"Maafkan kami, Pak Danu. Warga ingin meminta penjelasan dari Pras, apa brnar dia yang menghamili Anik," kata Wiryo.
Pak RT dan warga dipersilakan masuk rumah oleh Danu. Kemudian ia meminta Anik dan Pras duduk berjejer di ruang tamu.
Pras merasa menjadi pesakitan selayak terdakwa di persidangan. Dalam hati ia berkhayal seperti ini kah rasanya duduk berdampingan di pelaminan bersama Anik? Disaksikan banyak orang yang antri memberi restu.Â
Tapi malam itu bukanlah pesta perkawinan melainkan malam pertaruhan dan pembuktian. Pertaruhan apakah benar Anik layak dipertahankan, pembuktian bahwa Pras bukanlah pencipta aib yang mencoreng martabat keluarga, merusak nama baik desa. (Miv)
Bersambung