Bagaimana aku tidak mengagumimu
Saat yang lain sibuk berburu busana dimall mall kota
Engkau justru sepi menyendiri di pojok taman baca
Bagaimana aku tidak mengagumimu
Saat yang lain sibuk merias kuku tangan
Tanganmu justru sibuk membolak-balikan lembar sabda Tuhan
Bagaimana aku tidak mengagumimu
Saat yang lain berlomba menampilkan gosip terbaru teman dekatnya
engkau justru memilih diam tanpa komentar
bagaimana aku tidak mengagumimu
saat yang lain menjadikan orang tua sapi perah
engkau justru memilih menjadi tiang dimana orang tuamu bisa bersandar
bagaimana aku tidak mengagumimu
saat yang lain tidur dikasur yang empuk
engkau justru memlilh mendekap bumi sebagai teman istrahatmu
bagaimana aku tidak mengagumimu
saat yang lain berfikir apa yang bisa dia dapatkan
engkau justru berfikir apa yang bisa engkau berikan
bagaimana aku tidak mengagumimu
saat yang lain menunjukan kelas sosialnya
engaku justru memilih menghilangakan semaua kelas yang merenggut kebebasanmu
bagaimana aku tidak mengagumimu
saat yang lain meneriakan nama tuhan dijalan untuk mendapat legalitas kesucian
engaku justru menyembunyikan tuhan jauh dihatimu
begitu rapat engkau menyembunyikannya..seperti engkau menyembunyikan aibmu sendiri
aku mengagumimu....
karena engkau memang layak untuk dikagumi..
jakarta, 09 september 2009
Miftahsirun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H