Mohon tunggu...
Miftahudin
Miftahudin Mohon Tunggu... Swasta -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Universitas Terbuka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kisah Tragis Kucing-kucing Kurus

4 Desember 2018   21:49 Diperbarui: 4 Desember 2018   21:52 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kucing liar pada umumnya tumbuh dan berkembang biak di desa dan di kota. Bagi sebagian orang, kucing merupakan hewan pengganggu, karena kucing sering mencuri makanan dan membuang kotoran sembarangan sehingga mengganggu kenyamanan. Kucing kucing itu terpaksa mencuri makanan sebab tidak ada yang mau memberi makan. Jadinya kucing kucing ini harus mencari makanan sendiri dan juga harus menyeberang jalan menuju ke kampung sebelah apabila tidak menemukan makanan. Penduduk di sekitar sini juga tidak menyukai kucing liar karena mungkin saja tubuhnya terdapat beberapa penyakit akibat dari tidak pernah di rawat. 

Bapak guru menjelaskan tentang populasi kucing liar secara panjang lebar seperti ketika mengajar di sekolah. profesinya sebagai guru bimbingan belajar telah di jalaninya sejak 8 tahun yang lalu di kampungnya. Sehingga anak ini faham betul tentang penyebab populasi kucing liar selalu bertambah. 

Tidak terasa Sudah satu jam berlalu mereka berbincang bincang. Anak ini pun akhirnya meminta diri untuk berpamitan. Sebelum melangkahkan kaki, ia sempat bertanya siapa yang telah tega melindas tiga anak kucing kurus itu, si Bapak menjawab jika melihat dari darah yang belum kering dan luka luka yang masih menganga yang ada di bangkai kucing mungkin terlindasnya ketiga kucing itu baru beberapa jam sebelum di kuburkan. Dan mungkin saja yang melindas kucing kucing ini adalah mobil Toyota Avanza yang di kemudikan oleh seorang pak Walikota. Karena orang-orang yang ada di warung kopi bersamanya sebelum Anak ini membawa bangkai kucing telah melihat mobil Toyota Avanza berhenti tepat di depan warung kopi dan melihat gelagat aneh dari Pak Kades ketika itu. Pak Kades turun dari mobilnya tampak terlihat sangat panik, sepertinya ada masalah yang belum terselesaikan. 

Pak Kades juga terlihat sedang mengecek beberapa bagian mobilnya seperti keempat roda dan bumper beberapa kali sebelum memasuki mobilnya kembali. Tapi pada saat itu Bapak guru serta beberapa orang yang sedang ngopi di warung tidak berani untuk sekedar bertanya kenapa Kades sepanik itu. Dan mereka berpikir bahwa orang akan menjadi sepanik itu mungkin telah ada sesuatu hal yang buruk terjadi, Mungkin juga Pak Kades telah menabrak sesuatu karena beberapa kali dia melihat bumper serta keempat rodanya sebelum dia pergi lagi.

Dan jika memang benar Pak Kades yang telah melindas ketiga anak kucing kurus ini, tentu sangatlah wajar bila dia sangat merasa panik. Karena ada sebuah mitos yang masih di percaya oleh penduduk sekitar hingga saat ini bahwa ketika sedang berkendara dan tidak sengaja telah menabrak kucing  sampai mati, maka akan terjadi hal hal buruk yang akan menimpanya.

Anak itu kembali melontarkan pertanyaannya, "apakah mobil tak bisa berhenti dahulu untuk membiarkan kucing kucing menyeberang"

"Bisa saja Mobil berhenti untuk menunggu kucing kucing lewat. Tapi jika pak kades sudah terburu buru mengejar waktu, ia pasti akan menabrak kucing kucing itu" Jawab pak Guru

Kenapa pak Kades terburu-buru? , tanya anak ini kembali 

"Pak kades beberapa hari ini sedang banyak bermasalah, karena pak kades pernah tertangkap basah sedang menyelewengkan dana desa berjumlah Jutaan rupiah, belum lagi istri simpananya sedang di rawat di rumah sakit. Mungkin dia mengendarai mobil dengan buru-buru untuk menjenguk istri simpananya di rumah sakit.  atau mungkin mau menghindar dari kejaran polisi" jawab Pak Guru 

Setelah mendengar jawaban dari Pak Guru, Si anak menggeleng-gelengkan kepalanya karena mungkin merasa heran dengan kelakuan Pak kades yang telah berani mengambil Dana Desa dan mempunyai banyak istri. Atau mungkin dia menggelengkan kepalanya karena tidak paham dengan apa yang baru saja di jelaskan oleh Pak Guru, karena mungkinkah anak seusia 7 tahun sudah mengetahui tentang uang rakyat dan poligami.

Kali ini si anak berniat untuk pergi, dan setelah beberapa meter meninggalkan rumah pak Guru, Di telinganya masih terdengar sayup sayup celoteh pak guru yang mengatakan perbedaan antara Kucing-kucing liar dan manusia. Jika manusia dalam mengumpulangan harta terkadang mengorbankan yang belum tentu bersalah. Tetapi  kucing dalam melanjutkan hidup terkadang harus mengorbankan nyawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun