Mohon tunggu...
Muhammad Miftah Jauhar
Muhammad Miftah Jauhar Mohon Tunggu... Guru - Sciences and Islam

Specialization in molecular biology

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Eksistensi Islam dan Perkembangan Ilmu

29 Agustus 2019   23:00 Diperbarui: 30 Agustus 2019   00:25 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gelombang perkembangan teknologi saat ini sangatlah dirasa begitu cepat dan kuat. Hanya dalam kurun dekade saja, kemunculan teknologi-teknologi baru begitu bervariasi, terutama saling berlomba dalam konteks ukuran.

Berbeda halnya jika kita bandingkan dengan perkembangan mesin uap menjadi mesin berteknologi listrik/elektrik yang butuh waktu yang cukup lama, dan berbagai contoh lainnya.

Dengan kondisi seperti itu, timbullah berbagai pertanyaan, yang paling mendasar adalah apakah perkembangan teknologi sebagai output dari ilmu yang maju secara pesat merupakan ancaman bagi eksistensi Islam?

Jika kita mengulas mengenai hal tersebut, terlebih dahulu tentu harus kita pahami dasar-dasar bagaimana Islam memandang dan berhubungan dengan ilmu itu sendiri. Hal ini menjadi sangatlah penting karena dengan memahami hal mendasar, kita dapat memahami perkembangan dari hal-hal tersebut.

Layaknya saat kita telah memahami suatu prinsip sebuah ilmu, katakanlah seperti operasi aljabar dengan memahami operasi dasar komutatif, asosiatif, dan distributif maka kita akan dapat melakukan berbagai operasi hitungan lanjut.

Atau contoh lain dalam ilmu biologi, saat kita memahami untuk mensintesis DNA terdapat 3 tahapan dasar, maka kita dapat melakukan berbagai variasi teknik atau bahan yang digunakan.

Ilmu berasal dari Bahasa Arab yang maknanya berarti mengetahui pengetahuan. Kata ilmu pula memiliki makna lain yang cukup dekat yakni makna petunjuk/tanda. Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara pengetahuan dan petunjuk.

Segala pengetahuan yang ada kemudian memiliki manfaat dan berubah menjadi ilmu sejatinya muncul dari alam yang mana alam sebagai tanda/petunjuk sesuai dengan firman Allah dalam surat Yunus ayat 6 yang artinya, "Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa". Sehingga ilmu merupakan media dalam mengenali adanya Sang Pencipta.

Dan output tertinggi dari mengenali Allah yakni derajat takwa. Maka ilmu dalam Islam akan selalu berjalan beriringan, keduanya akan selalu ada dalam rangka saling mendukung satu sama lain.

Secara tersirat bagaimana Islam mendudukkan ilmu seperti yang dituliskan di paragraf sebelumnya telah menyentuh tujuan ilmu itu sendiri. Dengan kedudukan ilmu yang begitu mulia di dalam Islam, maka sangatlah rendah derajat ilmu itu jika digunakan hanya semata untuk kepentingan duniawi.

Tujuan ilmu dalam perspektif Islam mencakup 2 konsep yakni untuk memahami agama dan mengenal Allah serta menyempurnakan tugas manusia sebagai khalifah di bumi. Imam Al-Ghazali berkata, "kita menuntut ilmu selain karena Allah, maka ilmu enggan datang kecuali karena Allah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun