih panen yang baik diakhirat kelak.Dunia adalah tempat beramal dan berkarya, dan akhirat adalah tempat hidup yang sebenarnya, karena disanalah semua usaha manusia dan jin akan mendapatkan balasan yang setimpal.

 Seperti kata Habib Jafar dalam sebuah Podcast menjelaskan makna dari Al-Qur’an surat Al-Mulk ayat 15, Segala sesuatu ini diciptakan untuk manusia sebagai panggung bagi manusia, maka setelah panggung ini selesai bagi si aktor (manusia) dalam bermain maka panggung ini ditiadakan (kiamat).

 Dari buku yang saya baca karya Abu Fatiah Al-Adnani, menulis dalam buku nya bahwa kehidupan dunia sejatinya adalah medan ujian. Ujian yang mentukan siapa yang taat kepada allah dan siapa yang durhaka kepadanya. Allah swt berfirman:

الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ ۝٢

yaitu yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.( Al Mulk; 2)

Menafsirkan ayat diatas, imam ibnu katsir berkata;

“Maksudnya adalah kami menguji kalian,terkadang dengan berbagai musibah dan terkadang dengan berbagai kenikmatan. Kami akan melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur; siapa yang bersabar dan siapa yang putus asa. Ibnu abbas berkata; ’’kami akan menguji kalian dengan kesusahan dan kelapangan, Kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kemiskinan, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan.’’

 Ibnu kastir Ad-dimasyki, Tafsir Al-Qur’anil ‘Azhim, 5/342

Jika kehidupan dunia diibaratkan dengan tempat untuk beriistirahat/tempat untuk beramal, maka sakratul maut adalah gerbang menuju terminal pertama. Sebelum menuju terminal awal dari perjalanan ini, mari kita renungi kedahsyatan digerbang sakratul maut ini; allah swt berfirman;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun