Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dilaksanakan pada tahun 2013 oleh beberapa sekolah piloting. Pada tahun 2014 kurikulum 2013 diberlakukan di semua sekolah seluruh Indonesia SD kelas 1,2,4 dan 5, SMP kelas 7 dan 8, SMA/SMK kelas 10 dan 11. Persiapan pun dilakukan oleh pemerintah mulai dari pengadaan buku guru dan buku siswa, perekrutran nara sumber, instruktur nasional, pelatihan instruktur nasional, pelatihan guru sasaran dan masih banyak kegiatan lain. Kurikulum 2013 ini benar-benar serius dikerjakan oleh pemerintah secara serempak di tiap-tiap kabupaten/kota. Bandan/instansi setingkat LPMP, P4TK dikerahkan untuk melancarkan kegiatan implementasi kurikulum 2013. Pemerintah memastikan bahwa semua guru sasaran harus mendapatkan pelatihan kurikulum 2013. Semua kepala dinas pendidikan kota/kabupaten terus melakukan pemantauan dan control terhadap kelancaran implementasi kurikulum 2013. Walaupun demikian, sampai awal masuk tahun ajaran baru 2014 masih ada beberapa guru yang belum ikut pelatihan. Bulan Agustus minggu ke-4 masih terdapat guru yang belum ikut pelatihan. Pemerintah menyadari bahwa waktu yang terlalu pendek tidak memungkinan menyelesaikan pelatihan sampai bulan Juli. Pemerintah tetap berusaha menyelesaikan penuntasan pelatihan kurikulum 2013. Upaya ini tentu saja patut mendapatkan apresiasi. Inilah salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.
Tidak sebatas pelatihan kurikulum 2013 saja, pemerintah melalui kementrian dan Dinas Pendidikan Provinsi, Kab/Kota membentuk Tim Pengembang Kurikulum Kota/Kabupaten (TPK). Tugas TPK Kab/Kota adalah mendampingi guru yang telah mengikuti pelatihan guru sasaran. TPK Kab/Kota dilatih selama 5 hari untuk mendapatkan informasi tentang realisasi pelaksanaan kurikulum 2013 di tiap-tiap sekolah. TPK memastikan bahwa proses pembelajaran di sekolah sudah sesuai dengan harapan. Apabila terdapat ketidak sesuaian dalam melakukan proses pembelajaran, maka TPK mempunyai tanggung jawab memberikan masukan dan bimbingan secara kolegial. Dengan demikian tugas TPK tidak bermaksud untuk menilai, mengoreksi, melakukan supervisi, akan tetapi lebih pada konfirmasi keterlaksanaan di kelas. JIka ada hal yang tidak sesuai TPK memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan koreksi sendiri.
Tidak berhenti sampai pada kegiatan pendampingan, para pakar pendiidikan terus melakukan pengakajian terhadap segala peraturan yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum 2013. Beberapa peraturan Permendikbud pada tahun 2014 mengalami beberapa perubahan. Perubahan permendikbud dilakukan dalam penyempurnaan aturan implementasi kurikulum 2013. Dari beberapa pelatihan yang diikuti Instruktur Nasional maupun tim pengembang, senantiasa ada update materi tentang kurikulum 2013. Pada nara sumber senantiasa menyampaikan bahwa kurikulum 2013 sebagaimana benda hidup yang senantiasa mengalami perubahan. Sehingga guru tidak perlu risau apabila setiap saat ada update materi. Guru hendaknya senantiasa mencari informasi perkembangan kurikulum 2013.
Buku guru dan buku siswa yang menjadi salah satu ujung tombak pelaksanaan kurikulum terus dikebut oleh pemerintah. Percetakan diperbanyak, pendistribusian dipercepat. Buku guru dan buku siswa yang telah mengalami revisi beberapa kali akhirnya dapat diterima oleh beberapa sekolah di seluruh Indonesia. Walaupun ada beberapa sekolah yang mengalami keterlambatan dalam menerima buku. Hal ini dapat dimaklumi karena adanya keterbatasan dan kemampuan percetakan dalam mengelola maupun mendistribusikan buku. Atas keterlambatan buku yang diterima, sekolah tidak diam. Sekolah melakukan penggandaan mandiri sebanyak 1 bab. Aktivitas pembelajaran siswa di kelaspun tidak terganggu. Kesigapan pihak sekolah dalam mensikapi keterlambatann buku patut diberikan apresiasi. Siswa tidak menjadi korban dan tetap bisa belajar tanpa gangguan. Pada pertengahan bulan Agustus 2014 hampir semua sekolah sudah menerima buku siswa. Dengan demikian sekolah tidak perlu melanjutkan penggandaan buku siswa untuk bab 2.
Dari uraian di atas ada orang yang berpendapat bahwa implementasi Kurikulum 2013 rempong . Pendapat ini wajar karena proses implementasi kurikulum 2013 memang melalui lika-liku perjalanan yang membutuhkan waktu dan dana tidak sedikit.. Kurikulum 2013 sudah berada di tangan para guru yang siap mengimplementasikan di kelas. Para guru dengan materi yang diperoleh dari pelatihan mencoba mengimplementasikan dalam pembelajaran. Kecemasan akan sulitnya perubahanmindset sering terjadi. Guru harus menyesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang diberikan., begitu pula siswanya. Wajar kalau perubahan pada siswa membutuhkan waktu yang cukup lama. Para guru harus bersabar dan berusaha tetap mengimplementasikan kurikulum 2013 sesuai dengan ilmu yang diperoleh. Tidak bijak apabila guru memberikan kesimpulan dini tentang ketidak berhasilan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013. Guru harus bersabar dan melakukan koreksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Guru hendaknya senantiasa melakukan evaluasi proses pembelajaran dengan teman sejawat di sekolahnya atau antar sekolah. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam kesuksesan implementasi kurikulum 2013. Dengan demikian tujuan pemerintah mencetak generasi emas di tahun 2045 dapat tercapai.
Penulis : Guru Matematika SMPN 10 Semarang, Instrukur Nasional Kurikulum 2013 Mapel matematika, Tim Pengembang Kurikulum Kota Semarang, Alumnus Magister Administrasi Pelayanan Pendidikan Universitas Diponegoro.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H