Tak bisa dipungkiri, Indonesia selalu terbelakang dalam hal tekhnologi. Saat negara lain menggunakan robot untuk memproduksi sebuah produk, misalnya, Indonesia masih menggunakan tangan dan keringat para buruh untuk melakukan hal itu. Itupun, kualitas produknya masih kalah jauh dibanding hasil tangan-tangan robot tadi. Aneh memang, tapi begitulah potret sebenarnya bangsa kita saat ini.
Tidak usah jauh-jauh, kenal sedikit dengan yang namanya facebook dan instagram saja, tiba-tiba lupa dengan urusan lainnya dan bahkan terlena. Seolah facebook dan instagram merupakan tekhnologi tercanggih masa kini. Padahal, kalau mau prduktif seperti negara lain, pasti berfikir, melakukan riset, belajar dan mencari tahu bagaimana caranya agar bisa menciptakan media sosial yang lebih daripada keduanya.
Hal semacam ini tidak terjadi di Indonesia. Rakyat kita hanya bisa menikmati dan menikmati. Tak hanya menikmati, bahkan banyak korban berjatuhan akibat media sosial tersebut. Mulai dari korban penipuan, percintaan dan lain-lain. Media sosial kerap digunakan untuk hal-hal yang tidak sebagaimana mestinya.
Fenomena semacam ini, tak lain disebabkan karena tidak adanya wadah untuk masyarakat, kurangnya pengetahuan akan hal tekhnologi, sehingga perkembangan tekhnologi yang seharusnya berdampak positif, malah kerap disalahgunakan dan akhirnya merugikan masyarakat. Maka, untuk mengantisipasi hal semacam ini, Indonesia butuh wadah. Butuh kawasan yang concern membahas, meneliti, mempelajari, dan bahkan memproduksi segala macam hal yang berhubungan dengan tekhnolgi.
Kondisi bangsa Indonesia seperti inilah yang membuat Hary Tanoesoedbjo kerketuk dan tergerak. Ia kemudian mengajak masyarakat agar melek tekhnologi dengan membangun sebuah kawasan khusus yang akan menjadi pusat tekhnologi di Indonesia. Kawasan ini bernama Smart City dan berlokasi di Tangerang, Banten. Segala macam hal yang ada di dalamnya akan dikonsep digital.
Hary Tanoe menginginkan agar Smart City bisa seperti Silicon Valley yang berada di California, Amerika Serikat. Silicon Valley saat ini menjadi pusat industri teknologi informasi dunia dan menjadi 'rumah' bagi perusahaan-perusahaan teknologi ternama seperti Google, Apple, Yahoo, Facebook dan lain sebagainya.
"Kita ingin (Smart City) jadi pusat percontohan. Kalau bisa Silicon Valley-nya Indonesia di situ. Mudah-mudahan kalau sudah dapatsizeyang lumayan baru kita lakukan pembangunan,"Â ungkapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H