Mohon tunggu...
Miftahudin
Miftahudin Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Playboy Kelas Teri

18 Juni 2023   19:32 Diperbarui: 18 Juni 2023   20:03 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita bersambung


cinta mampu merangsang manusia untuk berpikir seimbang. Meskipun teramat sulit, perasaan dan pemikiran sudah seharusnya dilatih untuk bisa berjalan beriringan. Dengan begitu, manusia terhindar dari kebodohan juga sikap semena-mena saat jatuh cinta.

Pada suatu siang nampak dua lelaki tengah berbincang bincang. Lelaki yang pertama usianya telah mencapai kepala empat. Hingga saat ini ia masih belum mempunyai isteri. Hal Ini membuatnya semakin gelisah, lalu mencari solusi pada lelaki di sampingnya yang seorang playboy kelas teri. Ia berharap barangkali kisah-kisah percintaan dari si playboy ini dapat memberikanya wawasan yang berguna untuk mengatasi masalahnya. Lantas mulailah lelaki playboy kelas teri itu bercerita:

"Ketika itu hari Jum'at siang. Aku membuat janji ingin mengembalikan sebuah barang milik seorang wanita muda di suatu tempat. Setelah perkenalan dan di rasa telah cukup melihat-lihat suasana di luar lalu aku pun mengawali pembicaraan. Dengan sengaja ku pandangi wajah wanita ini, karena diriku ingin membuat kenangan tentang orang yang baru saja kukenali. Aku ingin menghafalkan wajahnya untuk ku simpan dalam benakku. Dan Saat itu juga aku baru menyadarinya, bahwa ternyata wajahnya sangat cantik, bahkan cantik sekali, ada keanggunan yang nampak dalam tiap lekuk wajahnya, sebuah kecantikan natural.

Suatu kecantikan yang tak membutuhkan lagi riasan atau bahkan solek. Dengan hijab yang menutupi rambutnya, ia nampak semakin cantik, dikala ku pandang wajahnya, dan dia pun membalas dengan tatapan matanya yang teduh. Seketika itu hati dan pikiranku bergejolak. Angan angan pun bergentayangan kemana-mana. Hingga akhirnya aku tak mampu lagi belama-lama memandang wajahnya. karena kemungkinan besar hanya akan memunculkan hasrat. Bahkan memicu libido, aku harus mampu untuk mengontrolnya. 

Dan oleh karena itu pandanganku alihkan ke sisi di seberang jalanan. Tubuhnya yang dibalut dengan baju biru panjang telah  menambahnya semakin ayu, Gerakannya saat melangkah juga terlihat sangat gemulai, seperti suatu gerakan penari yang lembut tertata, inci demi inci dari tubuhnya memancarkan aura kewanitaan sempurna. layaknya seorang putri. Aku berhasil dibuatnya semakin takjub dan terbius oleh kecantikan tanpa cacat. Dalam diam otakku pun berpikir, bahwa kecantikan adalah sesuatu yang telah melekat di dalam setiap tubuh wanita.

Cantik itu sendiri adalah suatu yang kemudian mewujud sebagai suatu yang indah dan menarik. seperti yang sedang di perlihatkan padaku detik ini, wanita yang saat ini berada tepat didepanku ini mempunyai sebagian besar sarat atau Kriteria cantik dari seorang wanita. Di mana dirinya bertubuh ideal, berkulit putih dan mungkin saja berambut lurus, hitam, serta panjang. Dengan hadirnya era modern seperti sekarang ini. arti sebuah kecantikan kemudian menjadi sama pada setiap daerah dan negara. 

Seluruh orang mengakui wanita cantik adalah yang memiliki kriteria dengan simbol-simbol itu. Sejauh yang aku ketahui, wanita cantik dengan mengenakan kosmetik hanyalah sebuah konsep sosial. Sayangnya banyak wanita terjebak pada konsep ini. Apabila tidak berkosmetik, akan dipertanyakan mengapa tidak menggunakannya. Untuk wanita yang enggan berkosmetik seperti seseorang yang ada di hadapanku ini karena merasa "kurang cantik" dengan wajahnya, kekhawatiran itu bisa dibingkai dengan konsep cantiknya seseorang wanita bukan ditentukan oleh fisik saja. karena aku telah dapat melihat dari unsur kecantikannya yang lain seperti sikap, dan mungkin juga kecerdasanya"

"Setelah sempat termenung untuk beberapa saat, akhirnya suara lembut yang keluar dari bibirnya mampu membuyarkan semua yang aku pikirkan, aku pun terperanjat. Dan untuk kesekian kalinya aku pandangi wajahnya, untuk yang sekali ini kusengaja agak lebih lama. Dan seperti saat saat sebelumnya, ia pun membalas tatapanku dengan tatapan mata berbinar. Tatapan itu mengandung arti. karena rasa penasaran atau merasa risih, maka dirinya pun bertanya. Kenapa kau memandangiku seperti itu.

Lantas kucoba menjawab dengan hati-hati. Meskipun penuh dengan rasa malu. "bukan, bukan seperti itu! Serius!, Hanya saja ada sesuatu hal yang membuat aku ingin selalu memandangmu" ia sedikit mengerutkan dahi. Jika kamu bersedia memberikan maaf atas apa yang barusan kulakukan, aku kan memberikanmu penjelasan"sebelumnya aku memohon maaf dengan segala kerendahan hati, jika itu membuat kamu merasa tak nyaman dan marah, karena menurutku kejujuran adalah suatu yang penting dan perlu untuk di ungkapkan.

"begini...ee..pada permulaanya, antara kita itu tidak saling mengenal, tetapi hanya karena setelah aku menemukan berkas berkas milikmu itu yang akhirnya mempertemukan kita di sini, "kamu sudah memberitahukan namamu, Intan Eka Maharani, bagiku adalah sebuah nama yang bagus, kalau boleh aku berpendapat, Intan adalah jenis batu perhiasan, intan memancarkan sinar yang berkilauan, cantik memukau mata, sementara Eka berarti Satu, dan Maharani berarti seorang Ratu atau Raja Perempuan. 

Gabungan dari tiga kata itu memberikan makna Seorang ratu yang sangat Cantik jelita, mungkin itulah yang ayah dan bundamu kehendaki padamu kelak, dan memang benar, kamu sekarang telah menjadi seorang wanita yang cantik jelita, ini adalah kenyataan. Tidak,...itu bukan kata kata rayuan, itu adalah sesuatu kenyataan yang ada pada dirimu, kamu harus mulai menyadarinya, dan aku juga yakin pria lain yang menatap wajahmu juga akan mengatakan hal yang sama.

"Apakah engkau tahu tentang persamaan antara wanita dan sebuah lukisan ??"

(Ia menggeleng pelan, lalu aku melanjutkan)

"wanita dan lukisan pada dasarnya memiliki beberapa persamaan. sebuah lukisan memancarkan pesona, cantik, indah, elok. dan ada banyak lagi kata apresiasi yang lain. wanita juga sama halnya, setiap wanita pada dasarnya juga memiliki sifat serta pesona seperti itu. Hanya saja laki laki yang cermat dapat menemukan itu. Sama halnya dengan Lukisan karya Pablo piccaso. Lukisan itu hanya bisa di nikmati oleh mereka para pecinta karya aliran cubisme. Sementara itu aku termasuk pecinta karya aliran naturalisme, lebih menyukai karya karya naturalis, seperti wajahmu itu" persamaan kedua, kecantikan, atau sebuah keindahan yang nampak pada lukisan itu yang pasti memiliki tujuan agar di pandang oleh banyak orang.

Karena tidak mungkin suatu lukisan yang setelah jadi kemudian dibungkus dengan kain tebal dan tidak pernah di pamerkan di galery seni. itu tidak mungkin,. Sama halnya dengan kecantikan yang kau miliki, bertujuan untuk di lihat dan di nikamati, dan akan ada begitu banyak orang yang akan menikmati kecantikan wajahmu tanpa engkau sadari, aku sendiri telah beberapa kali menikmati kecantikan wajahmu"

"kemudian persamaan yang ketiga: bagi seorang pecinta lukisan, setelah orang itu melihat satu lukisan yang membuat hatinya terpikat. tentu saja ia kemudian akan mencari tahu siapa yang membuatnya, ia akan menemui pemiliknya, dan jikalau ia berminat untuk memiliki lukisan itu, hal pertama yang dia lakukan adalah bertransaksi dengan pemilik atau pembuat lukisan. Setelah bersepakat mengenai kisaran harga, maka si pecinta lukisan boleh membawa lukisan yang di beli untuk di bawa pulang. 

Tetapi sebaliknya, jika keduanya tidak dapat bersepakat mengenai harga, maka si pecinta lukisan tidak boleh membawa lukisan itu ke rumah. Jika ia memaksa, itu adalah suatu pelanggaran. hal ini tidak jauh berbeda dengan seorang wanita, bagi seorang pecinta wanita, seperti halnya aku sendiri. ketika aku melihat seorang yang ia adalah wanita cantik rupawan, oleh karenanya aku mempunyai hasrat untuk memiliki wanita itu. maka hal yang aku lakukan pertama kali adalah mencari tahu siapa pembuat atau pemilik wanita itu." 

Pemilik wanita ini tentunya adalah Tuhan, dengan perantara Ayah dan Bundanya, maka aku akan menemui Tuhan serta Ayah dan Bundanya untuk melakukan transaksi," dan jika seandainya transaksi ku nantinya berhasil, maka aku selanjutnya akan menentukan kesepakatan mengenai harga dalam bentuk mahar pengantin"

"persamaan ke empat : Jika lukisan sudah di bolehkan untuk di bawa pulang oleh pembeli lukisan, maka si pembeli lukisan akan membawa lukisan itu dengan hati-hati, karena lukisan hanya dilapisi dengan kaca, kaca itu rentan pecah. Ini sama dengan sifat seorang wanita, wanita itu cantik dan rentan dari kekerasan. ia mungkin akan membungkusnya dengan kain katun, sesampinya dirumah dia akan menempatkan lukisanya pada tempat yang tinggi serta layak. 

Lukisan itu akan selalu di bersihkan dari noda-noda yang akan menutupi keindahanya.""seandainya kamu persamakan diriku dengan seorang pecinta lukisan, adalah memang benar adanya, aku adalah pecinta wanita, setelah berhasil membayarkan mahar. aku akan membawamu pulang, akan aku bungkus tubuhmu dengan kain sutra terindah, aku akan menempatkan engkau dalam tempat yang layak, dalam sanubari, aku akan senantiasa merawatmu."

"Sebenarnya masih ada begitu banyak persamaan lain yang tak sempat aku jelaskan kepadamu.. semuanya, mungkin akan aku sampaikan di lain kesempatan"

"tapi yang terpenting adalah, jika seseorang pecinta wanita datang menemuimu, dan ingin memilikimu, hendaknya ia berperilaku sebagaimana seorang pecinta lukisan yang telah ku sampikan padamu" 

Intan eka maharani hanya tersenyum setelah mendengar semua yang ku katakan. Dan akhirnya kami pun berpisah. Kembali pulang kerumah.

***

Bersambung...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun