Mendiskusikan tulisan merupakan cara terbaik sebagai evaluasi sejauh mana perkembangan anak. Hal ini saya terapkan di jam ekskul jurnalistik. Apabila karya siswa berhasil dimuat koran, siswa bercerita kepada teman-temannya bagaimana dia mencari ide dan proses menulisnya.
Siswa lain akan belajar mengamati karya yang layak terbit itu seperti apa. Karya siswa lain juga bisa didiskusikan sebagai perbandingan.
3. Mengikuti Workshop Menulis
Workshop atau pelatihan menulis bisa menjadi acuan siswa. Beberapa media dan komunitas kerap membuat pelatihan menulis berita atau cerpen dan puisi.
Dalam pelatihan siswa dilatih kiat-kiat menjadi penulis dan wartawan secara profesional. Siswa juga dilatih praktik menulis dan reportase.
Sekolah bisa mendatangkan narasumber berkompeten, jika tidak memungkinkan mengikuti kegiatan di luar sekolah.
4. Mempelajari Karakter Media
Siswa diarahkan mempelajari karakter setiap media yang menjadi target publikasi. Media ibarat pembeli, sedang penulis sebagai penjualnya. Jika kita ingin karya dimuat setidaknya mengerti karakter media. Penulis tentu juga bisa berkreasi bebas sehingga jutru media yang melirik karya penulis.
Media satu dengan yang lain punya karakter berbeda sesuai visi dan misi redaksi. Butuh kecermatan mempelajari karakter sebuah media agar target publikasi tidak salah sasaran.
5. Dampingi Pengiriman Karya
Langkah terakhir, siswa perlu didampingi. Pendampingan termasuk memastikan format tulisan, dan penyuntingan karya seperlunya. Pengeditan oleh guru diperlukan asal tidak mengubah substansi.Â