Mohon tunggu...
Miftah Khoirunnisa
Miftah Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manajemen Bisnis '22

Hobinya menyukai hal-hal yang asyik

Selanjutnya

Tutup

Financial

Perbandingan Metode Activity Based Costing (ABC) dengan Metode Tradisional: UMKM Tahu Makmur Bu Tuju

11 Desember 2024   22:00 Diperbarui: 11 Desember 2024   22:08 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah persaingan bisnis yang terus berjalan, UMKM Tahu Makmur Bu Tuju tetap bertahan dan bahkan terus berkembang. Salah satu kuncinya adalah pengelolaan biaya yang cermat melalui pendekatan akuntansi manajemen. 

Akuntansi manajemen sering kali dianggap sebagai hal rumit dan hanya relevan untuk perusahaan besar. Padahal, konsep akuntansi manajemen dapat diterapkan pada semua jenis usaha, termasuk UMKM. Dengan menggunakan konsep  akuntansi manajemen yang sederhana, UMKM dapat memperoleh informasi yang akurat dan relevan untuk mengambil keputusan yang lebih baik. 

UMKM Tahu Makmur Bu Tuju merupakan sebuah usaha rumahan yang memproduksi tahu berkualitas. Pabrik Tahu ini beralamat di Madugondo RT01/06, Tegalgondo, Wonosari, Klaten, Jawa Tengah. Selain menghasilkan tahu yang berkualitas Pabrik Tahu Bu Tuju juga telah memiliki pasar atau konsumen sendiri.

Activity Based Costing (ABC) adalah metode akuntansi yang menghitung biaya berdasarkan aktivitas, mengidentifikasi potensi signifikan untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas UMKM tahu. Sedangkan Metode tradisional adalah metode yang digunakan untuk menghitung dan membandingkan biaya suatu produk, dengan fokus pada volume produksi sebagai indikator utama biaya.

UMKM ini menggunakan dua metode yaitu activity based costing (ABC) dan metode tradisional dalam menghitung profitabilitas pabrik. Dalam perhitungan metode tradisional biaya per unit tahu kepel sebesar Rp284 dan untuk tahu goreng sebesar Rp236. Sedangkan dalam perhitungan ABC terdapat peningkatan biaya per unit tahu kepel sebesar Rp327 dan tahu goreng sebesar Rp312. 

Selisih tahu kepel dengan menggunakan metode ABC dan metode tradisional adalah Rp43 sedangkan selisih tahu goreng sebesar Rp76. Perbedaan ini menggambarkan bagaimana metode activity based costing dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai biaya yang dikeluarkan untuk setiap produk. Hal ini dapat memudahkan UMKM dalam mengambil keputusan yang lebih tepat dalam pengelolaan biaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun